Endang Kusumawati

Guru BK di SMA N 1 Ampibabo, kab Parigi Moutong. Motto: Menulis, menulis dan menulis, karena aku bukan orang hebat dan bukan orang terkenal....

Selengkapnya
Navigasi Web
Nasibmu Sang Bunga

Nasibmu Sang Bunga

Nasibmu Sang Bunga

"Tak apa apa jika kita memang tertaqdir menjadi bukan yang terbaik, setidaknya kita pernah berusaha, walaupun kenyataannya memang tidak bisa dipaksakan, relakan dan ikhlaskan aku mengakhiri" ucapku pada suami yang telah delapan tahun mendampingi hidupku. Sungguh kalimat pamungkas yang telah kupersiapkan dengan penuh pertimbangan yang begitu matang, menjadi perempuan mandul dan akhirnya menjadi janda adalah status yang sangat dihindari oleh makhluk yang bernama"perempuan", tapi lebih memilih perpisahan yang sehat dari pada mempertahankan pernikahan yang sakit adalah pilihan yang tepat untukku saat ini.

Delapan tahun bukan waktu sebentar kami menjaga hubungan yang dibangun oleh perjodohan orang tua, laksana menjaga kaca yang retak, aku lebih memilih membiarkan pecah dari pada diantara kami terluka karena memaksakan untuk menyatukan kembali. Dulu aku memang gadis rapuh, sering menangis dan tak terima jika dalam tidurpun dia selalu memanggil nama mantannya, bukan namaku, seiring dahsyat tempaan yang menghunjam hati sepanjang pernikahan kami, aku merasakan bahwa kini aku telah menjadi perempuan tangguh.

Betapa tidak..mencinta pada yang tak cinta, berusaha menyentuh pada yang sangat dekat namun tak pernah berhasil tersentuh. Punya rasa tapi tak pernah didengar keluh kesahnya, sering merasa sedih tak pernah ditemaninya, gembiranya tak pernah didukungnya.Tak ada yang tau lukaku, penderitaanku.

Duhai hatiku yang rapuh...kuatkan dirimu dari kikisan derasnya air mata, engkau adalah tetap mutiara, walau tak jarang terkoyak oleh cinta yang tak berharga, engkau akan kusimpan rapi, dan percayalah suatu saat nanti engkau akan bertemu dengan pemilikmu sejati.

Jangan tangisi kepergianku, sebab aku tak ingin ditangisi oleh hati yang namaku tak ada disana. Tak ubahnya nasib sang Bunga saat mekar semua mata tertuju padanya, dan ketika layu siapa yang mempedulikannya, namun begitu harumnya akan terkenang jua.

Salam perempuan

Gambar ilustrasi dari google.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu

02 Jun
Balas

Mantap bu

02 Jun
Balas

Wah,,keren buk, slm literasi

02 Jun
Balas



search

New Post