Sudah sejak covid 19 aku belum lagi menjejakkan kaki di bumi Kahtulistiwa ini, rindu akan kuliner yang memang special dan unik. Berpadunya beberapa suku dan etnis membuat Pontianak ini memang berbeda. Soal destinasi wisata memang masih kalah dengan daerah lain, tetapi di sini kulinernya luar biasa menurutku. Ada bubur pedas khas suku Sambas, ada kwietiau goreng yang rasanya beda di banding daerah lain, pokoknya special. Meski harus hati-hati kita sebagai muslim mesti pilih-pilih makanan di sini, untuk menjaga kehalalan isi perut kita. Ada lagi sate kuah, hah ,,, iya sate pakai kuah. Jadi lontong di siram kuah panas, lalu diatasnya ditumpangi sate sapi dengan bumbu kacanganya, waaah luar biasa rasanya.

Ya, kali ini aku mendapatkan undangan reuni Akbar MAN 1 Pontianak tempat mengajar pertama dulu. Meski banyak kesibukan aku mengajukan cuti dong, karena sudah ada yang mau membelikan tiket, yang jemput di bandara, ada lagi yang bersedia mengantar kemana aku pergi. Enak memang jadi guru ya, sampai murid kita sudah pada tua masih memposisikan kita sebagai gurunya.

Singkat kata, jam 17.00 sore tadi aku sudah mendarat di bandara Supadio Pontianak, dan dijemput oleh murid yang dulu pendiam anaknya baik dan sopan. Nah ternyata dia sudah jadi Kepala Sekolah salah satu SMA Negeri di sini. Senangnya punya murid yang sudah berhasil dan begitu berbakti pada gurunya.

Keluar dari bandara sudah mahgrib, jadi kami mampir sholat dulu baru meneruskan perjalanan.

“Ibu mau makan apa, saya mau ajak ibu jalan-jalan dulu nih,” katanya.

“Ibu ga mau jajan yang ada di rumah ya, cari salah satu, antara kwietiau goreng yang halal, bubur pedas atau sate kuah,” kataku, tiga makanan ini yang menjadi favoritku. Jadilah kami googling mencari kwietiau yang halal dan enak. Setelah putar-putar dapatlah warung kwietiau halal. Kami pesan kwietiau goreng dengan daging iso dan babat.Jangan ditanya nikmatnya, perut lapar, dapar makanan favorit, itu esuatu yang memang harus dinikmati dan disyukuri

Waa saatnya istirahat. Lanjut petualangan besok.

#Pontianak, 27 Oktober 2022

#EDH