Ketika Rindu Semakin Membiru
Tantangan hari ke 58
Hari ini adalah hari ke 11 siswa tinggal di rumah. Lima hari pertama mereka belajar dirumah karena kakak-kakak kelasnya ujian nasional berbasis komputer. Lima hari kedua mereka belajar di rumah karena himbauan prmerintah untuk belajar di rumah.
Hari kesebelas adalah pertemuan kedua pembelajaran daring mereka. Ada yang berbeda. Rasa jenuh dan kehilangan semangat terlihat dari respon mereka terhadap sapaan saya di sepanjang pembelajaran. Minggu yang lalu saat pertemuan pertama mereka cukup antusias. Mulai dari absen dan menjawab pertanyaan saling berebut. Kadang-kadang celengekan tetapi fokus dengan apa yang kami diskusikan. Ketika saya mengirimkan video pembelajaran, mereka meresponnya dengan baik. Saya mengirim link youtube, ada yang minta video langsung karena tidak punya paketan. Ketika ada yang mengirimkan pesan suara tetapi tidak menyebutkan nama dan nomer absen, mereka mengulanginya dengan cepat.
Hari ini tidak seperti itu. Dari awal saya memasuki kelas mereka, saya intip mereka menyimak tetapi hanya dua orang yang merespon. Ketika saya persilahkan mereka absen saya harus menunggu satu dua menit siswa pertama menuliskan nomer absennya.
Tapi lumayan. Masih banyak yang absen. Masih banyak, artinya tidak semua donk. Iya dari awal memang tidak semua siswa terlibat di pembelajaran daring ini. Tetapi saya maklum juga tidak kecewa. Saya paham sekali kondisi mereka.
Kami tinggal di wilayah pedesaan. Di lereng gunung kelud. Siswa kami yersebar di seluruh pelosok. Ada sih yang tinggal di wilayah ramai tetapi banyak juga yang tinggal di pelosok desa. Tentu kondisi sinyal berbeda.
Selain itu kondisi ekonomi siswa kami sebagian besar dari kelas menengah ke bawah. Itu saya ketahui dari teman guru BK yang menangani bantuan pemerintah untuk siswa yang membutuhkan. Dan saya percaya. Sebagai wali kelas, beberapa kali saya melakukan home visit dan mendapati kondisi siswa kami sangat memprihatinkan.
Ada siswa perwalian saya yang tidak mempunyai PKH, KIP atau sejenisnya padahal kondisinya menyedihkan. Ayahnya penjual cilot di daerah Sidoarjo yang pulang satu atau dua bulan sekali. Tergantung apakah ayah sudah dapat uang untuk dibawa ke rumah atau belum, begitu ceritanya. Di rumah ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Mereka hanya memiliki satu sepeda motor yang sudah usang. Ia menumpang temannya yang berbeda jurusan untuk pergi ke sekolah. Namanya menumpang, kalau yang ditumpangi tidak masuk diapun terpaksa tidak masuk sekolah. Tidak punya HP. Kalau kegiatan pembelajaran dia harus bergabung dengan temannya untuk melihat tugas atau materi yang sering disajikan dalam bentuk digital. Di kelas itu hanya beberapa orang (tidak lebih dari 5 orang) yang tidak punya HP. Dia salah satunya.
Yang saya ceritakan di atas hanya satu, tetapi sebetulnya masih ada beberapa yang lain. Tentu dengan latar belakang dan kondisi yang juga berbeda. Intinya, banyak sekali siswa kami yang berada di bawah garis kemiskinan. Bisa jadi mereka mempunyai HP tetapi bisa saja mereka tidak punya kuota. Tentu hal itu juga menjadi kendala besar bagi mereka dalam mengikuti pembelajaran seperti ini.
Mereka memang dalam kesulitan tetapi feeling saya mengatakan bahwa bukan itu penyebab mereka kehilangan gairah belajarnya. Sepertinya mereka sudah jenuh terkurung di rumah.
Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang hidup bersosialisasi dengan sesamanya. Interaksi antar sesama ini menjadi kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan akan sandang, papan dan pangan juga kesehatan.
Sekolah adalah salah satu tempat di mana interaksi sosial terjadi. Suasana hangat yang dibangun saat berinteraksi dengan sesama teman bisa meningkatkan gairah atau semangat dan bahkan imunitas seseorang. Biarpun hari ini dunia sudah sedemikian maju dimana interaksi sosial dapat dilakukan melalui dunia maya, tetapi faktanya interaksi sosial dalam wujud riil masih sangat kita perlukan.
Bagaimana dengan saya. Ah jujur harus saya akui bahwa saya juga merindukan mereka. Kehadiran mereka, meski seringkali membuat kepala nyut nyutan tetapi nyatanya mereka adalah energi saya dalam menjalani kehidupan.
Semoga masa-masa sulit ini segera terlewati dan kami bisa saling bersapa kembali di dunia nyata. Semoga
#tantangangurusianaharike58
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu
Terimakasih pak donni