Endang Dwi Haryanti

Perjalanan hidup yang menempaku, mengantarkan ke blog gurusiana ini Walau terlambat memulai semoga tetap berarti. Menulis adalah wisata hati, tempat bebas unt...

Selengkapnya
Navigasi Web
DIJEBAK (2) TTG -365-H-290

DIJEBAK (2) TTG -365-H-290

Dijebak (2)

Malam itu merupakan malam laknat bagi Risna, kesucian yang dia jaga selama 18 tahun direnggut paksa. sekuat tenaga dia melawan namun tangan kekar itu mencekeramnya begitu kuat dalam kegelapan. Dia tak tahu persis wajah orang yang menggagahinya, dia menangis memohon namun tak digubris. Dalam kemarahan dan keputus asaan atas apa yang dideritanya dia pingsan.

Beberapa saat berlalu, suasana kamar berantakan dalam gelap, Risna tersadar dari pingsan, dia bangun terhuyung, sepi sekeliling, seperti mimpi buruk. Rambutnya acak-acakan, dia menangis histeris, tidak ada orang di dalam kamar itu, kemana lelaki bejat yang telah memperkosanya, batinnya marah. Ya Allah kenapa ini terjadi padaku, jeritnya. Seluruh tubuhnya sakit, persendiannya seperti tak berdaya, selangkangannya sakit dan panas, hatinya tercabik. Dia keluar kamar melihat sekeliling, dua orang wanita keluar dari kamar sebelah sambil cekikikan. Wajahnya seketika berubah berang, kedua wanita itu tak lain adalah Leni dan Mila saudara tirinya.Kekuatannya seperti kembali, Risna berlari mengejar kedua wanita tersebut,

“Apa maksud semua ini Leni,” tanyanya sambil matanya menatap nanar memandang mereka berdua. Leni mengkeret memegang lengan Mila.

”Kau menikmatinya kan Ris?,” jawab Mila sambil tertawa sinis, reflek tangan Risna melayang ke pipi Mila dan langsung pindah ke pipi Leni sekuat tenaga, mereka berdua menjerit sambil memegangi pipi.

“Tamat riwayatmu Ris, tak ada orang yang percaya denganmu kalau kau melapor ataupun mengadu, aku punya rekaman perbuatan mesummu,” kata Mila menyeringai. Risna tak bisa berkata-kata, dia tidak percaya saudara tirinya tega berbuat ini padanya.

“Leni, apa salahku padamu, hingga kau tega membantu perempuan jalang ini dan menjerumuskanku ?,” katanya pada Leni yang selama ini disayanginya seperti saudara.

“Aku bukan sahabatmu Ris, aku membencimu selama ini, aku selalu menjadi bayang-bayangmu, kau yang selalu dipuji orang, kau yang selalu mendapatkan yang kau inginkan termasuk Haris, aku mencintainya, tapi dia lebih memilihmu daripada aku,” Leni berkata panjang lebar membuat mata Risna terbelalak.

"Nikmati babak selanjutnya Ris, papa akan segera menendangmu keluar dari rumah, untuk selanjutnya papa adalah milikku beserta rumah dan seisinya," Mila begitu percaya diri melangkah meninggalkan Risna yang tak berdaya.

Mereka berdua pergi sambil saling menggenggam tangan seolah solmet. Risna terpaku tak tahu apa yang harus diperbuat.

#Bersambung

#Depok, 18 Oktober 2022

#EDH#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

18 Oct
Balas

Terimakasih pak Tri

19 Oct



search

New Post