Endah Winarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENERAPAN MODEL READING GUIDE DENGAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 SUBAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL READING GUIDE DENGAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 SUBAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL READING GUIDE DENGAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 SUBAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Endah Winarti,S.Pd.

(Guru SMP Negeri 2 Subah Kabupaten Batang)

ABSTRAK

Penerapan metode ceramah dalam pembelajaran PKn belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil ulangan kelas VIII D pada materi Sistem Pemerintahan Indonesia dari 29 siswa baru 12 siswa atau 41% yang tuntas belajar, Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena motivasi belajar siswa rendah, kurang aktif, kurang kreatif, dan malas membaca. Sehingga diperlukan model dan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar afektif, psikomotor dan kognitif siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Siklus I dengan pokok bahasan MPR, Presiden, dan DPR dengan alokasi waktu 2x40 menit dan siklus II dengan pokok bahasan BPK, MA, MK, dan KY dengan alokasi waktu 2x40 menit. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar materi Sistem Pemerintahan Indonesia pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil belajar afektif dalam pembelajaran meningkat dari 52% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II. Hasil belajar psikomotor dalam pembelajaran meningkat dari 83% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Hasil belajar kognitif ketuntasannya meningkat dari 41% pada prasiklus, menjadi 58% pada siklus I,dan 79% pada siklus II. Dari hasil yang telah dicapai pada siklus I dan siklus II disimpulkan bahwa dengan penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016 sehingga penerapan model pembelajaran ini dapat dijadikan rujukan dan pilihan bagi guru PKn dalam memilih dan menentukan model pembelajaran yang aktif, menarik, sistematis, efektif, dan efisien.

KataKunci : reading guide, model, peta konsep, penelitian tindakan kelas

PENDAHULUAN

Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari peran guru. Guru sebagai motivator dan fasilitator sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, diharapkan mampu melakukan pembaharuan dalam menerapkan berbagai metode dan model serta strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tergugah dalam proses pembelajaran. Mewujudkan kompetensi yang diharapkan pada mata pelajaran PKn bukan sesuatu yang mudah. Pada umumnya PKn memiliki cakupan materi yang cukup luas sehingga siswa kesulitan memahaminya. Banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil ulangan harian materi Sistem Pemerintahan Indonesia kelas VIII D dari 29 siswa hanya 12 siswa atau 41% siswa yang tuntas belajar dengan KKM 75. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa kesulitan memahami materi tersebut karena cakupan materi yang cukup luas dengan alokasi waktu yang terbatas. Dalam hal ini guru masih menggunakan metode ceramah satu arah sehingga menimbulkan kebosanan pada diri siswa yang pada akhirnya siswa menjadi kurang aktif, kurang kreatif, kurang fokus, dan bahkan mengantuk, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% siswa mencapai ketuntasan belajar minimal sebesar 75. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran guru baik sebagai motivator maupun fasilitator dalam pembelajaran. Guru yang mampu menerapkan metode dan model pembelajaran yang bervariasi mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa menjadi aktif, fokus dan kreatif serta gemar untuk membaca sehingga keberhasilan pembelajaran dapat tercapai yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa baik aspek afektif, kognitif, dan psikomotor .

Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa telah terjadi kesenjangan hasil belajar antara hasil belajar yang diinginkan dan hasil belajar yang dicapai. Kesenjangan hasil belajar tersebut antara lain disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang belum mampu mendorong siswa untuk aktif. Pembelajaran yang dilaksanakan belum mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, belum mampu mendorong siswa menjadi aktif, fokus, dan kreatif serta gemar untuk membaca. Karena pembelajaran masih didominasi oleh aktifitas guru maka siswa pasif dan hasil belajar tidak sesuai yang diharapkan.

Kondisi pembelajaran yang belum sesuai standar dan hasil belajar yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan perlu untuk segera ditangani dan diselesaikan. Jika tidak segera ditangani maka pembelajaran semakin membosankan, motivasi belajar siswa menjadi rendah dan berakibat pada pencapaian kompetensi siswa tidak dapat tercapai, hasil belajar rendah, dan tujuan pendidikan tidak tercapai.

Diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran dapat mengubah suasana belajar dengan melibatkan siswa secara aktif. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep.

