Covid 19 menakutkan, bagi mereka yang paham bagaimana dia berbuat nekat menerjang fisik siapa saja. Kejam karena tidak pandang usia dihinggapinya. Ganas karena dalam tempo singkat sudah membuat individu terpapar. Apakah dia tidak mempunyai ruang positif bagi kita?

WFH, BDR, PJJ dan apa lagi istilahnya sudah tidak asing lagi di kalangan pendidik, tenaga medis, tenaga pemerintahan, dan semua departemen negeri ini. Media digital bukan menjadi momok lagi bagi guru usia senja yang dulu seakan pasrah dengan media digital tak mau susah-susah berlatih. Kini harus berbuat untuk peserta didiknya. Android menjadi syarat pokok pada proses pembelajaran. Apakah cukup demikian?

Perjalanan panjang mengantarkan pemahaman anak terhadap suatu konsep membuatku harus menerapkan multi media, multi strategi, multi talenta dan masih banyak multi lainnya. Apakah cukup dengan bisa menggunakan laptop yang disambung dengan LCD atau LED? Nah pecahlah pikir kita untuk mau mengais dan berjuang menguasai teknis tertentu untuk dapat menjadi fasilitator anak negeri.

Covid 19 memotivasi saya untuk bisa berbuat lebih dalam pelayanan terhadap mereka. Webinar semakin menggugah kita untuk bisa meningkatkan mutu diri ini. Mulai dari workshop LMS, proses pembelajaran, penilaian, dan kini bagaimana kondisi pandemi ini kita masih bisa membuat karya. TUKAR TUGU (Satu Karya Satu Guru) mengundang saya untuk bisa memaksa diri berkarya. Inilah wujud motivator Covid 19 bagi saya. Mudah-mudahan istikomah dalam berkarya.