Manusia seringnya lupa akan kode yang terciptakan. Langit berubah gelap dan awan pun menghitam. Tapi manusia tetap bekerja. Kemudian hujan deras seketika. Manusia murka karena kerja nya tertunda.

Pohon tua berayun ke kanan ke kiri. Menerjang angin yang kuat bertiup pasti. Pohon merintih hampir mati. Manusia memotong pohon untuk sepotong nasi. Kode Tuhan datang sekali lagi. Dalam hujan deras tak berhenti. Alam mencaci karena pohon tak lagi di tumbuhi. Seketika longsor banjir menghampiri.

Manusia angkuh membangun gedung menjulang tinggi. Di parasnya desa yang senantiasa memberinya wangi. Manusia mengejar untung setengah mati. Kode alam di biarkan sekali lagi. Kemudian banyak penyakit menghampiri, katanya dari apa yang di sebut polusi. Beberapa bahkan ada yang sampai mati.

Tubuh ini begitu kuat berdiri. Mengerjakan apapun yang teramati. Menepikan waktu dari pagi sampai malam hari. Bahkan memaksa diri untuk lebih berkarya lagi. Kode Tuhan datang lewat rasa letih. Tapi manusia tak juga mengerti. Di paksanya diri hingga badan pun tak bisa kompromi lagi.

Saat gajian dompet sedikit terisi. Mengajak anak dan suami bersenang sana sini. Membeli keperluan sesuka hati. Kode Tuhan datang melalui bapak tak punya kaki. Tapi dengan angkuh dompet ini ku simpan rapi. Tuhan mengamati dan bersedih hati. Tapi manusia pura-pura tak mengerti.

Kode itu dari alam. Kode itu dari Tuhan. Kenapa manusia tak menyadari? Kenapa manusia sibuk membela diri bahkan menyalahkan sesamanya sendiri? Tuhan ini kami yang lupa diri. Maafkan kami..