Endang. M. E (eme effendi)

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MUNGGAHAN: APA YANG HARUS DILAKUKAN?

Kedatangan sesuatu yang (dianggap) istimewa disambutnya dengan rasa bahagia, dihormatinya seberapa bisa, itu manusiawi. Menjadi karakter manusia yang universal untuk menyambut kedatangan sesuatu yang (dianggap) istimewa, apa lagi jika kedatangannya sangat dirindukan dan ditunggu tunggu. Berbagai cara diciptakan, macam-macam acara diadakan untuk menyemabut kedatangan sesuatu yang (dianggap) istimewa. Hal tersebut merupakan kewajaran dari mahluk berbudaya bernama manusia.

Bagi umat Islam, kedatangan bulan ramadhan menjadi sesuatu yang istimewa. Bulan ramadhan menjadi sesuatu yang dirindukan dan didambakan kedatangannya. Walaupun kedatangan bulan ini sudah pasti, setahun sekali pasti datang. Karena keistimewaannya dibanding dengan sebelas bulan lainnya, pantaslah jika umat Islam demikian mendambakan dan merindukan kedatangan bulam ramadhan. Hal ini sangat mudah dipahami, karena bulan ramdhan memiliki keistimewaan tersendiri. Pada bulan ini dijanjikan berbagai karunia, ada rahmat, ada pengampunan dan ada pembebasan dari siksa neraka. Ibadah pada bulan ramadhan memiliki nilai berlipat ganda dibanding sebelas bulan lainnya.

Pendek kata bulan Ramadhan adalah tamu agung yang harus senantiasa menjadi harapan dan kerinduan orang yang beriman. Pantas menjadi bulan yang ditunggu kedatangannya karena ia adalah tamu agung yang membawa berbagai “cindera mata” yang sangat menyenangkan. Pantas jika orang yang beriman merasa suka cita jika dirinya dapat hidup menjumpai bulan ramadhan.

Ya, bersuka cita menyambut kedatangan bulan suci ramdhan memang merupakan ajaran Islam yang dianjurkan Rosululloh. Bahkan Rasul menyatakan bahwa andai orang-orang mengetahui betapa berharganya bulan ramadhan niscaya orng-orang itu akan menghendaski sleuruh bulan menjadi bulan ramdhan sepanjang tahun. Inilah kiranya hal yang memantik umat Islam merefleksikan kegembiraan mereka dalam menyambut bulan ramadhan. Mungkin hal inilah yang menjadi latar belakang munculnya berbagai tradisi yang dilakukan umat Islam dalam menyembut kedatangan bulan ramadhan.

Walaupun nilai yang digenggam sama, ajaran yang dianut sama, namun manusia sebagai mahluk budaya senantias melahirkan budaya yang beragam di berbagai tempat. Demikian pula dalam merefleksikan rasa gembira dan suka cita memasuki bulan ramdhan, umat Islam di berbagai daerah memiliki tradisi dan budaya yang berbeda-beda. Salah satu tradisi menyambut bulan ramdhan bagi umat Islam sunda adalah apa yang dikenal dengan istilah munggahan.

Munggahan merupakan tradisi umat islam sunda dalam menyembut kedatangan bulan suci ramadhan. Konon munggahan berasal dari kata unggah yang berarti naik dari satu tempat ke tempat yang lebih tinggi. Entah mengapa kata munggahan dipakai untuk menamakan berbagai aktivitas yang merupakan refleksi dari penyambutan bulan ramdhan. Mungkin (hanya perkiraan penulis yang bisa salah bisa benar) maskudnya dengan datangnya bulan ramadhan, umat Islam akan naik derajatnya, akan naik kualitasnya, karena bulan Ramadhan itu sndiri merupakan momen untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Dulu, ketika penulis masih kecil hidup di kampung yang agamis, saat hari-hari akhir bulan sya’ban menjelang datangnya ramdhan, berbagai kegiatan dilakukan masyarakat diantaranya kuramas, sedekah, dan ngadulag.

