Bukan Pintaku
Bagian 4
" Mbak, tadi cerita kalau pernah sekolah di Malang? Kapan sekolah nya? " masih saja ku penasaran dengan pengalamannya.
" Iya Bu Lili, setelah kejadian di kampung dengan nenek, saya menjadi putus asa. Pastinya saya tidak bisa sekolah lagi . Bagaiman mau sekolah, tidak dapat melihat. Jalan tersendat-sendat. Saya masih ingat seragam yang saya pakai ke sekolah, berwarna merah hati putih. Seragam pramuka , sepatu hitam . Topi dan dasi merah . Bagaimanapun saya pernah melihat warna, Bu Lili. Saya juga masih ingat wajah teman-teman SD saya. Yatmi, punya tanda lahir di mata sebelah kiri, Sukar yang sumbing, Irul , punya rambut putih di poninya, karena di sengat lebah saat kecil. Saya malu bertemu dengan mereka ,Bu. Mereka selalu mengolok-olok saya. Di sebutnya Gadis Buta dari Goa Hantu, pernah juga di sebutnya saya pendekar mata satu. Sedih sekali saya Bu. Saya benar-benar menderita. Seandainya teman-teman saya tau apa yang ku rasakan. Akhirnya saya pulang ke rumah orang tua lagi, karena nenek tidak mampu merawat dan menjadi pelindung saya. "
" Masya Allah mbak, penderitaan sampeyan ya....semula dapat melihat normal, tiba-tiba harus kehilangan penglihatan. Ini namanya takdir . Ya Allah, tidak dapat ku bayangkan betapa kesulitannya mbak Fitri dan keluarga mendapat musibah itu'
"Ini bukan pintaku, bu Lili, Bukan permintaan siapapun. Betul yang ibu katakan, kalau ini takdir." ucapnya dengan lirih.
"Ya , mbak. Allah berkehendak demikian, " jawabku lirih pula.
" Bu Lili, duduk dulu bu, kaki lurus. Saya pijit bagian pundak ibu sekalian tulang dekat leher. Nanti akan terasa terbuka aliran darah nya, ibu akan fresh, nyeri atau pusing kepala akan hilang, bu. InsyaAllah, " perintah mbak Fitri.
" ya , mbak, memang aku sering pusing. Pijatan sampeyan telah kurasakan. Sangat melegakan , nyeri pusing berkurang. "
Tiba-tiba, mbak Fitri melanjutkan ceritanya.
"Umur 10 tahun, saya di bawa bu Bidan ke tempat sekolah Tuna Netra, di Malang. Awal di sana , sangat canggung . Hampir saya pulang lagi, ke desa. Saya sangat lambat beradaptasi. Syukurlah, ada banyak teman saya di sekolah mengutkan saya. Saya di ajari mobilitas, itu yang utama. Orientasi Mobilitas lebih tepatnya. Berjalan dengan tongkat, menghapalkan ketukan tongkat sebagai tanda pengingat. Lama saya di ajari berjalan bu, hampir 3 tahun, menghapalkan setiap sudut lokasi di sekolah. Sampai saya betul-betul mahir berjalan. Tanpa pendampingan. Tingkat dasar Mobilitas harus lulus, Bu. "
Setiap mbak Fitri bercerita pengalamannya, tak henti-hentinya ku berucap syukur pada Allah, atas segala Karunia NYA.
"Mbak Fitri, sangat cerdas. Dari yang saya dengar, mbak fit, bisa bertutur secara urut, " pujiku pada kemampuan nya bercerita.
" he..he. he., Bu Lili, bisa aja. Alhamdulillah bu, saya banyak di bantu di sekolah. Saya di ajari membaca, menghapal huruf- huruf Braille, karena semua tempat di tulis dengan huruf itu. Ketrampilan memijat sebagai ketrampilan favorit di sana. "
" Ada guru pijat ?" tanyaku , masih sangat penasaran .
" Ada, bu. di datangkan dari luar negeri. Orangnya sabar, tapi dia fasih berbahasa Indonesia. Kalau kalimat-kalimat pendek, kadang gunakan bahasa Jawa. Tutor, kami menyebutnya. Dia ajarkan kepada kami anatomi tubuh , menjadi dasar memijat. Jadi saya tahu bu, nama-nama tulang, arah syaraf atau semacamnyalah......" paparnya.
" Saya katakan dari awal, kalau sampeyan tuh orang nya cerdas. kuat, sabar, enerjik, supel dan maniis tentunya, mbak..." pujiku padanya. Seperti yang lain, kalau mendapat pujian , pasti memerah pipinya.
Wanita yang tegar .
"Ah, Bu Lili, saya biasa saja bu." sahutnya.
Hujan sudah reda, ketika pijatan mbak Fitri selesai.
" Sudah selesai, Bu Lili. Silakan ibu berbenah dulu. Nanti pembayaran di kasir ya bu, sama Mas Ody." ucapnya sambil mematikan kipas angin.
" Iya mbak, terimakasih sudah mengobrol dengan saya, " jawabku.
tiba-tiba.....
Kringgg...kringgg.... ada suara Handphone berbunyi. Oh ternyata, milik mbak Fitri. Ya Allah, dia mahir sekali menggunakan Handphone nya. Tidak tanggung- tanggung, HP nya android, layar sentuh , bagus pula. merk HP terkenal.... Lengkap sudah keherananku dengan apa yang di lakukan si Mbak.
Ku akan datang lagi mbak.. tunggu saja , gumamku dalam hati. Karena masih banyak yang belum kau ceritakan padaku. Aku tersenyum sendiri......
********************
TAMAT.
Tantangan hari ke 21
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar