Endang Dwi Haryanti

Perjalanan hidup yang menempaku, mengantarkan ke blog gurusiana ini Walau terlambat memulai semoga tetap berarti. Menulis adalah wisata hati, tempat bebas unt...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEBUAH KENANGAN (TTG 365- H- 356)

SEBUAH KENANGAN (TTG 365- H- 356)

 

Ruam rindu menyesak kalbu, saat mata menatap fotomu ibu

Aku memang tidak terlalu dekat dengamu, karena kalah dengan adik-adik, dan juga merantau sejak kecil

Tapi bukan berarti aku kehilangan kasih dan sayangmu, dan juga rasaku padamu ibu

Hati membuncah manakala kuinjakkan kaki di rumah di mana aku dulu dilahirkan

Pelukan hangat saat kaki menginjak di teras rumah, ciuman dan pelukan mesra selalu menyambutku

Masakan khas sudah terhidang di meja menyambut kedatanganku, dan esok hari selalu ibu bertanya,”Mau makan apa nduk,”

Dulu aku begitu egois, tidak pernah memikirkan semua itu, hanya bisa menikmatinya saja

Namun semenjak ibu kehilangan kasih sayang bapak, saat bapak meninggalkan ibu, baru aku menyadari ibu menjadi sangat rapuh

Sering sakit dan mengeluh, syukurlah aku bisa lebih sering pulang menjenguk ibu, aku ingin membahagiakan ibu,

Begitu bahagia ibu saat beberapa bulan aku kembali pulang, kutanyakan ibu mau dimasakin apa … tumis papaya muda yang terakhir dimintanya … saking senangnya ibu, katanya nanti kalau aku pulang mau masak sendiri, aku berjanji nanti kalau pulang akan kumasakkan lagi, tapi ternyata itu masakanku terakhir yang bisa dinikmati ibu.

Ibu selalu memuji masakanku, dan memuji aku yang selalu bisa memanfaatkan sisa bahan makanan apa saja menjadi makanan enak, dan ibu begitu senang, tidak ada sisa bahan makanan yang terbuang

Tapi itu tak berlangsung lama, beberapa kali aku pulang, hanya sepuluh bulan dari kepergian bapak, ibu kembali sakit

Aku sibuk kala itu dan tak segera pulang, kupikir ibu sakit biasa, namun siapa sangka siang diantar ke rumah sakit malamnya ibu … dipanggil Allah

Duka mendalam menyelimuti kami, tinggal penyesalan menyesak dada …

Segera malam itu aku berangkat, namun ibu tak lagi menyambutku, tidak ada lagi pelukan hangat, hanya kebisuan dan keramaian orang melayat

Semenjak itu rumah ibu menjadi dingin dan sunyi, hampa taka da lagi sosok ibu di sana, hanya airmata yang menggantikan kehadiranmu ibu …

 

#Selamat hari ibu, semoga ibu dan bapak tenang di sana, semoga jerih payah membesarkan kami menjadi amal jariah, dan mendapatkan balasan dari Allah, aamiin

# Luangkan waktu untuk ibumu sebelum semuanya terlambat, dan hanya tinggal penyesalan

 

#Depok, 22 Desember 2022

#EDH

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah yang inspiratif, Bu. Semoga ayah ibu bahagia di tempat terindah. Salam sukses.

23 Dec
Balas

Terimakasih bu Cicik, salam sukses kembali

23 Dec

Kisah yang inspiratif, Bu. Semoga ayah ibu bahagia di tempat terindah. Salam sukses.

23 Dec
Balas



search

New Post