Tenggat waktu sudah usai. Kesempatan sudah diberikan, jalan sudah dibukakan. Semua bergantung kita, bisa memanfaatkan waktu atau tidak. Berusaha mewujudkan atau tidak.

Tidak ada yang salah. Terpenuhi dan tidaknya sebuah target bergantung pada usaha kita masing-masing. Tidak ada yang instan. Keberhasilan memerlukan perjuangan, usaha, kedisiplinan, dan kerja keras.

Memaknai waktu dan memanfaatkan waktu, adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan sesuatu. Apabila kita bisa mengatur waktu kemudian memanfaatkannya dengan baik, kemungkinan besar kita dapat meraih impian kita. Sebaliknya, jika kita belum bisa mengelola waktu dengan baik maka banyak waktu yang akan terbuang percuma.

Alasan boleh saja. Banyak orang akan berkata, "Saya sibuk". Ok, adakah orang yang tidak sibuk akhir-akhir ini. Semua guru sibuk. Mulai merencanakan pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi, tindak lanjut, dst.

Peran sebagai ibu rumah tangga juga membuat kita sibuk. Sejak bangun tidur sampai menjelang tidur, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak pernah usai.

Gangguan yang lain pasti ada. Menengok tetangga yang sakit, arisan, kumpulan, mengantuk, televisi dst. Anggaplah itu bukan gangguan. Lakukan saja secukupnya. Apakah perlu dituruti atau tidak, semua terserah kita. yang pasti, kita harus pandai memilah, mana yang harus dilakukan, mana yang tidak perlu dilakukan.

Hubungan antarsesama perlu. Kita sebagai maklhuk sosial tidak mungkin tidak bergaul dengan tetangga dan kolega. Namun, seberapa banyak waktu kita untuk mereka, sewajarnya saja. Tidak perlu berlebihan. Tidak perlu menguras waktu dan tenaga kita.

Kebutuhan waktu untuk tidur juga tidak boleh diabaikan. Kita perlu beristirahat. Seberapa panjang waktu yang ddibutuhkan untuk istirahat, tidak sama untuk setiap orang. Namun, belajarlah untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat. Bukan kuantitas yang kita butuhkan tetapi kualitas. Lamanya waktu di tempat tidur, tidak menunjukkan kecukupan tidur. Tidur lama tetapi jika tidak berkualitas, istirahat kita akan sia-sia. Badan masih terasa lelah, mata mengantuk, konsentrasi turun, dst.

Ada alasaan apa lagi? Tidak bisa konsentrasi? Mana bisa konsentrasi kalau kita masih setengah hati. Pakai hati. Niatkan dalam hati. Perintahkan pada otak, katakan kita bisa. Jika otak sudah berkata tidak bisa, maka pikiran, mata, telinga, tangan dan kaki kita akan merespon tidak bisa.

Ubah mindset kita. Jika orang lain bisa, kenapa kita tidak? Semua bisa asal mau berusaha. Jika sudah mencoba ternyata belum bisa, coba lagi. JIka mencobaa sendiri tidak bisa, bertanyalah kepada yang sudah bisa.

Oleh karena itu, semua bergantung kita. Pilihan ada pada kita. Semua diberi kesempatan yang sama. Jalan telah terbuka lebar. Kita akan melewatinya atau hanya menonton saja, itu semua pilihan kita. Kalau ada pilihan yang baik, kenapa kita diam saja?

Jalan masih tetap terbentang. Kesempatan masih akan tetap ada. Cara yang paling bijak adalah cobalah dan jangan berkata tidak bisa. Jika masih tidak bisa, ATM. Amati, tiru, modifikasi tetapi jangan plagiasi.

Nasihat untuk diri sendiri dan sahabat yang belum berani menulis buku

Salam literasi.