endah susilawati

Guru SMKN 1 Nglegok Kab Blitar Menulis apa saja untuk meningkatkan kompetensi ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Lupa dan Alarm

Tantangan Hari ke 81

Pagi-pagi dapat undangan bergabung di grup whatsapp webinar mediaguru. Alhamdulillah. Bergabung di grup sudah berhasil, tinggal menunggu kelanjutannya nanti. Sekarang saatnya memasang alarm agar nanti tidak terlewat mengikutinya. Biasa, saya ini pelupa. Beberapakali ada acara tapi saya melewatkannya karena lupa.

Namanya juga manusia, tempatnya salah dan lupa. Makanya nabi Adam harus turun ke bumi karena melakukan kesalahan. Dan sebagai keturunannya, kita mewarisi sifat lupa tersebut. Maka kalau masih mengaku menjadi manusia jangan merasa selalu benar karena manusia disifati oleh sifat salah dan lupa.

Lupa itu sifat bawaan manusia sejak lahir. Lupa disebabkan karena memori manusia terbatas untuk mengingat. Terlalu banyak hal yang masuk ke dalam otak kita. Tetapi memori kita terbatas untuk mengingatnya. Hanya sesuatu yang kita anggap penting saja yang kita ingat dan kita panggil kembali saat kita perlukan.

Tetapi lupa bisa dikendalikan. Saat ini kita adalah pengguna telepon pintar. Ya, gawai yang kita gunakan adalah telepon pintar yang memanjakan kita dengan segala kemudahan. Sampai-sampai dengan kemudahan itu kita cenderung malas untuk berpikir. Dan itu dampaknya sangat menjerumuskan kita sendiri.

Dengan gawai, kita bisa menyetel alarm yang akan mengingatkan kita. Kita bisa menyetel waktu yang kita inginkan dan juga menentukan suara yang muncul pada saat yang kita inginkan. Enak kan. Dimanapun kita berada, dalam kondisi apapun, kita akan mendengar musik atau bunyi yang lain sebagai pengingat bahwa ada yang harus kita kerjakan saat itu.

Dalam urusan ibadah pun sebetulnya kita selalu punya alarm, yaitu suara adzan. Sehari lima kali kita diingatkan untuk menunaikan ibadah shalat dengan suara adzan. Bukankah itu juga alarm? Dimanapun kita berada, apapun yang kita kerjakan, apakah kita sedang sibuk atau sedang santai, apakah kita sedang berada di perjalanan ataukah kita sedang santai,saat tiba waktunya shalat kita diingatkan dengan suara afzan. Adapun kita menyambut seruan itu dengan bergerak melaksanakan shalat itu merupakan hal yang berbeda. Kembali pada keimanan seseorang. Imanlah yang meringankan langkah ke sana.

Demikian juga bunyi alarm yang kita setel untuk mengingatkan kita. Alarm bangun pagi misalnya. Saya yakin ada yang seperti saya, menyetel alarm bangun pagi untuk mengingatkan bahwa kita harus bangun di pagi hari. Apakah saya selalu bangun ketika telinga saya mendengar alarm? Jujur saja ya, tidak. Beberapakali saya tidak bangun meskipun telinga saya mendengar suara alarm berulang-ulang pun dengan suara yang sangat nyaring saya tetap nglengger alias tidur nglipus. Ya, semua itu disebabkan karena saya malas.

Itulah, untuk menyembuhkan manusia dari sifat lupa, alarm saja tidak cukup. Harus selalu ada komitmen. Komitmen untuk mendisiplinkan diri sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post