Endah Wijayanti

Endah Wijayanti used to be a secretary to Vice President of PT Artawa Indonesia.She moved to another company, as a secretary of Nippon Steel Corp. Currently sh...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita di Balik Gubuk Tua (2)

Cerita di Balik Gubuk Tua (2)

#TantanganGurusiana

Cerita di Balik Gubuk Tua

Bagian ke-2

Di ujung jalan kecil, tepatnya di sebuah warung, terdengar suara keras pemilik warung pada pembelinya.

“Bu, dibayar dong hutangnya. Kalau belanjaan hari ini gak dibayar lagi, nanti numpuk terus! Jangan hutang melulu! Kalau gak punya uang jangan belanja!”

“Maafin saya Bu, besok saya lunasi semua,” jawab Ibu Jumi.

Bagai ditusuk belati tajam, mendengar kejadian itu Andri merasakan amarah yang terpendam. Ia tak bisa berbuat banyak. Memang kenyataannya seperti ini. Kondisi ekonomi keluarganya morat-marit. Ibunya hanya seorang buruh cuci, sedangkan ayahnya yang pemabuk dan suka main judi sekarang entah ada dimana.

Ibu Andri yang bernama Jumiati akrab dipanggil bu Jumi, adalah seorang wanita setengah baya yang mempunyai tiga anak.

Mereka tinggal dalam sebuah rumah kecil berdinding bilik bambu, peninggalan orang tua bu Jumi.

Penghasilan wanita itu memang tidak mencukupi kehidupan sehari-hari. Jangankan untuk membeli peralatan sekolah.

Untuk makan sehari-hari saja mereka sulit . Beruntung Andri bisa masuk di sebuah SMA Negeri, walau jaraknya cukup jauh dari rumah.

Biasanya Andri menggunakan sepeda ke sekolah. Itu tahun lalu, saat kelas sepuluh. Kedua adiknya yang kembar baru kelas 2 bersekolah di SD Negeri yang sama, yang lokasinya tak jauh dari rumah. Karena sekarang sedang ada wabah covid, Andri dan kedua adiknya bersekolah dari rumah.

Bukan hal yang mudah untuk bisa belajar lancar dari rumah. Ponsel mereka hanya satu. Itupun milik ibunya. Ketiga anak itu harus bergantian menggunakannya. Seringkali kedua adik Andri harus mengalah mengerjakan tugas pada sore hari.

Andri masih memegang ponsel setelah menjawab telepon dari bu Afifa. Ia berdiri disamping ibunya yang tengah memegang plastik belanjaan.

“Ooo iya, Ibu tadi terburu-buru ke warung.”

Andri mengambil nafas, karena tadi sempat berlari-lari menyusul ibunya ke warung untuk meminjam ponsel.

“Bu, ponselnya mau dipakai buat tugas sekolah.” Suara Andri pelan.

“Ya, bawa aja. Tadi ibu lagi nunggu panggilan dari seseorang. Tapi udah nggak apa, bawa pulang, ya.”

Andri berlari pulang. Setengah tak sabar membuka ponsel. Kemudian ia melirik ke sebelah. Kedua adiknya masih bermalas-malasan di tempat tidur.

“Tik... Tok... Tik... Tok...” jam berdentang menunjukkan pukul 12.00 tanda berakhirnya jam belajar jarak jauh.

Andri menutup bukunya. Membuka ponsel lagi, mencari nomor lain. Nomor Grup Whatshap sekolah adiknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post