Bismillahirrahmanirrahim.

#MariMenulis di gurusiana.id 

#TantanganMenulisGurusiana Hari ke-64

#MediaGuruIndonesia

BIOKATALISATOR

Penulis: Endang Ayu Patrianingsih, S.Si., M.Pd.*

*Guru SMAN 1 Takalar, Sulawesi Selatan

Biokatalisator adalah nama lain dari enzim, yang merupakan protein yang bekerja di dalam tubuh makhluk hidup yang berperan dalam meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam tubuh.

Ion-ion anorganik merupakan salah satu komponen enzim yang disebut kofaktor dan merupakan komponen  yang non-protein, terdapat pula kofaktor yang berupa ion organik yang disebut koenzim, enzim yang terikat dengan kofaktor disebut holoenzim, sedangkan komponen enzim yang tersusun atas protein saja disebut apoenzim.

Organisasi enzim terdiri atas substrat dan produk, dimana substrat akan berekasi dengan enzim dan membentuk produk  sebagai molekul yang dihasilkan.

Konzim juga merupakan kofaktor yang terdiri atas molekul organik non-protein, sebagai contoh dari koenzim adalah vitamin.

Ada pula tipe kofaktor lain yang disebut gugus prostetik, yang terdiri atas molekul organik, sebagai contoh dari gugus prostetik adalah heme.

Teori tentang kerja enzim ada 2 yaitu teori gembok dan kunci (lock and key) dan teori kecocokan yang terinduksi (induced fit).

Atas dasar teori tentang kerja enzim, bahwa pada enzim terdapat sisi aktif, berdasar pada teori lok and key maka enzim bentuk sisi aktif yang sangat spesifik, dimana hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim, seperti layaknya gembok dan kunci, yang bersesuaian satu dengan yang lain.

Lain halnya dengan teori induced fit, bahwa bagian sisi aktif enzim bukanlah bersifat kaku, namun bersifat lebih fleksibel, sehingga jika terdapat substrat yang akan bereaksi dengan enzim tersebut, maka bentuk sisi aktif enzim termodifikasi melingkupinya untuk membentuk kompleks enzim-substrat.

Ilmu yang mempelajari tentang enzim disebut enzimologi.

Siat-sifat enzim sebagai biokatalisator adalah enzim sebagai protein, bekerja spesifik, sebagai katalis, diperlkan dalam jumlah sedikit, dapat bekerja bolak-balik.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah, suhu, pH, aktivator, inhibitor, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat.

Temperatur atau suhu merpakan faktor lingkungan yang mempengaruhi kerja enzim, dimana setiap enzim memiliki suhu tertentu untuk dapat bekerja secara optimum, berkaitan dengan suhu maka, enzim dapat mengalami kerusakan pada suhu tinggi sebagaimana dengan sifat protein yang akan rusak pada suhu tinggi atau mengalami denaturasi, sedangkan pada suhu nol derajat celcius enzim akan menjadi tidak aktif.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengenali sifat-sifat enzim agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar memiliki daya manfaat bagi makhluk hidup, sama halnya dengan pengaruh pH atau potensial hidroksi yang kita kenal dengan tiga keadaan yaitu asam, netral dan basa, terdapat enzim yang dapat bekerja pada suasana asam, netral dan basa, dalam hal ini tentu saja enzim yang dimaksud adalah enzim yang berbeda.

Renaturasi enzim, merupakan istilah untuk kembalinya bentuk enzim yang rusak ke bentuk sebelum rusak, kejadian seperti ini dimiliki oleh enzim-enzim yang langka seperti enzim RNAase.

***

#GuruMenulisGuruPenulis

#SatuHariSatuTulisan

#SalamLiterasi

#GuruAyu