Tantangan Perempuan di Era Digital
Tantangan Perempuan di Era Digital
Perempuan adalah makhluk yang lemah lembut, penuh cinta dan kasih sayang. Namun dibalik kebersahajaannya sebagai perempuan yang selalu dianggap lemah, terdapat sebuah kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. Sebut saja pahlawan perempuan Raden Ajeng Kartini, sebagai perempuan yang terlahir di jaman yang semua orang beranggapan jika perempuan adalah peermpuan lemah dan tidak berdaya. Pada masa itu perempuan tidak diperbolehkan untuk bersekolah lebIh tinggi dari laki-laki. Karena pada akhirnya mereka hanyalah akan menjadi perempuan yang bertugas mengurus rumah, suami dan anak-anaknya saja.
Namun R. A Kartini mencoba mendobrak diding tirani yang selama ini membelenggu kaum perempuan di Indonesia. Melewati tulisan-tulisannya dalam sebuah buku “ Habis Gelap Terbitlah Terang”. Karyanya ini menjadi tonggak sejarah kebangkitan kaum perempuan yang ada di Indonesia. Mulai saat itu keberadaan kaum perempuan di Indonesia semakin diakui keberadaan dan eksistensinya dalam keikutsertaannya menjadi bagian dari perjuangan dan pembangunan bangsa. Banyak contoh kehebatan para perempuan di Indonesia pada maasanya, seperti pahlawan perempuan dari Aceh Cut Nyak Dien, Cristina Marthatiahahu dari Maluku sangat terkenal gagah berani dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda.
Lalu bagaimanakah perempuan Indonesia pada masa sekarang?
Selaras dengan perkembangan jaman, eksistensi dan kiprah kaum perempuan semakin diperhitungkan. Perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata sebagai makhluk yang lemah, tetapi perempuan dapat membuktikan bahwa ia adalah makhluk yang biasa. Tanpa mengesampingkan kodratnya sebagai ibu dan sebagai istri.
Pada era digital, keberadaan perempuan semakin mendapat tempat dan pengakuan dari dunia, bahwa perempuan bukan saja bisa menjadi seorang ibu dan istri, tetapi perempuan dapat menjadi mitra sejajar kaum laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan. Namun dibalik itu sebagai seorang perempuan juga empunyai tantangan semakin berat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perempuan yang menjadi pemimpin-pemimpin perusahaan, pemimpin lembaga, menjadi wanita karier yang super sibuk. Tetapi ia juga harus dapat menjaga perannya sebagai seorang ibu dan seorang istri. Tugas mereka akan semakin berat ketika harus menjadi bagian dari pekerjaannya dan menjadi ibu rumah tangga.
Namun pesatnya kemajuan informasi dan teknologi menjadikan banyak kaum perempuan memegang berbagai jabatan penting di berbagai dunia usaha dan dunia kerja. Sekarang ibu-ibu rumah tangga tidak perlu lagi menjajakan dagangannya berkeliling kampung, cukup dengan membuka toko online, maka ia akan mendapat penghasilan untuk membantu perekonomian keluarganya dengan tetap berada di rumah sambil mengasuh anak-anaknya dan mengurus rumah tangga. Bagi peremuan yang bekerja di dunia usah baik di dunia industri maupun kelembagaan milik pemerintah dapat dengan mudah mengontrol dan mengawasi anak-anaknya melewati kemudahan teknologi komunikasi. Walaupun kita perlu menyadari tidak sepenuhnya peranan seorang ibu dan seorang istri dapat digantikan dengan teknologi.
Pada dunia industri, sudah banyak pula kaum perempuan yang mendapat kesempatan untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk keluarganya. Menyikapi hal demikian, sebaiknya sebagai perempuan sebaiknya dapat bersikap cerdas dalam menghadapi era digitalisasi. Perempuan diharapkan tidak hanya menggunakan sarana digital sebagai ajang untuk pamer, menyebar gosip dan hoak yang dapat berakibat fatal bagi keluarga dan kehidupannya. Tetapi sebagai perempuan yang cerdas dapat menggunakan era digital sebagai sarana berkarya dan berinovasi kreatif untuk menambah inkam keluarga serta dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup keluarganya.
