Emiwati

Emiwati, S. Pd. adalah alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas ...

Selengkapnya
Navigasi Web

DIRA, DORI, DAN TAKJIL (5)

DIRA, DORI, DAN TAKJIL

Dira tertegun melihat sikkap Dori kepadanya. Ia berpikir apakah sikapnya benar-benar sudah berlebihan. Ia berpikir keras mengingat setiap kata yang ia ucapkan kepada Dori.

Ditengah lamunannya, Dira melihat ke arah kunci motor yang masih terpasang. Ia pun menghidupkan sepeda motornya dan pergi begitu saja

“Apa aku salah?” gumam Dira

“Lagian hanya takjil, kenapa Dori jadi marah begitu. Takjil juga ga bikin adik-adik pengamen itu kenyang” lanjut Dira

Sepertinya Dira merasa bersalah dengan sikapnya, ada perasaan mengganjal di hatinya.

Dira berhenti di depan sebuah rumah makan, ia membeli dua bungkus nasi dan bergegas memacu motornya. Ia berhenti di tempat dua pengamen cilik tadi.

“Mereka dimana ya” gumam Dira sambil celingak-celinguk melihat ke sekitar

Dira melihat mereka berdua sedang duduk di salah satu trotoar yang tak jauh dari Dira. Dira bergegas menghampiri mereka berdua. Ia tersenyum dan memberikan dua bungkus nasi yang tadi dibelinya.

Kedua pengamen cilik itu memandangi Dira dengan tatapan keheranan.

“Takjil yang tadi sudah cukup kak” jawab salah satu pengamen cilik itu.

BERSAMBUNG ....

#Tagur2: 193 / 623

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post