Reading Guide merupakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan bahan ajar yang telah disiapkan dan kemudian mempresentasikan. Model pembelajaran Reading Guide memiliki urutan sintaks sebagai berikut: (1) selection of a text, guru memilih teks yang sesuai dengan materi pembelajaran; (2) introduction to the text, guru memperkenalkan teks dengan menyampaikan permasalahan yang harus diselesaikan siswa; (3) reading to the text, memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca teks dan berpikir untuk menyelesaikan permasalahan; (4) discussion of the text, kegiatan diskusi dan presentasi untuk menyajikan jawaban permasalahan; (5) teaching point, guru memberi penguatan tentang point-point pembelajaran; (6) word work, guru membantu siswa yang kesulitan; (7) extending understanding (optional), memperluas pemahaman siswa (Fountas & Pinnell 2012).

Peta Konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya sehingga menunjukkan suatu bentuk pemikiran (Trianto 2007:159)

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa, implementasi model Reading Guide terbukti telah memberikan dampak positif bagi siswa yaitu dapat meningkatkan nilai (Maurer & Longfield 2015), kemampuan membaca (Ortlieb 2013, dan Fransiska & Elmubarok 2015), dan kemampuan membaca dan matematika (Gagnon & Barber 2014). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa, strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika (Pratikno et al 2012), IPS Geografi (Tjahjono 2008) dan akuntansi (Wahyudin & Fithrona 2007). Diharapkan setelah guru menggunakan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar materi Sistem Pemerintahan Indonesia pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016.

Manfaat teoritis PTK ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam memperkaya dan menambah ragam model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa serta dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. Sedangkan manfaat praktisnya adalah: (1) bagi siswa dengan penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi Sistem Pemerintahan Indonesia dan mata pelajaran PKn pada umumnya; (2) bagi peneliti diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional melalui penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dalam pembelajaran; (3) bagi sekolah diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi kemajuan dan kualitas pembelajaran serta membudayakan sikap ilmiah di SMP Negeri 2 Subah; (4) bagi perpustakaan SMP Negeri 2 Subah diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah literatur perpustakaan sehingga dapat meningkatkan wawasan dan profesionalisme guru yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.

Rumusan masalah dalam PTK ini adalah: “Apakah penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar materi Sistem Pemerintahan Indonesia pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016?”. PTK ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan di kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Kabupaten Batang pada semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek PTK adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah dengan jumlah siswa 29 terdiri dari 13 siswa putra dan 16 siswa putri. Pemilihan kelas VIII D didasarkan pada pertimbangan bahwa aktifitas siswa dan minat baca kurang, sehingga nilai rata-rata PKn paling rendah diantara kelas yang lain.

Data yang akan diteliti adalah keseluruhan peristiwa yang terjadi didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa. Sumber data berupa nilai post test, aktivitas siswa, hasil pekerjaan siswa, dan aktivitas guru. Data nilai post test diperoleh dengan teknik tes tertulis. Data hasil pekerjaan siswa diperoleh dengan tes kinerja. Data aktivitas guru diperoleh dengan teknik observasi dengan alat pengumpul data berupa instrumen lembar observasi guru dan lembar instrumen observasi siswa. Validitas data diukur dengan teknik triangulasi dan validitas konstruk atau isi. Triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain (Nasution 2003:45). Validitas konstruk atau isi adalah dalam menyusun tes didasarkan pada kisi-kisi yang dikembangkan dalam standar isi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kritis dan teknik komparatif. Teknik analisis kritis dilakukan dengan cara mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif dari kajian yang telah ditetapkan. Teknik komparatif dilakukan dengan menganalisa data dengan cara membandingkan hasil tindakan antar siklus.

PTK dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus memiliki 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Hasil evaluasi pada prasiklus menunjukkan ketuntasan belajar sebesar 41% pada materi Sistem Pemerintahan Indonesia. Dalam kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah ditemukan rendahnya motivasi siswa untuk membaca, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Pada siklus I menggunakan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep pada materi Sistem Pemerintahan Indonesia dengan pokok bahasan MPR, Presiden, dan DPR. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan cara guru membagikan bahan ajar/bahan bacaan dan LKS pada setiap kelompok untuk dikerjakan dan dipresentasikan. Guru bertindak sebagai pembimbing dan memberikan konfirmasi, ulasan, dan koreksi jawaban pekerjaan siswa. Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan guru memberikan post test. Kegiatan pada siklus II merupakan kegiatan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Materi pada siklus II adalah BPK, MA, MK, dan KY. PTK telah berhasil jika memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 75% siswa memperoleh kriteria baik pada aspek afektif, 75% siswa tuntas memenuhi KKM yaitu 75 untuk aspek kognitif dan 75% siswa memperoleh kriteria baik pada aspek psikomotor.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian

Siklus I

Proses pembelajaran pada siklus I materi Sistem Pemerintahan Indonesia dengan pokok bahasan MPR, Presiden, dan DPR mencakup kegiatan pendahuluan meliputi guru mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis, memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan cakupan materi dan membagi siswa dalam beberapa kelompok.

Kegiatan inti meliputi guru menjelaskan lembaga pelaksana kedaulatan rakyat MPR, Presiden, dan DPR, mempersiapkan dan membagikan bahan ajar dan lembar kerja siswa (LKS), siswa membaca dan mempelajari bahan ajar kemudian mengerjakan perintah yang ada di LKS untuk membuat peta konsep, guru membimbing siswa dalam pembuatan peta konsep, siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil peta konsep, guru memberikan konfirmasi, ulasan, dan koreksi hasil peta konsep siswa.

Kegiatan penutup antara lain guru bersama siswa memberikan kesimpulan, post test, dan menyampaikan rencana pertemuan berikutnya dengan memberikan tugas membaca pokok bahasan BPK, MA, MK, dan KY serta membuat rancangan peta konsep materi tersebut di buku catatan.

Guru sudah mampu melaksanakan skenario pembelajaran dengan baik. Beberapa aspek yang terlihat belum konsisten adalah dalam penyampaian tujuan, penyampaian cakupan materi, dan pembentukan kelompok. Pada kegiatan akhir berupa pengambilan kesimpulan dan refleksi guru masih harus memperbaiki kinerjanya.

Analisis data observasi menunjukkan, hasil belajar afektif secara klasikal dengan kategori baik sebesar 51,7%, cukup 21,7%, dan kurang 27,6%. Aspek penilaian afektif meliputi kesiapan, kerapian, keaktifan, kerjasama, dan tanggung jawab. Hasil belajar psikomotor dengan kategori baik sebesar 83% dan cukup baik 17%. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari aspek kerapian Peta Konsep, isi Peta Konsep, dan kreatifitas Peta Konsep. Hasil belajar aspek kognitif diperoleh 52% siswa tuntas belajar. Hasil belajar psikomotor sudah melebihi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, sedangkan hasil belajar kognitif dan afektif belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Beberapa hal yang perlu perbaikan pada siklus II adalah: (1) kelompok dibuat secara heterogen, (2) jumlah kelompok diperkecil, (3) jumlah kata setiap konsep Peta Konsep dibatasi, (4) siswa diberi tugas membaca materi BPK, MA, MK, dan KY serta menyusun rancangan Peta Konsep terlebih dahulu sebelum kegiatan tatap muka.

Siklus II

Proses pembelajaran pada siklus II materi Sistem Pemerintahan Indonesia dengan pokok bahasan BPK, MA, MK, dan KY mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Proses pembelajaran pada siklus II pada dasarnya hampir sama seperti pada siklus I. Pada siklus II guru sudah memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I sehingga skenario pembelajaran mampu dilaksanakan dengan amat baik. Hasil belajar afektif secara klasikal dengan kategori baik sebesar 90% dan cukup baik 10%. Hasil belajar psikomotor dengan kategori baik sebesar 100%. Hasil belajar kognitif menunjukkan 79% siswa tuntas belajar. Hasil belajar afektif, psikomotor, dan kognitif sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pembagian kelompok sudah heterogen sehingga kerja kelompok menjadi meningkat, kelompok terdiri dari 2 siswa sehingga diskusi kelompok lebih efektif, dan peta konsep selesai tepat waktu karena siswa sudah mempelajari materi sebelumnya di rumah dan merancang rancangan Peta Konsep sehingga pembelajaran berlangsung lebih aktif, menarik, sistematis, efektif, dan efisien.

Perbandingan hasil penilaian aspek afektif dan aspek psikomotor siswa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep pada siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 1 sedangkan aspek kognitif pada Tabel 2.

Tabel 1 Perbandingan Hasil Penilaian Setiap Aspek Afektif antar Siklus

No

Kategori

Aspek Afektif

Aspek Psikomotor

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1

Baik

51,7%

90%

83%

100%

2

Cukup

20,7 %

10%

17%

0%

3

Kurang

27,6 %

0%

0%

0%

Jumlah

100 %

100%

100%

100%

Terjadi peningkatan hasil penilaian aspek afektif dan aspek psikomotor antara siklus I dengan siklus II. Aspek afektif dengan kategori baik pada siklus I sebanyak 51,7% meningkat menjadi 90% pada siklus II. Aspek psikomotor dengan kategori baik pada siklus I sebanyak 83% meningkat 17% menjadi 100% pada siklus II.

Tabel 2 Perbandingan Hasil Penilaian Aspek Kognitif antar Siklus

No

Kategori

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

1.

Tuntas

41%

52%

79%

2.

Tidak tuntas

59%

48%

21%

Jumlah

100%

100%

100%

Ketuntasan hasil belajar kognitif pada prasiklus sebesar 41%, meningkat 11% pada siklus I menjadi 52% dan pada siklus I meningkat 27% menjadi 79%.

Pembahasan

Penerapan Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar diperoleh dari tes yang diberikan guru (Dimyati & Mudjiono 2002:36) yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai (Sumarno 2011:17) yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor (Sudjana 2000). Hasil belajar afektif dan kognitif pada siklus I belum mencapai kriteria yang ditetapkan, sedangkan hasil belajar psikomotor sudah mencapai kriteria yang ditetapkan. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II, akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar pada semua aspek penilaian sehingga dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan.

Penerapan Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dalam proses pembelajaran terbukti secara teoritis dan empiris mampu mengatasi kelemahan dalam proses pembelajaran. Penerapan Penerapan Reading Guide dengan strategi Peta Konsep membuat siswa lebih antusias dalam belajar, memudahkan memahami materi yang cakupannya luas, dan memotivasi siswa untuk aktif membaca kemudian menuangkan dalam Peta Konsep sehingga pembelajaran lebih aktif, menarik, sistematis, efektif, dan efisien. Peningkatan nilai kognitif dalam penelitian senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin & Fithrona (2007), Tjahjono (2008), Pratikno et al (2012) dan Maurer & Longfield (2015). Peningkatan motivasi membaca dalam penelitian senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ortlieb (2013), Fransiska & Elmubarok (2015), dan Gagnon & Barber (2014).

Peningkatan aspek afektif yang diiringi dengan peningkatan aspek kognitif dalam penelitian disebabkan karena Penerapan Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat mempengaruhi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan siswa (Sardiman 1996:39-43). Model Reading Guide digunakan untuk mengefektifkan penyampaian materi dengan cakupan yang luas dengan waktu yang terbatas dengan memaksimalkan kemampuan siswa (Biddulph 2002 dan Fountas & Pinnell 2012), seperti pada materi Sistem Pemerintahan Indonesia. Model Reading Guide dapat mempengaruhi bahasa, kefasihan, pengetahuan, dan metakognitif (Lane & Hayes 2015). Implementasi model Reading Guide dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu : (1) pembelajaran berlangsung lebih efektif, karena guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator untuk meningkatkan keaktifan, dan pemahaman siswa; (2) keterlibatan siswa secara aktif dengan membaca teks, meningkatkan pemahaman, dan memfokuskan prose pembelajaran; (3) terjadi interaksi sosial dan kegiatan eksplorasi ketika siswa berkolaborasi dalam kegiatan diskusi sehingga terjadi pembelajaran yang lebih bermakna; (4) memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan literasi; (5) mengembangkan kemampuan membaca dan berpikir (metakognitif); (6) mendukung pemikiran kritis dan pemahaman yang mendalam; (7) siswa dapat menulis atau menggambar tentang isi teks; (8) guru memiliki kesempatan untuk memberikan instruksi eksplisit dalam berbagai strategi membaca (Biddulph 2002 dan Fountas& Pinnell 2012).

Model Reading Guide juga memiliki kekurangan yaitu adanya hambatan proses pembelajarankarena keragaman kemampua siswa dalam memahami teks. Ketika mendiskusikan isi teks, guru harus menyadari bahwa siswa yang berasal dari berbagai latar belakang, belum tentu merespon pertanyaan sesuai harapan (Biddulph 2002) seperti yang dialami guru pada pembelajaran siklus I. Terdapat beberapa siswa dengan hasil Peta Konsep kurang baik dan belum sesuai harapan dengan kriteria yang diharapkan. Kekurangan model Reading Guide dapat diatasi dengan melaksanakan strategi meringkas, analisis teks, membuat kesimpulan, membedakan informasi yang penting, sintesis, dan memperbaiki pemahaman (Biddulph 2002), oleh karena itu guru menugaskan kepada siswa untuk membaca materi Sistem Pemerintahan Indonesia dengan pokok bahasan BPK, MA, MK, dan KY dan menyusun rancangan Peta Konsep terlebih dahulu sebelum kegiatan tatap muka.

Peta Konsep sangat bermanfaat meningkatkan ingatan dan menghasilkan pembelajaran bermakna (Trianto 2007). Guru sangat berperan dalam menghubungkan makna konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi (Yamin 2008:144). Dengan penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep terbukti siswa menjadi aktif, pembelajaran menjadi aktif, menarik, sistematis, efektif, dan efisien serta mampu meningkatkan hasil belajar materi Sistem Pemerintahan Indonesia pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil data-data dan pembahasan hasil PTK, maka dapat disimpulkansebagai berikut: (1) penerapan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar aspek afektif, aspek psikomotor, dan aspek kognitif materi Sistem Pemerintahan Indonesia pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Subah Tahun Pelajaran 2015/2016; (2) meningkatkan aktifitas siswa dan aktifitas guru dalam pembelajaran PKn; (3) menciptakan pembelajaran yang aktif, menarik, sistematis, efektif, dan efisien.

Saran

Berdasarkan hasil PTK diatas ada beberapa saran sebagai berikut: (1) kepada guru PKn dan mata pelajaran lainnya untuk menggunakan model Reading Guide dengan strategi Peta Konsep pada materi yang cakupannya luas dengan alokasi waktu terbatas dengan mempersiapkan bahan ajar dan LKS dengan baik; dan (2) model Reading Guide dengan strategi peta konsep dapat menjadi rujukan pada mata pelajaran lainnya dengan materi yang cakupannya luas dan alokasi waktu yang terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Biddulph, Jeanne. 2002. Guided Reading: Grounded in Theoretical Understandings. New Zealand: Learning Media Limited Published.

Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fountas, I.C. & Pinnell, G.S. 2012. Guided Reading The Romance And The Reality. The Reading Teacher. Vol. 66 Issue 4.

Fransiska, Fredina. & Elmubarok, Zaim. 2015. Efektivitas Metode Reading Guide terhadap Keterampilan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas XI IPS MAN Demak. Journal of Arabic Learning and Teaching. 4 (10)

Gagnon, J.C. & Barber, B.R. 2014. Instructional Practice Guide for teaching reading and mathematics in Juvenile Correctional schools. The Journal of Correctional Education. 65 (3).

Lane, H.B. & Hayes, L.F. 2015. Keeping the Big Picture in Mind: Using a Reading Conceptual Framework to Guide Teacher Learning. Journal of Reading Education. 40 (2).

Yamin, Martinis. 2008. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Maurer, T.W. & Longfield, Judith. 2015. Using Reading Guides and On-line Quizzes toImprove Reading Compliance and Quiz Scores. International Journal for the Scholarship ofT eaching and Learning. 9 (1).

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif . Bandung: Tarsito.

Ortlieb, Evan. 2013. Using Anticipatory Reading Guides to Improve Elementary Students’ Comprehension. International Journal of Instruction. 6 (2).

Pratikno, H., Rusilowati, A. & Waluya, S.B. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Humanistik Berbasis Konstruktivisme dengan Strategi Peta Konsep Materi Turunan. Lembaran Ilmu Kependidikan. 41 (1).

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Sudjana. 2000. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sumarno. 2011. Model, Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Tjahjono, Heri. 2008. Peta Konsep Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Makna Pembelajaran IPS Geografi di Sekolah. Lembaran Ilmu Kependidikan. 37 (1).

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wahyudin, Agus & Fithrona, Arina. 2007. Efektifitas Penggunaan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 2 (1).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Artikel ibu sangat bagus, menginspirasi saya untuk menerapkannya di kelas.

06 Mar
Balas

Terima kasih,sukses selalu untuk ibu.

08 Mar
Balas

Bermanfaat sekali bu, saya masih harus banyak belajar, terima kasih..

10 Apr
Balas



search

New Post