Apakah anda pernah mendengar kata Sabu-sabu ? ini adalah sejenis barang yang dilarang pemeritah karena membuat para pemakainya fly dan kemudian merusak mental dan para pemakainya . Tapi yang ini adalah “SAGU SABU” singkatan dari “Satu Guru Satu Buku” sebuah pelatihan menulis bagi para guru agar guru dapat menciptakan karya berupa buku. Saat ini pelatihan sagu Sabu dilaksanakan di Hotel Sahid mandarin Pekalongan selama 2 hari tanggal 3 sampai 4 Oktober 2018 dan aku salah satu peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.

Ada 3 hal yang membuatku merasa berat untuk mengikuti kegiatan tersebut, bukan karena dalam pelatihan peserta harus mengangkat batu yang berat tapi klo bisa dikatakan aku terpaksa mengikuti kegiatan tersebut. Tapi tentu saja kendala itu tidak harus membuat aku mundur mengikuti kegiatan tersebut

Pertama, ketika mengikuti sagu sabu aku harus meninggalkan Bocah kecilku yang saat ini masih berusia 2 bulan di rumah dan konskwesinya aku harus merelakan pulang sampai sore. Kedua, ikut sagu Sabu harus bayar 350 ribu, awalnya terasa mahal harus bayar segitu, namun kalau dipikir hasilnya bisa menntut ilmu utuk menjadi seorang penulis yang bermutu syukur pisan bisa menghasilkan sebuah buku bayar segitu tak jadi masalah bagiku...

Ketiga, aku hanya bisa mengikuti kegiatan itu satu hari, sebab hari kedua aku harus pergi ke pondok di Wonosobo untuk menjenguk si buah hati yang sedang mengaji sama pak kyai.

Dalam hati aku bertanya, apakah aku mampu menghasilkan karya sebuah buku? Sedangkan kemapuanku menulis sangat minim? Namun ketiga kendala tersebut harus menghambat semangatku yang menggebu karena dengan ikut Sagu sabu aku ingin menghasilkan sebuah buku tentang pengorbanan seorang ibu, Semoga Allah SWT mengabulkan doaku...