Cerita Pampers
Zaman now, udah tak asing lagi pampers di telinga kita semua. Media ini sangat membantu orang tua zaman now dalam mengatasi masalah kotoran besar dan kotoran kecil bagi balita.sangat efisien, sekali pakai tinggal buang..
Aku pun termasuk ibu zaman now dengan anak lanang umur empat tahun kurang tiga bulan yang kerap menggunakan pampers jika liburan ke tempat Simbah Klaten dan Simbah Wonosobo. Pasalnya memang efektif, tak perlu bawa banyak baju si kecil. Kalau keseharian mah tak pakai pampers, soale stok baju dan celana kan banyak.
Liburan kali ini adalah kali pertama anak lanang tidak stok pampers, cukup sekodi celana dalam yang kubawa buat anak lanang, dan selembar perlak biru berbunga-bunga.
Aku dah putuskan untuk tidak ngurusi pampers, bagi aku memang terasa efektif, tapi efek yang ditimbulkan berbahaya, Yap pertama boros, hitung aja jika sehari butuh pampers minimal 4. Paling tidak sehari 10 ribu rupiah keluar tak berbekas. Nah kalo butuh satu minggu berarti 10 ribu kali 7 jadinya 70 ribu keluar. Nah nguras kantong banget kan..terus kedua dengan pampers otomatis bikin sampah menggunung.. Sukak ngelus dada, miris banget jika lihat sampah pampers yang menggunung.kadang di sungai ada pampers, trus di pantai juga pernah menemukan pampers yang dibuang sembarangan lebih dari satu. Kalo ibu ibu muda zaman now selalu pakai pampers untuk balitanya, hadeeeuuuhhh gawat kan..sama saja merusak alam. Not good buat kita,not good buat bumi. Plisssss sadar dikit..kasihanilah bumi yang udah sepuh ini.. Yap ketiga ini yang bagi aku very very not good untuk balitanya.. Apa pasalnya dengan pampers sangat jelas balita tidak belajar untuk toilet training... Ini tidak memandirikan balita, tapi membuat balita jadi jorok..lha kemana mana bawa pipisnya sendiri... Iiihhh jorok kan...
Padahal toilet training itu penting lho. Amat penting menurut ku, sebab itu jadi dasar untuk balita hidup dengan bersih, dan disiplin.
Saya pikir orang tua muda zaman now jangan hanya mikirin enaknya aja sendiri.. Tapi tidak memikirkan orang lain bahkan anak sendiri.
Jadikan 2018 sebagai aksi bebas pampers.. Lindungi bumi ini, beri ilmu dan bekal yang bener pada anak anak kita agar mereka bisa hidup mandiri
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin. Dulu waktu anak saya usia satu tahun pas diperjalanan pernah juga pakai pampers. Tapi akhirnya merah2 dan gatal. Setelah itu saya lebih menerapkan toilet training. Setiap dua jam saya bawa dia ke toilet. Alhamdulillah... di usia dua tahun lebih sudah bisa ke toilet sendiri.
Betul banget Pak. Saya juga penerapan toilet training nya tiap beberapa lama saya ajak untuk pipis, tapi terkadang harus berdebat dengan anak lanang.dia bilangnya belum mau pipis..padahal aku sebagai ibunya udah paham betul gelagat anak lanang kalo pengen pipis
Sepertinya perlu bahan pengganti mampers yang ramah lingkungan, tapi apa Yach?
sudah ada pak Mulya... popok Celana pakai Ulang yg berbahan kain & bisa dicuci.
daan... pengalaman anak saya yang masih usia 2,5 tahun menggunakan diapers, 2 minggu yang lalu didiagnosa Ada Bakteri di saluran kencingnya. kalau buang air kecil sakit. akhirnya dari Dokter tidak diperbolehkan menggunakan Diapers lagi. salam Literasi Bu Endang ☺
Nah ini bisa menambah pengetahuan untuk orang tua zaman now..bahwa ada efek samping yang perlu digarisbawahi. Salam literasi juga Bun. Terimakasih udah mampir
sama2 Bu Endang...
Saya sepakat dg Ibu Yuni Dwi Astuti, memakai istilah 'diapers', karena 'Pampers' itu merek salah satu popok sekali pakai.