Saatnya Menjaga Orangtua
Tantangan hari ke 62
Ini adalah obrolah dengan anak bungsu saya. Ami namanya. Nama panggilan. Nama lengkapnya adalah Najmi Fitria tetapi kami lebih suka memanggilnya dengan lafal yang lebih mudah diucapkan.
Menurutnya, kini saatnya menjaga orang tua. Apa maksudnya? Kalau dulu orangtua menjaga anaknya, kini anak yang menjaga orangtuanya. Dari paparan gadget. Saya masih belum mudeng dan terus mengejarnya untuk menjelaskan secara detail maksudnya. Saya kok merasa agak-agak bagaimana begitu. Seperti ada yang tidak mengenakkan terdengar di telinga.
Jadi, katanya memulai cerita yang saya minta. Sekarang ini orangtua seperti mendapat mainan baru. Mainan itu namanya gadget. Benda super canggih itu membuat para orang tua tergagap-gagap. Dengan mudahnya semua hal bisa dilakukan dengan benda super cerdas itu. Membuat foto tinggal cekrek. Menyetel video tinggal klik. Informasi datang silih berganti. Tentang apa saja. Bahkan lebih up date dari media massa seperti televisi atau radio.
Mendadak para lansia seperti menjadi orang yang serba tahu dan ingin membagi apapun yang diketahuinya kepada sebanyak mungkin orang. Sehingga tak heran kalau para orangtua selalu membagikan semua informasi yang diperolehnya ke grup-grup wa yang diikutinya. Tidak peduli grup-grup itu anggotanya sama. Sayang kalau informasi bagus dilewatkan dan disimpan sendiri. Ironisnya, berita yang dibagikan itu tidak dicek dulu kebenarannya. Tidak dikonfirmasi dulu alias asal bagi.
Apalagi di suasana seperti ini. Dunia dicekam pandemi covid-19. Anak-anak harus rajin mengecek hp emaknya. Anak harus mengedukasi emaknya agar lebih cerdas dalam memilah berita. Kalau tidak, hancurlah dunia. Hoaks terjadi dimana-mana.
Oh ya?
Saya merasa terhenyak mendengar penjelasannya. Jadi fenomena kaum emak ini ternyata sudah membuat hati anak-anak muda menjadi galau. Ah pasti fenomena ini sudah menjadi bahan rumpian mereka.
Saya mewakili generasi kaum emak. Sejatinya kami adalah generasi yang gemar belajar. Kami selalu serius untuk hal-hal apapun. Kami menganggap semua orang itu baik. Kami selalu berprasangka baik. Bahwa informasi yang kami terima adalah informasi yang baik dan bermanfaat. Kami pikir semua orang tulus membagikan informasi baik karena berharap dunia semakin baik.
Seperti saat pandemi ini misalnya. Jujur kami sangat ingin melindungi kalian, anak-anak kami. Kami tidak ingin kalian, saudara saudara, kerabat dan teman-teman kami menjadi korban pandemi ini. Itulah sebabnya kami ingin berbagi kebaikan melalui informasi yang kami terima. Lah mana kami tahu kalau informasi itu ternyata tidak benar. Seharusnya mereka hanya membagi informasi yang benar saja.
Memang jaman sekarang begitu ya?
Tantangan hari ke 62
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Begitu yah Bund, supaya tak salah dalam penggunaan gadget. Sukses selalu dan barakallahu fiik
IyaAamiin