Merindu Permainan Tradisional
Sejak zaman kanak-kanak permainan adalah seperti teman. Yang selalu mengiringi hari-hari. Dunia anak-anak yang tanpa bermain seperti hambar. Karena dari segi manfaat, permainan itu dapat mengasah gerak sekaligus otak.
Pada kali ini, dalam pelajaran Tematik Tema 2 anak-anak kelas 2 B mendapat tugas menceritakan pengalaman bermain tradisional. Cerita sederhana anak-anak minimal lima kalimat kemudian disertai gambar. Tugas kali ini agar anak-anak tetap mengingat permainan yang no gadget meski hidup di zaman era modern.
Anak-anak di era 80 hingga 90-an akrab dengan permainan tradisional. Seperti dhakon/congklak , dampar, patil lele, petak umpet, bola bekel, gundu/kelereng, egrang, lompat tali, gobak sodor, ular naga panjang, engklek/gedrik, dam-daman, bentengan, gasing, rangku alu dan layangan. Permainan yang sederhana dengan mengandalkan lokasi alam dan peralatan seadanya menjadikan lekat dan bersahabat dengan alam.
Permainan yang banyak ditemui di era sekarang ini, rata-rata seperti game yang bisa dinikmati dalam genggaman. Cukup hanya mempunyai satu alat, seperti smartphone dapat menikmati permainan beribu macam.
Melihat kondisi lahan yang semakin sedikit, terutama daerah perkotaan. Menjadikan anak-anak kehilangan arena untuk bermain. Maka orang tua menyiapkan solusi dengan arena bermain di rumah, atau pun menggunakan alat smartphone, komputer, laptop maupun play station.
Kondisi ini terbaca oleh pemerintah setempat. Maka dibangunkan sebuah taman bermain di tengah kota. Di beberapa tempat market maupun publik pun juga menyisipkan arena bermain untuk anak-anak.
Meski permainan tradisional sedikit ter-redusi karena perkembangam zaman. Masih ada dan ditemui beberapa permainan tradisional yang masih disukai anak-anak di era sekarang. Hal itu menjadi bukti bahwa permainan tradisional ini masih dirindukan oleh anak-anak.
Perbedaan permainan tradisonal dan modern, selain dari segi alat juga terdapat pada segi tempat atau arena. Permainan tradisional lebih mengarah ke permainan dengan alam (out door), kemudian permainan modern sebagai permainan dalam ruangan (indoor).
Meski berbeda pengalihan tempat sebagai arena bermain, diharapkan anak-anak masih bisa menyalurkan rasa penasarannya akan dunia yang diperoleh dari permainan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar