KENDURI SWARNABUMI (2)
KENDURI SWARNABUMI
*
Tapi kini, lonceng yang diikat di atas jala sebagai penanda kehadiran ikan sudah tidak lagi bersuara. Tangkapan terbanyak dalam sehari hanya 3-4 kilogram.
Bahkan pendapatan nelayan yang semula berkisar Rp3 juta untuk sekali beraktivitas, berkurang drastis sebab hasil tangkapan tak laku di pasaran karena rasa ikan yang tak lagi seenak dulu.
"Ada yang meracun ikan, pakai setrum dan lainnya. Zaman orang tua saya, menangkap ikan cukup pakai jala di pinggir sungai bisa dapat. Sekarang harus memancing, tapi itu juga sulit sekarang," kata nelayan Batanghari, Sabli (54).
Rupa sungai saat ini cenderung keruh berwarna coklat pekat. Penduduk sekitar menyebut kondisi itu akibat degradasi sungai akibat abrasi di bagian hulu.
Bahkan pada musim hujan, tidak jarang sejumlah kawasan di bantaran sungai terdampak luapan air. Pada 3 Oktober 2017, masyarakat Jambi di Desa Teluk Rendah, Kecamatan Tebo Ilir, Tebo dilaporkan banyak yang mengeluhkan gatal-gatal terutama anak-anak.
BERSAMBUNG ....
Muara Bulian, 30 Agustus 2022
Tagur : 11 / 771
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar