Tak terasa, lebih dari satu windu aku memasuki perjuangan dalam menempuh hidup berkeluarga. ada banyak suka dan duka dalam mengarungi bahtera kehidupan setelah menikah.

secara historis, aku bukanlah tipe wanita yang dipersiapkan sebagai istri dan juga ibu bagi anak-anakku. Aku, dengan status anak ragil tanpa pernah tahu arti momong adik atau ponakan. Aku dengan masa kecil yang jarang membantu ibu memasak di dapur. Aku, dengan masa kecil yang jauh dari acara seluk beluk memberisihkan rumah, mencuci piring dan mencuci baju. tidak pernah sekalipun aku belajar untuk memahami apa arti seorang wanita.

Hidupku bergulir, dan aku menjalaninya..

Ternyata menjadi seorang ibu itu tidak mudah, butuh pengorbanan. yang pasti tak ada lagi istilah "me time". perhatian, tenaga dan waktu aku curahkan untuk menjalankan peran sebagai seorang ibu sekaligus sebagai wanita karir. Pagi-pagi selalu dengan rutinitas kebut melakukan ini dan itu dengan waktu yang terbatas, apalagi harus berbagi waktu dengan suami juga yang aktivitas karirnya tidak berbeda dengan diriku.Pun setelah bekerja, ganti baju dan langsung dihadapkan dengan momong anak.

Jika memang ada kesempatan untuk menangis, ingin sekali aku menangis, tapi itu juga tidak menjadi solusi. hanya satu dalam hatiku. Anak-anakku hanyalah titipan dari Allah yang wajib aku jaga. aku harus menata hati dan pikiran agar tetap selalu ingat pada Allah. ya bagaimana tidak karirku yang menuntut kehadiranku, sementara "dunia berakhir" jika asisten rumah tanggaku tidak berangkat. alhasil aku tidak bisa masuk kerja.. tapi ya begitu nikmati saja dan tetap bersemangat menyambut esok hari dengan segala urusan yang wajib diselesaikan

Aku harus tetap percaya bahwa badai akan berakhir dan mentari akan bersina. ini hanya soal waktunya kapan. dan semuanya pasti akan indah pada waktunya. S-a-b-a-r itu saja!