MAHARDIKA
MAHARDIKA
Pentigraf Emiwati
Gerimis turun mengisi sunyiku. Malam dingin makin dingin. "Pletak, pletak, pletak" suara putik-putik mangga berjatuhan menimpa atap kamar isomanku, membuat nuansa makin tak menentu. Makin lama hujan makin deras disertai guruh dan petir menyambar. Rasa cemas menyelinap mengaliriku. Makin lama makin kuat.
Aku duduk merenung, mendamaikan batin yang terpisah dari seorang tabah dan kukuh beramal. Bersamanya tercipta bahagia dalam duka, damai dalam lelah. Selalu ada yang menarik untuk dibahas, ditertawakan, atau dlgosipkan. Tirai jendela yang tersibak mangalihkan pandangku. Aku beranjak menatap gelapnya malam. Tiba-tiba di benakku terlukis rutinitas kerja kami yang tanpa batas waktu.
Mahardika, dua tahun kita setia menyelenggarakan mereka yang berpulang karena corona. Hanya kita Mahardika. Tak terdengar ratap tangis keluarganya, atau tabur bunga duka cita. Mahardika, aku bukan tak percaya. Aku hanya belum mampu menerima, kau direnggut corona, dimakamkan segera, di malam gelap gulita, di tempat kerja kita, tanpa bisa ditunda.
# Tagur 220
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Pentigrafnya
Makasih ibu adminku
Mantap Uni.. Rancak bana.. Sukses selalu
He he ...., Makasih dindo, Salam sukses dan salam sehat selslu
Pentigraf yang keren bunda.
Makasih sudah singgah Ibu, salam kenal dari Jambi