Kuramas adalah mandi besar (Keramas), membersihkan seluruh badan sebagai simbol membersihkan diri (aspek badaniah) untuk menyambut bulan suci dalam rangka mempersiakan diri mengisi berbagai iabadh dalam bulam ramadhan. Karena bulan ramadhan alah bulan suci maka umat islam sunda ingin memasukinya dengan tubuh yang bersih. Biasanya kuramas ini dilakukan pada hari terakhir bulan sya’ban. Tua muda, anak-anak, laki-laki dan perempuan melakukan mandi besar menggunakan berbagai wewangian yang dimilki. Kagiatan ini harus sudah tuntas hingga menjelang magrib memasuki tanggal 1 ramadhan.

Sebagai tanda suka cita, di rumah-rumah membuat berbagai masakan yang lebih “mewah” dari biasanya (tentunya sesuai kemampuan masing-masing). Ada yang menangkap ikan dari kolam, yang menyembelih ayam dan masakan sayur-sayur lain yang dianggap lebih “istimewa”. Masakan-masakan ini kemudian akan dibagi-bagi kepada kerabat dan tetangga. Tentu saja selain dibagi-bagi, masakan istimewa ini juga sebagai persiapan untuk makan sahur pertama. Penulis merasakan kesenangan tertentu saat ibu meminta untuk keliling mengantarkan masakan-masakan itu kepada kaum kerabat dan tetangga. Kegiatan ini kadang dilakukan 2 hari atau satu hari menjelang ramadhan. Tradisi inilah yang dikenal dengan sedekah.

Ngadulag adalah memukul bedug dengan irama tersendiri. Tradisi ini merupakan refleksi kebahagiaan terutama bagi anak-anak dan remaja. Di akhir bulan sya’ban anak-anak dan remaja, mulai duhur hingga magrib banyak berkumpul di mesjid. Bergantian mereka menabuh bedug dengan irama tertentu. Selain ekspresi kegembiraan tradisi ini juga berfungsi sebagai tanda dan mengingatkan umat Islam bahwa besok sudah mulai bulan ramadhan. Tradisi ini juga dilakukan pada akhir bulan ramdhan menjelang lebaran (Iedul fitri)

Menyambut bulan ramadhan di Indonesia kaya dengan tradisi. Kebiasaan yang beragam di berbagai daerah. Tentu ada tradisi yang positif yang sesuai dengan nafas Islam dan nilai-nilai shaum Ramadhan. Ada pula bagian-bagian dari tradisi yang kurang selaras dengan nilai-nilai Islam itu sendiri.

Sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat, aktivitas menyambut datangnya bulan Ramadhan pun makin banyak bergeser dari tradisi lama. Di jawa barat sendiri, kini lebih banyak yang melakukan kegiatan makan bersama (baik keluarga maupun komunitas tertentu) baik di rumah makan maupun di tempat-tempat wisata. Aktivitas inipun mereka namakan sebagai “munggahan”

Apakah aktivtas umat Islam dalam menyambut datangnya bulan ramdahan sesuai dengan teladan Nabi, ataukan malah banyak menyimpang, bahkan cenderung berselisih dengan nilai-nilai Ramdhan? Silahkan para pembaca dapat merenung dan mengadakan penilaian sendiri. Adapun bagaimana Rosululloh menyambut Ramadhan, terdapat keterangan sebagai berikut. Sejak diwahyukannya perintah shaum bulan ramadhan pada tahun kedua Hijriyah, di akhir bulan sya’ban Rosulullah mengumpulkan para sahabat. Nabi berkhutbah yang intinya mengajak umat Islam berbahagia menyambut datangnya Ramdhan. Isi Khutbah secara garis besar mengenai:

1. Keutamaan Bulan Ramadhan

2. Bertobat kepada Alloh menghadapi ramadhan

3. Mohon bimbingan Alloh dengan tulus dan hati yang suci

4. Memperbanyak sedekah, menyebar kasih sayang

5. Memperhatikan anak yatim

Alangkah baiknya jika kita menyambut bulan Ramadhan dengan cara:

· Memperkuat keyakinan kepada Alloh

· Memacangkan niat yang ikhlas dan kuat untuk mengisi Ramdahan dengan berbagai ibadah wajib dan sunnah serta menyebar kebaikan

· Memperdalam (kembali) ilmu-ilmu berkaitan dengan pelaksanaan ibadah

· Menghindari aktivitas yang kurang Islami, kurang bernilai (walau boleh) apalagi yang mendekati perbuatan kurang terpuji

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat Pak Endang. Tulisannya luar biasa pak.

03 Jun
Balas

Makasih, sekedar berharap

03 Jun



search

New Post