Baru tiga bulan terakhir ini aku merenovasi temen temen di Facebook, salah satu sosial media yang langsung berjaya saat diresmikan kurang lebih sepuluh tahun yang lalu.

Apa sebenarnya yang melatarbelakangi aku merenovasi separuh lebih temen-temenku. Sebabnya tujuanku menggunakan Facebook sudah berubah.

Diawal aku menggunakan Facebook, aku terjerat candu yang membuat pikiranku terjebak dalam kotak tanpa ada kemajuan. Aku hanya berani mengintip saja aktivitas temenku. Ya hanya aktivitas satu teman kecilku. Aku berharap untuk mengadd hampir semua teman yang menjadi Tan kecilku. Aku berusaha pantau kegiatan apa yang sudah dilakukan nya.

Hal yang tidak penting sebenarnya. Amat tidak penting bahkan membuang buang waktu saja. Apa manfaatnya. Tidak ada, hanya satu, menjadi tahu apa yang sudah dilakukan nya.

Tapi lima tahun lebih, aku benar-benar tidak bisa untuk mengacuhkannya. Rasanya harus membuka akun FB-nya. Rasanya harus membuka akun FB orang-orang terdekatnya. Ya harus, satu kata yang tidak bisa aku hindari tiap kali membuka Facebook. Dia menjadi penting di mataku, orang-orang terdekat nya menjadi penting juga di mataku, di pikiranku. Apakah aku terhipnotis. Ya ada benar nya juga,apakah aku terobsesi ya aku rasa. Sebab aku mencari data tentang kekurangan nya. Terus mencari dibalik foto foto yang mengabarkan kesuksesannya, moril maupun materiil. Rasa penasaran ini muncul terus bertahun tahun sampai lahirnya si None, buku 77 games berkarakter dalam bimbingan dan konseling hasil karyaku, di bulan September 2017 lalu.

Saat itu, saat aku tuliskan status "siap eksis" disusul dengan status "telah lahir anakku yang kedua dan pic cover buku si None" Seketika itu juga aku merasa terbebas dengan rasa penasaran pada teman kecilku

"Peduli amat dengan dia" batinku. Dan sejakitulah fokusku hanya pada None. Aku upload terus gambar cover si None. Aku tulis laporan singkat perkembangan si None..aku pasang status tentang si None. Ya aku berubah drastis, aku mulai bisnis penjualan bukuku sendiri lewat Facebook. Satu persatu aku layani..

Aku delete orang-orang yang tidak penting terutama yang berhubungan dengan temen kecilku.Aku ganti dengan menggunakan add orang-orang yang aku anggap berhubungan dengan si None. Hampir tiap hari aku add setelah menghapus hampir 500 pertemanan.

Tapi aku tetap tidak mendelete temen kecilku, ya biar saja sapa tahu kapan kapan masih bisa menikmati perkembangan dirinya. Aku sudah bisa mengatakan dia tidak penting lagi. Fokusku sudah berganti.

Aku justru sedang penasaran ingin menulis lagi, ingin aktif dalam komunitas menulis. Ingin menulis naskah buku lagi dan lagi dan lagi. Aku sedang membuat pondasi lewat si None. Dalam pikiranku sudah ada materi yang mau aku kembangkan menjadi buku.

Mataku terbukaseketika. Saat teman-teman ku aku ganti yang mendukung dengan si None, saat itulah aku melihat bahwa begitu buuuuanyaaak potensi menulis yang dimiliki oleh orang.

Minder jelas iya, tapi dalam hati aku sudah ingin mengembangkan sayap. Aku sudah ingin menulis lagi..

Dan aku sedang mempelajari medan. Aku sedang mempelajari materi yang ingin aku tuliskan, dan aku sedang mempelajari gaya tulisan yang aku inginkan. Ya lewat postingan postingan temen temen penulis tentunya.

Facebook adalah media yang sangat efektif untuk mencapai tujuan. Jika kau ingin jadi penulis. Lihat dulu daftar temen fbmu. Apakah mendukung atau tidak, jika memang tidak delete dan ganti dengan meng add orang-orang yang punya jiwa menulis

Maka kau akan merasakan bahwa semangat menulis itu akan mengalir di jiwamu