Endang Dwi Asmara

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Anakku Hilang (Tantangan menulis 30 hari Gurusiana) hari ke 27

"Hallo cemuaaa..dulu aku masih kecil dan imuutz..sekarang aku sudah besar dan jadi mahasiswa, doain yaa, mbah Tie, Uwa, om, tante..sepupu dan saudara-saudara lainnya..biar kuliahku lancar dan dimudahkan urusannya..aamiin." celoteh de Uwaw bungsuku di grup WA keluarga, saat itu baru masuk kuliah semester satu.

Anak bungsuku emang perangainya masih seperti anak kecil pada umumnya, suaranya, tingkah lakunya, bahkan kadang sifat manja anakku bungsu, menjadi candaan saudara-saudara kandungku, dari mulai tantenya, omnya, uwanya, mbah putrinya, hingga sanak famili selalu bercandain bungsuku.

Umurnya sudah bukan kategori anak-anak lagi, sudah dewasa malah, sekarang sudah 19 tahun, tapi anakku bungsu masih enak untuk dimanjain dan dibecandain, terlebih saudara-saudaraku yang lain, karena memang pembawaan anankku yang memang masih kaya bocah.

Alhamdulillah, semenjak kuliah anakku bungsu sudah menunjukan sisi mandirinya, dalam belajar, mengingat mata kuliahnya yang lumayan susah, dia berusaha untuk menutupinya dengan belajar. Utamanya adalah belajar bersama dengan teman-teman yang kategorinya bisa dan menguasai. Aku sebagai ibunya selalu menekankan, jangan pernah malu untuk bertanya saat kita tidak paham terhadap mata kuliah yang susah, kuncinya selama kita mau bertanya dan berusaha tidak ada ilmu yang susah, anakku bungsu selalu mendengar nasehat atau masukan dariku perihal kuliahnya.

Flash back kemasa lalu, saat bungsuku masih kecil, masih imut dan selalu bikin gemes, karena kedua pipinya yang montok, bikin ingin menyentuhnya, apalagi saat sudah mandi, gemmeeess deh, anakku yang nomor dua, bungsuku, saat kecil celotehnya bikin ketawa, bahasanya lucu kadang tidak kumengerti, jika tak dihiraukan ngambeknya bikin gemmesss, itulah putri kecilku dulu, bungsuku dede Uwaw nama panggilannya.

Pernah kejadian dulu waktu bungsuku SD kelas satu, bikin hati dag dig dug der, karena tiba-tiba ojeg langganan anakku saat itu, pulang tanpa membawa serta bungsuku. Ojeg nya bilang kata penjaga sekolah anak-anak kelas satu semua sudah pulang bu, ya Allah perasaan takut sungguh menghantui, takutnya anakku dibawa lari orang dan diculik, naudzubillah, karena saat itu masyarakat lagi ramai membicarakan tentang penculikan anak-anak.. Untungnya posisiku saat itu lagi off nggak ada jam mengajar, akhirnya dengan tergesa-gesa tanpa banyak omong, aku minta bonceng ojeg langgananku balik lagi ke sekolah anakku untuk mencari bungsuku.

Semua jalan aku lewati dengan seksama, khawatir anakku pulang bersama teman-temannya jalan kaki, namun semua nihil, akhirnya aku masuk kembali kesekolah, semua kelas ku susuri, namun tak ada jejak anakku, akhirnya ku temui penjaga sekolahnya yang bernama bu Een.

"Bu Een, lihat anakku Kintan ga?, katanya udah pada pulang tapi ojegnya ngga menemukan Kintan," tanyaku pada bu Een.

" Walah bu, anak kelas satu udah pulang dari dua jam yang lalu, emang ojegnya nggak jemput," sahut bu Een.

" Justru itu, saat ojegnya jemput, katanya Kintan sudah pulang" kataku dengan sedikit cemas, karena anakku hilang.

" Ya Allah, kemana tuh Si Kintan yaa," jawab bu Een. Sambil berjalan kearah luar sekolah dan bertanya pada satpam yang jaga.