Banyak kaum perempuan yang memanfaatkan dunia digital sebagai tempat untuk berkreasi dan berinovasi demi mempertahankan perekonomian keluarga, apalagi di masa pandemi ini, seolah-olah dunia digital menjadi salah satu tempat para perempuan untuk mengasah kemampuan berbisnis sebagai pencari nafkah bagi keluarganya. Kemampuan perempuan di dalam menguasai digital harus semakin tinggi dan ditingkatkan, agar tidak ada lagi ketimpangan-ketimpangan sosial yang ditujukan kepada kaum perempuan. Karena selama ini kaum perempuan masih dianggap tidak mampu menguasai teknologi.
Keterlibatan kaum perempuan dalam berbagai bidang pekerjaan tidak dapat dipungkiri, bahkan ada yang sudah melebihi kaum laki-laki. Kempuan menguasai digitalisasi tidak hanya ditekan pada kaum perempuan yang sudah dewasa, namun juga perlu ditingkatkan pada anak-anak remaja perempuan valon pemimpin masa depan. Pun bagi anak-anak perempuan yang masih berusia dini, dapat pula ditingkatkan kemampuannya berliterasi sacara digital, namun tetap di bawah pengawasan orang tua. Agar dapat menghindari dampak negatif dari dunia digital. Kembali ini adalah merupakan tugas dan tanggung jawab perempuan pada perannya sebagai ibu dan sebagai pilar rumah tangga.
Membiasakan berliterasi secara digital, diharapkan mampu mengubah mindset kaum perempuan tentang keberadaannya, yang hanya sekedar menunggu pemberian dari suami dan tidak dapat hidup mandiri. Kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan juga dapat diperoleh dari kemampuan menguasai teknologi digital, sehingga prmasalahan perekonomian dalam rumah tangga dapat di atasi secara bijaksana. Dan tidak ada lagi terdengar kaum perempuan mendapat kekerasan dalam rumah tangga disebabkan oleh keadaan perekonomian yang lemah dalam keluarganya. Ketidakmampuan perekonomian keluarga juga dapat berdampak pada kelangsungan pendidikan putra-putri masa depan bangsa.
Sehingga perlunya peranan perempuan bagi keluarga, bukan saja sebagai pendamping suami, tetapi sebaga mitra sejajar suami dalam mencari nafkah untuk memperkuat perekonomian keluarga. Dampak dari penguasaan digital tentu saja diharapkan agar semua kaum perempuan tetap mampu menjadi pelopor perubahan perekonomian agar dapat terwujud keluarga yang sehat, mandiri dan sejahtera. Mempunyai semangat dan jiwa yang ingin terus meningkatkan kualitas diri untuk dapat mencapai keluarga yang bahagia
Meskipun banyak kemudahan yang di dapat dengan adanya era digital, namun banyak pula di jaman sekarang perempuan malah terjebak dalam perangkap digitalisasi dan dapat dijadikan makanan empuk bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sehingga masih banyak kaum perempuan yang menjadi korban bulliying dan bahkan menjadi korban pornografi melewati dunia maya. Tidak sedikit perempuan yang terpuruk karena salah menggunakan berbagai media sosial. Maka hendaknya bijaklah dalam bermedia sosial. tidak terpancing dengan isu-isu sara yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Menghadapi era digital sekiranya dapat membawa perubahan positif terhadap martabat kaum perempuan dengan cara berkarya dan berprestasi. Agar dunia dapat memandang perempuan sebagai kaum yang potensial, baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk bangsa dan negaranya bahkan dapa berkiprah di dunia internasional.
Mari kita teladani semangat Raden Ajeng Kartini, kita jadikan cita-citanya menadi nyata, dengan terus menjadi perempuan yang dapat mengubah pandangan dunia. Bahwa perempuan tidaklah seperti apa yang selama ini melekat sebagai pribadi yang lemah dan tidak berdaya. Terus bangkit dan majulah perempuan-perempuan Indonesia. Songsong era digital dengan menyiapkan mental dan mempunyai jiwa yang siap untuk menjadi bagian dari pembangunan.
Semangat Raden Ajeng Kartini, menjadi sebuah energi untuk bangkit dan terus berkarya di tengah lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar