Tantangan hari ke 76

Selama masa darurat covid-19 ini semua harus dilakukan secara online. Tidak hanya bekerja dan belajar saja, tetapi semua hal yang biasanya dilakukan secara tatap muka sekarang harus dilakukan secara online. Pernikahan yang biasanya dilakukan dengan acara yang meriah, sekarang harus dilakukan sederhana dan simbolis saja. Acara keagamaan seperti istighosah, yasinan, pengajian juga dilakukan secara online. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerumunan orang.

Padahal di masyarakat kita, banyak sekali kegiatan yang melibatkan banyak orang. Terutama kami yang hidup di pedesaan. Masyarakat kita memang hobi berkumpul. Seperti saat menjelang bulan ramadhan ini, di desa kami selalu ada acara megengan. Acara megengan ini memang tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ada masyarakat yang menandai adat megengan ini dengan mengantarkan makanan ke tetangga sekitar, ada yang mengundang tetangga sekitar untuk berdoa dan menjamu undangan. Karena himbauan physical distancing maka kegiatan-kegiatan tersebut hanya dilakukan secara sederhana. Seperti acara yang dilakukan secara simbolis.

Seperti hari ini yang sedang berlangsung di rumah kami. Untuk melakukan acara sepasaran cucu saya yang baru lahir seminggu yang lalu, kami mengundang 4 orang saja untuk berdoa di rumah kami. Sementara untuk tetangga yang lain, kami mengantarkan makanan yang biasa kami sebut berkat.

Acarapun dilaksanakan secara sederhana. Doa-doa dilantunkan oleh undangan yang hanya 4 orang tersebut. Kami sengaja tidak mengundang sanak saudara karena kondisi yang memang tidak memungkinkan. Ucapan selamat dan doa-doa dari kerabat dan handai taulan sudah kami terima melalui pesan di media sosial. Kami yakin semua itu sama tulusnya dengan yang kami terima dengan undangan yang hadir ke rumah kami.

Alhamdulillah kami menerima anugerah yang luar biasa. Anggota keluarga baru yang sehat dan menggemaskan. Semoga menjadi anak yang sholihah. Aamiin ya robbal alamiin.