"Sapri, lho lihat si Kintan ngga tadi pas pulang sekolah, tuh anak belum pulang taunya dari tadi, ojegnya jemput anaknya kagak ada," tanya bu Een pada Sapri, satpam sekolah.

"Si Kintan yaa..tadi aku lihat dia jalan sama temennya ke arah sekolah TK, coba dah cari bu," jawab Sapri.

"Makasih pak Sapri, infonya.

Tanpa pikir panjang, akhirnya aku berlari menuju sekolahan TK, karena kupikir anakku, main ayunan di sekolah tersebut, karena emang anakku itu hobinya main prosot-prosotan dan ayunan, dan itu hanya ada di sekolah TK, sedangkan di SD nya tidak disediakan. Belum sampai aku ke arah sekolah TK, aku melihat ada seorang anak, yang lagi nongkrong, melihat dagangan yang digelar dibawah, yang kukenali adalah tas yang dia bawanya, dan aku teringat itu adalah tasnya anakku dan anakku terlihat lagi milih-milih barang dagangan berupa jepit rambut, akseroris, gambar BP, dan lain-lain.

Ku dekati anak tersebut dan kusentuh tangan kanannya, benar saja, dialah anakku yang hilang selama beberapa jam, perasaan senang bukan kepalang, melihat raut wajah anakku tanpa dosa, dengan senangnya melihat ibunya datang, langsung meluk aku, dan langsung nunjuk.

"Ibun aku mau beli itu," sambil menunjuk jepitan dan ikat rambut.

"Iya, nanti kita beli,"

"Maunya sekarang, ntar keburu abis," ucap bungsuku.

"Dede mau pilih yang mana, coba tunjuk." Ucapku menawarkan. Anakku langsung memilihnya, karena diesekolah anakku tidak boleh membawa uang, hanya kue dan bekal makan siang saja, bawa uang saat hari jumat, itupun hanya untuk infak.

Selesai membeli jepitan dan ikat rambut, akhirnya ku bawa pulang bungsuku, sambil jalan mencari ojeg pangakalan.

Sambil jalan, aku bertanya pada bungsuku.

"Kenapa tadi dede keluar duluan saat pulang sekolah, nggak nungguin om Wawan, kalau ada yang nyulik gimana,? tanyaku pada sibungsu.

"Abis tadi Om Wawan, jemputnya telat, dede keluar ajah sendiri," jawab bungsuku santai.

" Lain kali, dede ngga boleh gitu, itu namanya nakal, tungguin ajah sampe ojegnya datang, lain kali, dede nggak boleh gitu yaa neng," ucapku pada bungsuku.

"He ehh, sambil menganggukan kepalanya tanda setuju.

"Trus kenapa dede ada dijalan gitu, kalau ada yang bawa, trus nyulik dede dan dibawa pergi jauh gimana?" Sahutku agak-agak sedih raut mukanya, agar anakku jera tidak mengulang kesalahannya.

"Karena aku kelamaan tunggu Om Wawan, akhirnya aku ke tempat jepit dulu, pengen lihat-lihat bun,” sahut anakku.

"Emang dede punya uang?" Tanyaku pada si bungsu.

"Nggak," sahutnya dengan tegas dan sambil nyengir.

"Kan kalau dede ntar punya uang tinggal beli.bun." Ucap anakku.

Emmmmh bungsuku, jawabannya sungguh sangat sederhana, lihat dulu, milih, tapi belinya ntar maksudnya. Yang ada barangnya ke buru abiss neeng.

Ya Allah..alhamdulillah syukur tiada hingga, ternyata anakku tidak hilang, jazakallah khairan katsiron yaa Allah, semoga kejadian yang seperti ini tidak terulang lagi, dan jangan sampai ya Allah..aamiin.

#sekedar mengenang sejarah masa lalu#

#ditulis diponpes Al'itisom, gang 100#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mudah2an itu tidak terjadi Ibu.

11 Mar
Balas



search

New Post