Endang Dwi Haryanti

Perjalanan hidup yang menempaku, mengantarkan ke blog gurusiana ini Walau terlambat memulai semoga tetap berarti. Menulis adalah wisata hati, tempat bebas unt...

Selengkapnya
Navigasi Web
HATI YANG LUKA (TTG 365-H-340)

HATI YANG LUKA (TTG 365-H-340)

@EPISODE 25

“Tem, katamu simpenan om-om, itu malah wanita cantik yang keluar sama sopir,” Marni sambil memperhatikan Siwi yang keluar dari mobil. Maritem makin terbelalak melihat mobil mewah punya Siwi.

“Itu mobil mewah Ni, aku biar dijadikan simpanan ke berapapun mau, asal bisa naik mobil itu,” kata Maritem sambil terus memperhatikan mobil hitam metallic. Mendadak kepalanya di toyor sama Marni.

“Tem, tem … ngaca dulu sana, anak sama suamimu mau dibuang kemana ?”, tanya Marni masih sambil menoyor kepala Maritem.

“Ya dibuang kemana wae, sing penting aku bisa naik mobil mewah,” sahut Maritem sambil menghindarkan kepalanya.

“Dasar wong gendheng,” balas MArni sambil pergi meninggalkan Maritem, dan Maritem menyusul mereka berjalan beriringan masih terus sambil bergosip.

“Assalamu’alaikum,” Siwi memberi salam, diikuti Bimo.

“Waalaikum salam,” jawab bude Surti

“Mari masuk,nak, begini gubug saya berantakan,” lanjut bude merendah.

“Bersih dan rapi bu,” jawab Siwi sambil memperhatikan sekeliling. Siwi duduk diikuti Bimo, sedang sopir Siwi tetap di dalam mobil.

“Mbak Risna sini,” panggil Bimo pada Risna. Risna yang mendengarkan percakapan mereka dari kamar perlahan keluar, meskipun kikuk. Risna menyalami Siwi sangat ta’zim, sambiil ,menyebutkan namanya. Siwi bertanya tentang asal usulnya dan kejadian hingga dia terdampar di sini. Risna menceritakan semua sambil menangis, bude mengelus punggngnya.

“Begini bu, dek Risna, semenjak Bimo menolong saya di terminal dan dia tidak mau dibayar, saya sudah menganggapnya seperti saudara.jadi bude dan Risna juga saya anggap saudara,” kata Siwi panjang lebar.

“Terimmiakasih sekali nak, sudah sudi menganggap bude yang miskin dan renta ini menjadi saudara,”kata bude tersipu.

“Bude juga orang baik,  buktinya mau menampung Risna,” sahut Siwi tulus.

“Jadi begini bude, mbak Risna, saya minta tolong ke mabk SIwi tentang mbak Risna sebaiknya bagaimana,” kata Bimo sambil memandang mereka bergantian.

“Untuk sementara saya mengusulkan Risna tingal di rumah saya. Saya sendirian dan tidak  punya tetangga. Saya hanya tinggal sama pembantu, ada tukang kebun , sopir dan satpam,”  kata Siwi menjelaskan.

“Gimana mbak Risna, kamu ikut mbak SIwi ya, sambil kita cari jalan keluar,” kata Bimo memandang Risna.

“Saya ikut saja, bagaimana baiknya,” jawab Risna menunduk.

“Ya sudah sekarang kemasi barangku dan ikut saya,” kata Siwipada Risna. Risan segera masuk kamar menenteng koper besar yang sudah siap. Bude memandang termangu sambil airmatanya keluar.

“Nak Siwi, titip Risna ya, anggap seperti adik sendiri,” kata bude memasarhkan Risna. Sebelum masuk mobil bude memeluk Risna.

“Yang sabar ya nduk, banyak berdoa pada Allah,” kata bude dan dijawab anggukkan oleh Risna.

 

#Depok, 6 Desember 2022

#EDH

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

membuka lembaran kisah baru. Syukurlah banyak org baik yang menolong. Keren, Bun

08 Dec
Balas

Mantap ulasannya keren

06 Dec
Balas

Selalu ada orang baik di sekitar orang baik. Lanjut, bu. Salam sukses.

07 Dec
Balas



search

New Post