JIKA HIDAYAH HAMPIRI SI TOMBOY

Tomboy. Ya aku dikenal sebagai tomboy dimata keluarga, lingkungan rumah dan sekolah. Hobiku olah raga bola basket, bola Voli, badminton, catur, karambol, bahkan dayung dan mendaki gunung. Jika class meeting di SMP dan SMA, spesialisasiku di bola basket, bola voli dan tarik tambang. Aku giat di pramuka. Jika ada upacara di sekolah, aku sering jadi komandan upacara karena suaraku lantang seperti kondektur. Di sekolah aku dikenal siswa yang nasionalis.

Religius … ah itu jauh dari diriku. Sholatpun mungkin setahun hanya dua kali saja, sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Itupun tidak memiliki ilmunya. Nilai agamaku di sekolah cukup baik. Bulan Ramadhan kebanyakan remaja tadarus, maka aku asyik main kerambol. Tak jarang permainan karambol dengan uang, judi … ya judi. Keluarga kami tidak religi. Sekalipun dari sisi pihak keluarga ibuku banyak sebagai ustadz atau kyai. Di SMA aku belum bisa baca Al Qur’an. Tahun 1982 sampai 1983, di sekolahku SMA Negeri Jakarta Utara ada sekitar sepuluh teman perempuan mengenakan jilbab. Terjadi pro dan kontra diantara siswa-siswi di sekolah. Bahkan pihak sekolah kala itu berusaha membujuk bahkan sampai mengancam mengeluarkan mereka, jika tidak melepas hijabnya. Alhamdulillah teman-temanku itu istiqomah dengan prinsipnya.

Herannya, aku yang tidak religi dan tomboy ini termasuk yang pro dengan teman-teman berhijab. Kami yang pro berkomitmen selepas SMA nanti siapa yang terlebih dulu mengenakan hijab ? Harinya aku lupa, yang kuingat tanggal 25 Januari 1984 alhamdulillah aku yang pertama mulai belajar mengenakan hijab. Setelah mengikuti training HMI Jakarta di Cibinong, dengan nama angkatan CITRA ISLAM ( Cibinong Training Islam). Banyak teman di lingkungan rumah membully-ku dengan penampilan baruku itu. Semakin dibully semakin menguatkanku mengkaji agama, termasuk belajar baca Al Qur”an. Alhamdulillah …bahagianya ya ALLAH dengan hidayahMU, dalam empat kali pertemuan aku mulai lancar membaca Al Qur’an. Semoga aku bisa istiqomah.

ENDAH SUTYYA / PENILIK