Kaum Rebahan
Tantangan hari ke 72
Kaum Rebahan
Satu tahun terakhir ini saya mulai mengenal istilah baru yaitu kaum rebahan. Awalnyabterasa asing di telinga. Tetapi semakin hari semakin sering mendengar istilah itu sehingga menjadi semakin biasa.
Awalnya saya tidak tahu pasti apa yang dimaksud dengan istilah ini. Maknanya apa? Maunya bagaimana. Kaum itu merujuk pada sekelompok orang. Rebahan itu dari kata dasar rebah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia online kata rebah artinya bergerak dari posisi berdiri/ tegak ke posisi jatuh atau berbaring. Rebahan itu adalah kata benda berarti barang yang sudah berada pada posisi berbaring. Jadi kaum rebahan iti, dalam analisa saya, adalah sekelompok orang yang memiliki kesenangan atau kegemaran suatu kelompok untuk merebahkan diri atau berbaring.
Setelah berselancar ke sana kemari, saya menyimpulkan bahwa kelompok rebahan itu adalah sekelompok orang yang lebih suka berbaring dari pada bergerak. Kalau analisa saya benar berarti saya harus mengatakan bahwa kaum ini adalah kelompok orang yang malas. Yang termasuk kategori ini adalah generasi millenial.
Generasi millenial adalah generasi yang terpapar kemajuan teknologi yang memudahkan manusia. Generasi yang dapat melakukan banyak aktifitas hanya dengan mengoperasikan gawainya. Saya tidak akan memerinci satu persatu kemudahan itu karena saya yakin lebih banyak orang yang mengetahuinya dari pada yang tidak.
Karena kemudahan inilah maka setiap hal bisa dilakukan dengan merebahkan diri atau bersantai. Berbelanja, berdagang, up date berita dan banyak hal lain dilakukan dengan berleha-leha.
Apakah kaum rebahan itu produktif?
Pertanyaan ini pasti menjadi bahan perdebatan yang menarik. Ada yang berpendapat produktif dan ada yang berpendapat sebaliknya. Saya tidak perlu mempertentangkannya. Karena rebahan dan produktif itu memang dua hal yang berbeda. Seseorang yang berada pada posisi santai tetapi pada saat yang sama dia melakukan aktifitas yang bermanfaat dan menghasilkan sesuatu, maka dia produktif. Tetapi santai tanpa disertai kegiatan yang bermanfaat maka dia tidak produktif.
Suatu ketika, ketika saya dan beberapa siswa terlibat dalam chatting, saya menanyakan tentang kegiatan mereka. Ada yang menjawab begini, biasalah bu, kami ini kan kaum rebahan. Saya menangkap ada kebanggaan yang mengiringi jawaban itu. Saat itulah saya mendengar istilah itu pertama kali. Saya tahu itu adalah istilah di dunia mereka. Tetapi nilai rasa istilah itu membuat saya bertanya apa untungnya menjadi kaum rebahan? Tahukah merwka makna dari istilah itu. Apakah karena mereka mengidentifikasi diri sebagai kaum millenial maka mereka juga otomatis bangga menjadi kaum rebahan? Jangan-jangan mereka memaknai kaum rebahan itu adalah kaum terhormat karena modern? Jangan-jangan mereka menganggap santai itu identik dengan tidak perlu melakukan sesuatu. Jangan-jangan mereka berpikir bahwa tanpa melakukan sesuatu hidup mereka otomatis terjamin? Atau jangan-jangan saya yang tidak tahu makna istilah itu yang sebenarnya.
Bukankah kami memang terlahir dari generasi yang berbeda?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar