Aku sudah siap, bunda. Mungkin begitu kira-kira perasaan mereka sekarang ini. Satu tahun di lewati mereka dengan permainan, nyanyian, celotehan dan sedikit pemahaman. Kini saatnya mereka terbang lagi menapaki level yang lebih tinggi.

Rasanya baru kemarin seorang anak perempuan berkuncir duduk di pangkuan ini. Di samping anak lelaki menangis karena ingin pulang. Adapula anak perempuan berambut pendek menanyakan ibunya setiap jam. Sementara di pojok sana beberapa anak lelaki berkerumun bermain gambar. Anak perempuan tak kalah heboh saling pamer mainan yang di beli nya di mall.

Repot memang kala itu. Terlebih ketika ada anak yang ngompol, pup atau muntah. Sementara anak yang lain berebut minta perhatian. Celotehan sepanjang hari di kelas kami. Bagai nyanyian burung yang indah tapi sangat berarti.

Masalah kian berganti. Anak satu berebut ingin memiliki. Sementara yang lain tak ingin berbagi. Sebagai ibu di kelas sendiri, aku mengambil alih. Ku ceritakan dongeng anak yang suka memberi. Begitu terhanyutnya mereka sehingga tak sadar mereka pun akhirnya memahami. Ah indahnya kelas kami.

Kini waktunya untuk mereka berlari. Mengejar cita-cita yang mereka impikan. Sudah ku temani dengan segala rasa di 1 tahun ini. Semoga membekas dan menjadi pribadi. Khalifah fil ardh. Semoga tak sekedar visi sekolah kami.

Anak-anakku, untuk sedikit kalian ingat bahwa hidup tak seperti cerita cinderella atau peterpan yang kau ketahui. Bangunlah di kala kau jatuh, putarlah arah ketika kau dapati jalan yang buntu, berjalanlah walau tak banyak yang bisa kau lewati dan berbagilah dengan orang-orang yang kau temui.

Nak, di luar sana berbeda dengan yang kau dapati selama ini. Bila sekarang aku membantumu, nanti kamu harus bisa melakukannya sendiri. Berjuanglah dan jangan menyerah. Ku titipkan doa di akhir sujudku ini. Semoga Allah selalu menjaga dan membahagiakanmu. Aamiin.