Ketika IRT menjadi Pilihanku, Ibu...

Sekarang usia ibu telah senja, tulang mulai merapuh, dan tubuh ibu menjadi bunga dalam pembaringan, ijinkan aku membawamu kerumah kecilku untuk merawatmu ibu...

Maafkan aku yang tidak bisa menjadi seperti putri putri ibu yang lain, sukses dalam berkarir.

Tidak semua orang mendapatkan impian pertama dalam hidupnya, termasuk diriku ibu, impianku saat kuliah dulu aku ingin menjadi wanita karir yang sukses, seperti kebanyakan teman teman sekampusku saat itu. Dan kenyataannya aku telah memilih dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, jujur semula itu bukan impianku, namun entah mengapa kini aku "bangga" dengan profesi itu ibu...meski ini mungkin hanya pilihan kedua, ketiga, entah yang ke berapa namun aku akan buktikan bahwa aku bisa sama bahagianya dengan wanita karir yang sukses diluar sana.

Gelar sarjana yang pernah ibu perjuangkan dan berikan untukku percayalah,, tak akan pernah kusia siakan ibu...sebab menjadi istri dan menjadi ibu itu tak ubahnya dengan saat kita akan merintis karir dan melamar kerja, butuh ijasah dan ketrampilan. Untuk membentuk kepribadian anak yang kokoh, tangguh, berakhlaq dan berkarakter sungguh dibutuhkan ibu yang berimu tinggi, berwawasan luas, pemahaman yang baik, dan penuh tawakal.

Ibu hidup kita hanya satu kali, restumu ku mohon agar aku dapat mengabdikan diri dengan merawatmu di hari tua ibu, agar hidupku bisa memberi arti.

Kehadiranmu akan melengkapi khidmatku pada gelar muliaku sebagai IRT yang SKnya langsung dari Sang Illahi.

Pintu harapan baru telah terbuka untukku, dirumah aku bisa mengembangkan kreatifitas yang bisa mendatangkan income tambahan, disela sela merawat ibu dan mengabdi pada keluargaku.

Sekali lagi maafkan putrimu yang telah mengakhiri karir di luar, dan memilih untuk berbakti pada pintu pintu surgaku.