endah susilawati

Guru SMKN 1 Nglegok Kab Blitar Menulis apa saja untuk meningkatkan kompetensi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengulik Masalah  Seputar Pembelajaran Daring (Bagian 2)

Mengulik Masalah Seputar Pembelajaran Daring (Bagian 2)

Tantangan hari ke 64

Masih mencoba menelusuri permasalahan seputar pembelajaran daring. Pada tulisan terdahulu saya menyinggung tentang ketidaksiapan beberapa guru dalam mengelola pembelajaran daring, terutama pada guru di pinggiran. Di sekolah tempat saya bertugas tidak lebih dari 25 persen guru yang dapat menggunakan aplikasi pembelajaran daring. Diantara 25 persen itu ada yang menerapkan dan ada yang sekedar tahu. Bagaimana yang lain? Mereka belum paham tentang aplikasi pembelajaran daring.

Jadi ketika semua guru dipaksa untuk melaksanakan pembelajaran daring, guru melakukan dengan media seadanya yaitu memanfaatkan grup WA. Itulah aplikasi yang sudah biasa digunakan untuk saling berinterasi selama ini.

Salahkah melakukan pembelajaran daring hanya menggunakan grup WA? Tentu tidak. Tetapi mempersepsi pembelajaran daring dengan memberikan tugas yang dikirim ke grup WA tanpa feedback langsung tentu bukan pembelajaran daring yang ideal.

Bagaimana kalau siswa mengalami kesulitan? Biasanya guru menawarkan diri untuk komsultasi lewat jalur pribadi. Mungkin hal ini bisa membantu siswa. Tetapi untuk konsultasi secara pribadi, hanya siswa-siswa yang bernyali besar saja yang mau melakukannya. Bagaimana siswa yang nyalinya kecil? Maka yang terjadi adalah penumpukan tugas dan kejenuhan. Mereka tidak mendapatkan jalan keluar yang tepat. Kondisi ini akan berpeluang menimbulkan stress.

Bagaimana dengan aplikasi pembelajaran serupa google classroom atau sejenisnya? Sebagaimana telah saya paparkan di tulisan terdahulu, kendalanya adalah ketidaksiapan sebagian guru terutama yang tinggal dipinggiran. Karena gurunya tidak siap, maka siswapun tidak siap. Selain itu masalah ketersediaan kuota juga membuat pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi-aplikasi ini sulit dilaksanakan.

Sebetulnya pembelajaran daring dengan menggunakan WA dapat dimaksimalkan meskipun banyak keterbatasan. Aplikasi WA ini termasuk aplikasi ringan dalam penggunaan kuota, bila dibandingkan dengan aplikasi yang lain. Aplikasi WA juga cukup familiar karena mudah penggunaannya. Selain itu melalui aplikasi ini kita bisa mengirimkan gambar, video dan mengirim pesan suara. Aplikasi WA juga dilengkapi dengan berbagai macam karakter. Selain itu pengaturan grup WA memungkinkan kita dapat melakukan pembatasan pengiriman pesan. Dengan beberapa kelebihan ini kita bisa menyulap grup WA menjadi kelas yang hidup dan menyenangkan.

Dalam mengelola pembelajaran daring menggunakan WA guru perlu menyisihkan waktu satu atau dua jam untuk menemani siswanya. Sama seperti pembelajaran tatap muka, guru perlu memberikan apersepsi sebelum memasuki materi inti. Guru bisa mengabsen siswanya dengan meminta mereka menyebutkan nomer absen, kemudian guru merekapnya. Setelah itu guru perlu memberi stimulus dengan memberikan pertanyaan atau mengirimkan gambar atau mengirimkan video atau mengirimkan pesan suara. Setelahitu biarkan siswa saling menanggapi. Biarkan siswa bertanya. Guru bisa menandai pertanyaan yang bermutu dengan menandai dan membubuhkan karakter bintang atau yang lain. Penandaan dengan karakter unik ini sebagai apresiasi guru terhadap siswa yang aktif. Guru juga perlu sesekali memberikankan pujian.

Dalam aktifitas pembelajaran daring melalui WA siswa bisa bertanya dan menjawab pertanyaan temannya. Kalau dikhawatirkan siswa melakukan plagiasi jawaban temannya, guru bisa membatasi jumlah jawaban yang masuk. Satu pertanyaan harus dijawab oleh 1 atau 2 siswa. Artinya jawaban pertama dan kedua saja yang dinilai.

Sedangkan untuk menertibkan lalu lintas chatting, guru dapat mengunci grup. Dengan mengunci grup, hanya admin yang dapat mengirim pesan. Untuk kepentingan ini, tentu saja guru harus menjadi admin.

Dengan cara yang sederhana itu, pembelajaran daring menjadi lebih maksimal. Guru bisa menuntaskan pelajaran pada saat itu juga. Kalaupun harus memberi tugas, maka tugasnya adalah mempersiapkan diri untuk pertemuan berikutnya.

Tentu saja pembelajaran tanpa tatap muka ini tidak seefektif kalau dilakukan dengan tatap muka. Tetapi setidaknya bisa dijadikan alternatif guru untuk menghidupkan kelas daring menjadi pembelajaran yang lebih bermakna.

Semoga bermanfaat.

#tantangangurusianaharike64

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post