AKU MALU DATANG TERLAMBAT
Tulisan "AKU MALU DATANG TERLAMBAT" sudah terlihat penuh debu dan berubah warna. Itu menunjukkan sudah terpasang cukup lama. Sejak saya datang di sekolah ini, tiga tahun yang lalu, tulisan itu sudah tertempel kuat di dinding tepat di atas tangga masuk kelas VII. Saya tidak pernah bertanya sejak kapan tulisan itu ada, namun saya rasa, sudah lebih dari 5 tahun tertempel di sana.
Tulisan "AKU MALU DATANG TERLAMBAT" akan terbaca oleh siapa pun yang menaiki tangga. Siswa, guru, orang tua, tenaga tata usaha, tenaga kebersihan, atau para tukang yang kebetulan melewatinya. Di tempat yang berbeda, terpasang tulisan budaya malu: malu datang terlambat, malu pulang lebih awal, malu tidak masuk kerja, malu terlalu sering minta izin, dst.
Entah mengapa, tulisan yang sudah terpasang cukup lama itu hari ini sangat menghantui pikiran saya. Sejak apel usai, saya berusaha duduk di depan perpustakaan. Pukul 07.00-07.15 adalah jam literasi. Meski saya sudah duduk cukup lama, baru beberapa guru yang beranjak menuju kelas kelas. Kemudian saya coba berpikir, apakah saya salah dalam menyampaikan program kerja harian? Memang betul, tugas menunggui siswa pada jam literasi di luar beban kerja guru. Namun, salahkah bila guru memberikan contoh dengan membaca di dalam kelas sebelum jam pertama dimulai?
Hari ini saya memahami apa arti sabar yang sebenarnya. Mengubah kebiasaan memang tidak mudah. Perlu kesabaran ekstra. Dalam KBBI sabar mempunyai arti tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). Satu hal yang ingin saya lakukan adalah tidak marah meskipun masih saya lihat banyak siswa yang tidak paham dengan maksud diadakannya pembiasaan membaca 15 menit setiap pagi. Itu tindakan saya pertama. Pada pengertian sabar yang kedua, tidak lekas putus asa. Tindakan saya adalah akan berusaha tidak menyerah sampai semua warga sekolah menyadari betapa pentingnya literasi. Tindakan yang ketiga, saya tidak akan patah hati. Saya siapkan hati untuk tidak patah hati meskipun upaya yang saya lakukan memerlukan perjuangan dan waktu lama. Saya menyadari, mengubah sebuah kebiasaan tak semudah membalikan telapak tangan. Tulisan hari ini akan saya gunakan sebagai bukti bahwa niat baik itu sudah mulai dilakukan. Esok hari akan saya tulis lagi semoga ada sebuah keajaiban, warga sekolah memahami pentingnya melaksanakan jam literasi. Esok lusa, semoga terjadi seperti yang saya impikan, semua warga sekolah menjadi warga yang literet, sehingga mampu mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dengan demikian tulian ”Aku Malu Datang Terlambat” tidak sekadar pajangan melainkan dipahami betul oleh semua orang yang membacanya kemudian dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga… slogan, poster, imbuan, prasasti, atau apa pun yang terpasang di dinding kelas, di tembok lapangan, BUKAN sekadar PAJANGAN tanpa MAKNA.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat inspiratif. Semoga hasil maksud
Aamiin.. Trm ksh Bapak..
Setuju
Samakah?
Sabar untuk menerima apapun hasilnya...☺
Begitulah.. .