SEBUAH CERITA UNTUK MASA DEPAN
Seru juga ya PJJ ini. Tak seperti di awal-awal 3 bulan silam. Sekarang sudah lebih terbiasa, lebih rileks, dan lebih siap mental, dan pastinya lebih siap kuota. Pagi-pagi tak terlalu dikejar waktu baik guru maupun siswa. Toh tak perlu naik kendaraan untuk sampai di sekolah. Yg jelas pukul 7.45 sudah siap di depan gadgetnya untuk berzoom ria. BDR. Belajar Dari Rumah. Anak-anak tampak antusias meski masih harus di rumah. Satu dua gak hadir. Katanya sih ada yg gak punya kuota, ada yg susah msk karena sinyal jelek. Brberapa siswa mnghubungi WA berkeluh susah akses. Satu dua pesan terbaca setelah zoom selesai. Kelupaan baca WA saking asyik cuap-cuap. Bahkan ada siswa nangis-nangis gak bisa masuk zoom. Pas berhasil masuk pas udahan zoomnya. Mungkin ketakutan ketinggalan materi atau ketakutan pada gurunya yg manis-manis srigala ini. Ah, siswa yg rajin sepertinya. Ada juga yg katanya passwordnya salah jadi gak bisa masuk zoom. Lahh ini banyak siswa yg masuk masa passwordnya salah. Mungkin saking tegangnya gawai mndadak macet. Lalu pasca virtual class aku sibuk membalas chat siswa yg terjebak masalah di atas meredakan kegalauannya. Lucu juga ya. Padahal pertemuan pertama ini diisi dengan tinjauan materi, motivasi dan pengantar materi. Mungkin banyak juga siswa yang beranggapan pertemuan pertama itu penting untuk membentuk kesan. Kesan baik adalah seperti fondasi. Itu akan memperkuat terbangunnya sebuah keberlanjutan, lanjut belajar. Seragam yang dikenakan menambah suasana sekolah di hari-hari pertama kembali bersekolah. Satu dua ga mengenakan seragam karena sedang di luar kota gak bawa seragam. Not a big deal. Bukan masalah besar. Sekali lagi kelas virtual berjalan dan kamu hadir. Once again. It's a good start. Ada perhatian ada kemauan. Superb. Luar biasa. Dan kali ini dimudahkan. Ketika ada 2 kelas di jam yang sama untuk kelas virtual atau bentrok tapi bukan tawuran, tak perlu repot bin pusing memikirkan kelas mana yang akan dimasuki dan kelas mana yg akan ditinggalkan. 2 kelas itu langsung digabung jadi satu karena kebetulan paralel walaupun beda jurusan satu IPA satu IPS. Jadilah aman damai sentosa. Gak bentrok kan. Tapi tentu saja suasana menjadi lebih ribut. Apalagi dibiarkan mereka unmute speakernya supaya ada interaksi dan interaktif. Bisa ditebak karakter anak IPAdan IPS? Ipa lebih kalem. IPS ribut aja. Dan, mereka kangen sekolah. Jelasnya mereka kangen jajan di kantin. Argh, gubrak. Masha Allah tabarakallah. Musibah pandemi luar biasa. Luar biasa juga hikmahnya. Selalu ada jalan kemudahan. Belajar dengan apa saja, kapan saja dan dimana saja adalah baik adanya. Masing-masing punya value. Mudah-mudahan pandemi segera berakhir. Dan aktifitas dapat kembali normal dan bersekolah lagi. Sekolah dengan tatap muka is still the best. Peran guru tak tergantikan dengan teknologi secanggih apapun. (Cerita di awal tahun ajaran baru 2020 di tengah pandemi)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa. Semoga pandemi Covid 19 ini segera berlalu.... Salam Literasi
Aamiin.. salam literasi. Trima kasih pak