Emy Afriani

Guru TKIT Anak Sholeh Mataram NTB...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU  MENUJU PULAU DEWATA

HARU BIRU MENUJU PULAU DEWATA

Malam mulai larut. Suara ponselku bordering. Sebuah pesan masuk. Awalnya, aku tidak menghiraukan. Beberapa menit kemudian ponsel kubuka. Up, ternyata pesan dari kepala sekolahku. Tanpa berpikir panjang segera kujawab pesan itu. Sebenarnya ada tanda tanya dalam hati. Namun, aku biarkan berlalu tanpa jawaban.

Sabtu, 22 April 2017 jam 08.25 menit. Bergegas kuambil handphone yang bordering. Kuperiksa daftar panggilan. Tiga panggilan masuk dari kepala sekolahku. Aku coba hubungi. Eeh ternyata, pulsa handphone-ku habis. Lalu, aku coba buka WA. Tiga pesan kepala sekolah ternyata masuk dari tadi malam. Satu per satu pesan kubuka.

Pesan PDF yang masuk di ponsel belum bisa kubuka. Aku menarik nafas panjang. Lima menit kemudian kembali kucoba. Alhamdulillah, berhasil. Dengan seksama setiap baris kubaca. Hatiku bergetar. Ya Allah, namaku tertera di undangan dari Kemendikbud. Undangan menjadi peserta pelatihan literasi P4TK TK dan PLB di Kabupaten Badung Bali. Rasa senang menyergap dalam hati. “ Ya Allah, ini kali ketiga Engkau ijinkan aku mengunjungi Pulau Dewata. Masya Allah semoga kegiatan ini awal bagiku untuk terus belajar menulis. Menyebar kebaikan lewat tulisan.”

Di tengah rasa haru biru ke Bali, ada perasaan khawatir juga menyelimuti hati. Betapa tidak, surat tugas dari Diknas, SPPD, dan Surat Keterangan Sehat menjadi syarat utama mengikuti kegiatan belum bisa diurus. Sementara, sabtu sampai senin kantor pemerintahan libur. Aku baru sadari hal itu ahad pagi ketika kembali kubuka undangan pelatihan literasi.

Kucoba menanyakan kepada Bu Isti kepala sekolahku. “ Bu, Sabtu sampai senin kantor libur. Bagaimana cara mendapatkan surat tugas dan SPPD-nya? Sementara selasa pelatihannya dimulai.” Pesan kukirim. Kutunggu-tunggu jawaban, namun tak kunjung datang sampai larut malam. Ahad pagi, aku berharap ada sms/WA yang masuk. Benar saja. Setelah kubuka handphone, sebuah pesan masuk memintaku datang ke Diknas selasa pagi menemui Pak Taufik.

Senin malam. Aku coba tidur agar besok pagi lebih fresh. Jantung mulai berdebar. Hati tak tenang. Terpikir surat tugas, SPPD, dan Keterangan Sehat yang belum di tangan. “ Mulai dari mana ya besok? Ke Puskesmas atau ke Diknas?” Hati tambah bimbang. Mata berusaha dipejamkan tapi tak berhasil. Otak rasanya seperti benang kusut. Kuraih ponselku yang tergeletak di kasur. Kuputar murottal Al-Qur’an untuk menenangkan.

Pagi selasa, perasaan masih belum tenang. Rencana sebelum ke Diknas dan Puskesmas, mampir dulu ke sekolah. Tapi rencana ini tak jadi aku lakukan. Motor aku laju menuju Puskesmas ditemani adikku. Di puskesmas terlihat orang-orang sudah antre. Di papan pengumuman, tertera pelayanan dimulai pukul 08.00 wita. Aku balik arah. Segera aku menuju Diknas. Sampai di sana para pegawai sedang apel. Setelah beberapa lama menunggu, aku masuk ke ruang Ketenagaan menemui Pak Taufik.

Pak Taufik memeriksa surat undangan dari Lembaga P4TK TK dan PLB yang kubawa. Beliau meminta menunggu karena pegawai yang bertanggung jawab membuat surat belum datang. Kulirik jam yang ada di ponsel. Ternyata sudah pukul 08.05 wita. Aku menghela nafas panjang. Menghilangkan keteganganku. Selang beberapa lama Ibu yang aku tunggu pun datang.

Dua puluh menit berlalu. Surat tugas dan SPPD belum selesai juga. Bu Zubaedah, temanku janjian berangkat ke Bali, sudah sampai di Terminal. Kepala sekolahku datang menghampiri ke Diknas. Tiket pesawat kami yang dikirimkan ke WA-ku tak bisa dibuka. Hatiku tambah resah. Aku berdoa semoga Allah swt memberikan kemudahan. Setelah beberapa menit, e-tiket pun sudah bisa terbaca. “Alhamdulillah,” ucapku lirih. Aku kemudian pergi membuat Surat Keterangan Sehat (SKS).

Di klinik swasta dekat Diknas aku berharap SKS kudapatkan segera. SKS tidak bisa dibuat karena klinik milik swasta. Aku segera ke klinik lainnya. Setelah menjalani tes kesehatan dengan penuh ketegangan, SKS kini sudah di tangan. Surat tugas dan SPPD pun selesai ditandatangani kepala Diknas. Uuh, sungguh lega rasanya.

Perjalanan menuju pulau surga wisata dimulai. Bertolak dari Lombok International Airport, pesawat membawa kami terbang menyeberangi lautan. Terselip rasa takut, saat pesawat take off dan belum pada posisi stabil. Suara bising baling-baling menjadi nyanyian di atas awan. Tiga puluh menit dari jadwal penerbangan, kami akhirnya mendarat dengan selamat.

Sambutan hangat penuh kekeluargaan dari panitia membuat rasa lelah terobati. Pembukaan Dr. Agus Mulyadi, M.Pd pun sangat menggugah dan menginspirasi. Menghadirkan dua penulis handal, Pak Muhammad Ihsan dan Pak Eko Prasetiyo memantapkan setiap langkah para peserta pelatihan untuk membangun peradaban dengan kemajuan literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Woow tulisannya bagus ..

27 Apr
Balas

Sipppp bunda..... karya bagus untuk mengawali jadi penulis, selamat dan sukses ya

27 Apr
Balas

Muantaaap.......

27 Apr
Balas



search

New Post