Setelah duduk empati dengar curhatxa,hatiku begitu trenyuhhh..ternyata Naufal kesal ibunya gak faham dengan keinginannya.

Apa sih...keinginannya???

Bagi kita org dewasa teramat sepele dan gak berarti,tapi bagi Naufal itu ibarat impiannya yg susah dia dapet dari mamanya.

Hmmmm...begitulah langkah yg ketiga tlah kulewati. Dengan bahasa yang bijak ...ehhmmm...kataxa!!! Akhirnya Naufal istirahat dan bermain bersama teman temannya.hmmmm...lega dikitlah!!

Next... pulang sekolah tiba,anak2 pada gembira bisa berkumpul sama keluarga tercintanya di rumah,namun kembali Naufsl muram wajahnya,ketenangannya terusik kembali. Dengan lembut ku usap kepalanya sambil nanya . Naufal pulang di jemput mamakah?. Sambil ngangguk dia bilang : iyaa...bu!! Ntar ya sayang,nanti klo mamanya datang minta temui bu Endang ya? Wahh...sumringah lagi wajahnya mendengar pertolonganku...he hee..jd dewi penolong ceritanya nih!!!

Masuklah jurus ke-4

Dengan komunikasi yg baik,ku coba sampaikan keinginan anknya.perlahan namun pasti wlu terkadang terkuak nada ketidak nyamanan bahasa mamanya karena menjaga image dan sebuah harga diri.krn anknya gak selevel dgn keinginannya.

Sabarrrrr...sabarrrrr ... Mama. Dengan mengungkapkan sbh penjelasan ke mamanya. Dan supaya bisa mengalah sedikit tuk menang lebih banyaklah.

Akhirnya mamanya Naufal mengikuti anjuranku tuk mendidik Ke Ego an masing2. Dan nemu pengalaman yang berharga dibalik hal yang dipandang sepele.

Dgn wajah gembira Naufal pulang bersama mamanya. Plong rasanya dadaku liat pemandangan 2 org ibu dan anak ini.

Hingga keesokan harinya,Naufal penuh kegembiraan masuk kls krn keinginya terpenuhi. Dengan tas baru di punggungnya.

Hari hari berlalu...sampai akhirnya. Tas yg jadi kebanggaannya itu putus talinya, dan bolong bawah tasnya,berserakanlah isinya Menangislah dia langsung nemu bu Endangnya.

Hmmmm...putus ya..

Ntar ya sayang ..ibu telpon mamanya dulu ya!!! Dengan manut Naufal diam.

Setelah mamanya datang dengan tas baru yang telah dibelikan bebarengan dengan tas yang tlah dipakai beberapa hari sebelomnya. Akhirnya Naufal mau menggunakannya karna gak ada pilihan lain dan dengan segala rayuan agar dia mau memakai tas pembelian yg sesuai dgn keinginan mamanya.

Setelah berhari,berbulan bahkan ditahun brrikutnya,tas itu masih digunakan oleh Naufal ke sekolah. Wowwe...pengalaman berharga bagi Naufal dan Mamanya dlm menyingkap ke Ego an masing2.

Inilah jurus ke-5 yang Endang terapkan pada pengalaman mama dan anak yang semula bersikukuh dengan ke inginan masing2 yang bertolak belakang.

Hanya sebuah tas bermerek dan sebuah tas murahan(yang bnyk di sukai anak2 kebanyakan) menjadi polemik bagi seorang Naufal tuk ngikuti PBM.

Akhirnya seiring proses berjalan,Naufal belajar sesuatu yang teramat berharga yaitu : Tas yang diimpikan hanya bertahan beberapa hari saja,sdgkan tas yang dibeli mamanya ternyata lebih kuat dan tahan lama.

Ini jualah yang sering kita terlupakan sebagai orang dewasa,menurutkan keinginan dan pemahaman seusia dewasa,sementara si anak dituntut tuk memahaminya lbh dini.Maka terjadilah komplit seperti uraian sebelomnya.

Semoga pengalaman kecil ini berarti besar buat kita semua.

Mohon maaf klo ada pengetikan yg kurang tepat.Soalnya bercerita di mulut lebih gampang daripada cerita langsung diketik..he heee...

Sukses sllu buat ibu guru yang gak pernah naik kelas,smg barakallah ilmu dan amalnya dunia dan di akhirat.Aamiin!!!

Padang,12/03/2020

By Endang Sri Rahayu

#TantanganMenulisGuruSianaKe-25