Emy Afriani

Guru TKIT Anak Sholeh Mataram NTB...

Selengkapnya
Navigasi Web

Belajar Kepemimpinan dari Tokoh Kemerdekaan

Likulli marhalatin rijaluha, setiap zaman ada pemimpinnya. Untuk menghasilkan pemimpin yang loyal, honest, dan peduli harus diperbaiki dulu pendidikannya.

Pendidikan menjadi pondasi penting. Bengsa yang peduli dengan pendidikan akan mampu memegang kendali. SDM yang mumpuni di bidangnya mampu membuat kreasi tanpa batas memecahkan problematika kehidupan yang terjadi. Apalagi di era arus globalisasi saat ini.

Jepang, Negeri Sakura misalnya. Masih hangat dalam ingatan kita, Tahun 1945 Nagasaki dan Hiroshima dibombardir. Hancur luluh lantah. Namun, Pemerintah kala itu tak kunjung diam dan menyerah..

Segenap upaya dilakukan. Membangun kembali Jepang. Di tengah porak porandanya Jepang, Pemerintah menjadikan pendidikan sebagai hal utama yang harus segera dibenahi. Alhasil. Excellent, luar biasa. Tak berselang lama Jepang kembali berdiri kokoh. Bahkan saat ini mengalahkan negara yang dulu meluluhlantakkannya.

Indonesia dalam sejarah, memiliki pemimpin-pemimpin yang sangat ahli dalam bidangnya. Disegani sampai ke kancah mancanegara. Sebut saja Soekarno, seorang orator ulung. Ki Hajar Dewantara, Penggagas Pendidikan Nasional. Jenderal Sudirman, Pemimpin yang memiliki loyalitas dan strategi perang. Bung Tomo, jurnalis sekaligus orator handal. Pangearan Diponogoro, ulama sekaligus panglima perang. Banyak lagi tokoh Indonesia lainnya memiliki dedikasi dan keilmuan yang mumpuni di bidangnya.

Semua pemimpin ini meskipun beda background, namun memiliki visi yang sama. Bagaimana Indonesia menjadi sebuah negara berdaulat dan jaya di negerinya sendiri. Dengan izin Allah SWT, cita-cita mulia itupun terwujud. Hal ini disebabkan karena:

Pertama, Pemikiran semua tokoh adalah pemikiran para pemimpin yang mampu mengakomodir kepentingan semua pihak.

Kedua, Keterlibatan keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam perjuangan. Semua merasa penting dan tanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia merdeka.

Ketiga, Perluasan wawasan. Pengalaman yang diperoleh saat belajar di luar negeri menjadi bekal menata kehidupan bangsa yang lebih baik. Keteladanan, kesantunan, dan keberanian menjadi modal kepemimpinan.

Keempat, Persepsi publik. Semua pemimpin dari suku manapun, agama apapun, daerah manapun persepsi publik yang dibangun adalah kita satu, yakni Indonesia. Semua bahu bahu membahu.

Kelima, Energi dan stamina untuk berani menunjukkan kebaikan dan memperjuangkannya. Para tokoh pemimpin Indonesia bukan saja berani membela kebenaran. Mereka juga tangguh dalam mengatur strategi dan tindakan.

Oleh karena itu, sekolah, perguruan tinggi, dan organisasi menjadi tempat menempa pemimpin Indonesia di masa depan. Pemimpin yang beriman, cerdas, jujur, adil, peduli, dan bertanggung jawab.

Semoga Indonesia menjadi negeri yang aman. Mendapatkan berkah dari Sang Khaliq. Dijauhkan dari pemimpin yang haus kekuasaan. Otoriter dan mencekik dalam diam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post