ENDAH HIDAYATI, S.Pd

Saat kau merasa ingin menyerah, ingatlah apa yang selama ini membuatmu bertahan Mengajar di MAN 2 KOTA KEDIRI. SD, SMP, S...

Selengkapnya
Navigasi Web
TENGGELAMNYA ASA

TENGGELAMNYA ASA

Bagian 3

Yura beranjak kembali ke kamar. ibunya yang ia cari tidak ada di rumah. Walau telah dia cari di setiap sudut rumahnya. Yura bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang telah beberapa hari tidak tersentuh air. " Heeeemmm , segar sekali badanku, fresh... .. Alhamdulillah, " gumam nya. Yura merasakan badannya nyaman, penuh semangat kembali, setelah beberapa hari berada di kamar putih Rumah Sakit. Yura segera mengambil baju seragam pramuka lengkap dengan atributnya. Buku-bukunya tertata rapi, di ambilnya beberapa buku pelajaran hari ini. " Alhamdulillah aku sudah bisa ke sekolah lagi. Aku rindu teman-temanku. Aku tidak boleh sakit lagi !" Yura bicara dengan dirinya sendiri. Setelah rapi ,Yura segera ke meja makan untuk makan pagi. "Ibu telah menyiapkan sarapan pastinya, gumam nya. Namun pupus harapan Yura untuk sarapan pagi. "Kenapa ibu tidak masak hari ini?" Bekalku juga tidak disiapkan , " gumam Yura penasaran.

Yura segera ke dapur. " Ibu..ibu...Yura akan berangkat ke sekolah.. Ibu dimana? Yah... Yura sudah siap. Yura tidak usah di antar. Naik angkot saja," setengah berteriak dia mencari ayah dan ibunya. Tetap tidak ada sahutan dari orangtuanya. Yura akan berpamitan, namun orangtuanya tetap tidak dijumpainya.

"Tak biasa mereka tidak berpamitan, kalau pergi, aku juga tidak bisa berpamitan berangkat sekolah . Ahhh sudahlah.. pasti ayah dan ibu ada keperluan yang sangat penting. Mereka berangkat pagi-pagi sekali, saat aku masih terlelap, "' Yura bicara sendiri.

Suatu kebetulan sekali di depan rumah ada angkot berhenti. Tengah menunggu penumpang. Yura bergegas menuju angkot , waktu tengah menunjukkan pukul 06.15 WIB. Segera Yura naik di atasnya sambil tetap memandang rumahnya. Sunyi..hening, terasa hampa. Dengan berat hati Yura berangkat sekolah tanpa berpamitan dengan ibunya. Hal yang tidak biasa terjadi karena ibunya tidak ada di rumah.

Perasaannya tidak menentu. Dalam angkot pun ia menjumpai keanehan. Dia menyapa ke penumpang angkot yang dia naiki dengan senyuman , namun mereka tidak menghiraukannya. Acuh .Seolah dianggapnya tiada orang. Yura memandangi satu persatu penumpang , tetap saja tidak ada yang membalas anggukannya, apalagi senyumannya. Satu persatu pneumpang turun. Tinggal Yura dengan bapak tua dengan anak kecil di pangkuannya. Itu pasti cucu bapak itu. Anak kecil itu dari tadi memandangi wajah Yura. Yura pun tersenyum ramah. Anak kecil itu segera memalingkan muka, merekatkan tangannya di leher kakeknya. Yura tetap saja memandanginya. Anak kecil itu mulai merengek minta turun dari angkot. " Bentar, setelah lampu merah kita turun, kamu lapar ya Dik, " kata bapaknya menenangkan cucunya.

Yura beringsut menepi mendekati pintu angkot. Anak kecil di dekatnya semakin mempererat pegangannya . Gelisah . Mulai keluar keringat dingin di wajahnya. Yura tetap tidak menyadari kalau anak itu bukannya lapar, tapi seperti ketakutan yang tertahan.

Sampai dekat gerbang sekolah, Yura bersemangat untuk segera menemui teman-temannya . Ia masih saja belum mengetahui apa yang telah terjadi semenjak akhir malam kemarin. Suasana tak biasa mulai terasa. Agak aneh. Yura memasuki kelas nya. Dari depan kelas , teman- temannya tidak menyambutnya. Yura melangkah lagi , menuju kelasnya. Bingung, kaget, mengapa teman- temannya tidak segera masuk dalam kelas. Tidak ada satupun yang menanyakan keadaannya, padahal beberapa saat lalu dia tidak masuk sekolah. "Mengapa kelas ini kosong? Tapi kelas sebelah ada kegiatan belajar , bahasa Inggris, pelajaran kesukaanku, "gumamnya.

Yura melamun di kelasnya yang sepi. Menunggu teman--temannya tak kunjung datang. Lelah menunggu, Yura tak terasa tertidur di kelasnya. Sampai sayup-sayup terdengar bel tanda pulang berbunyi.

Yura melangkah keluar kelas dengan suasana penasaran yang sangat. "Ada baiknya aku ke rumah Usman dulu. Pasti terjawab penasaran ku."

Sampai di rumah sahabatnya itu, tidak di jumpai Usman. Sepi. Yura melangkah keluar halaman. Dia terus berjalan tanpa henti. Tak di hiraukan orsng orang yang berlalu-lalang di depannya . "Aneh , mengapa orang--orang ini berjalan tanpa memperdulikan aku?" lagi-lagi Yura bertanya pada dirinya sendiri.

Bersambung

**************************

Tantangan hari ke -11

kediri, 28012020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

TERIMAKASIH pak...apresiasinya menjadi penyemangat

15 Feb
Balas

seperti nama orang Jepang..Yura chan...he.he..sayabg bersambung..jd gemes deeh..

28 Jan
Balas



search

New Post