Hari ini semua alumni MAN 1 Pontianak pasti sudah tidak sabar ingin bertemu teman-teman seangkatannya. Ada yang sudah 30 tahun tidak bertemu, membayangkan seperti apa wajah sahabatnya kini dan menjadi apa dia sekarang, apakah masih seperti dulu. Itu pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di hati. Belum lagi yang mengingat si dia apa masih culun seperti dulu, si A apakah masih jutek, si B apakah masih ramah. Dan ada lagi yang mengingat dulu jajan di kantin ga bayar, ada yang masih hutang bakwan dan kopi, bermacam problema di bangku Aliyah kembali hadir dalam benak.

Aku sebagai guru yang diundang tentu hanya beberapa orang saja yang masih lekat ingatan di hati. Biasanya yang aktif, yang pintar, yang nakal, yang bandel, yang sering tidak mengerjakan PR, itu yang kami ingta sebagqi guru. Kalau yang sedang-sedang, yang pendiam, tentu sudah lupa. Dulu aku mengajar di sini masih sangat muda, masih kuliah semester 4, bisa dikatakan jeruk makan jeruk, hingga murid-mutridku sudah seperti teman saja layaknya.

Pagi-pagi aku bersiap, mengenakan baju dan sepatu yang pantas untuk acara reuni siswa, tak lama salah satu muridku menjemput. Kami berangkat ke tempat acara dengan gejolak gembira.

Sesampai di pintu masuk, aku seperti kembali ke masa lalu, mungkin juga mereka semua para alumni, barisan anak-anak tua mengenakan seragam putih abu-abu, seperti mau menuju gerbang sekolah. Senyum merekah di wajah mereka, gembira, merasa lucu saling pandang dan mencari teman seangkatan.

Syukur di gedung sudah di sediakan tempat unutk masing-masing angkatan, sehingga mereka tidak perlu mencari-cari siapa temannya. Begitu riuh sebanyak 27 angkatanyang hadir di sini, sekitar 800 orang termasuk tamu undangan.

Bukan main-main, mereka rata-rata sudah menjadi pejabat, meski ada juga yang bernasib kurang beruntung. Namun mereka membaur menjadisatu seperti dulu.

#Bersambung

#Pontianak, 30 Oktober 2022

#EDH