Endang Sri Wahyuni

Guru SD Negeri 4 Kalibaru Wetan, Banyuwangi. Lahir di Kediri, SMADA Pare terakhir aku menuntut ilmu di Kediri. Diploma 2 PGSD di IKIP Negeri Malang, Sarja...

Selengkapnya
Navigasi Web
Satu Langkahmu Sepuluh Perubahanmu
esw_swepatkreatif

Satu Langkahmu Sepuluh Perubahanmu

Aira nama cantik yang terkesan di benakku. Beberapa nama anak didikku membuat aku harus mengasah daya ingat agar mampu membedakannya. Aira, Ira, Syafira, Arisha nama yang sebelas duabelas. Kondisi pandemi Covid 19 pemicu seorang guru baru untuk sulit mengenal murid barunya. Salah satunya yang terpicu adalah saya. Pedagogik menuntutku untuk mau berbuat. Mengenal karakteristik peserta didik adalah salah satu indikator kompetensi pendidik kalau ingin dikatakan profesional. Bagaimana memenuhi syarat tersebut jika kita tidak kenal dan tidak paham dengan siswanya. Tongkat estafet yang saya terima dari guru kelas di tingkat sebelumnya saya kantongi satu per satu.termasuk bagaimana Aira.

Aira sosok yang tidak terlalu menjadi perhitungan di kelas sebelumnya. Kemalasan sering muncul ketika mendapat tugas baik tugas di bangku sekolah maupun pekerjaan rumah. Heran bercampur tidak percaya dengan informasi tentangnya. Mungkin inilah yang dinamakan tugas perkembangan. Satu tahun bertambah usia satu tahun pula perubahan sikap dan tindak terjadi. Awal tahun pelajaran perkenalan. Perkenalan antar siswa via watshap membuat saya semakin penasaran, siapa dia. “Assalamu alaikum,” sapanya melalui watshap. “Kenalkan saya Aira, rumah saya jauh dari SD tetapi selama pembelajaran daring saya berusaha untuk memenuhi tugas saya dengan sungguh-sungguh” tekadnya. Hal ini terbukti sesulit apapun tugas belajar mandiri daring dia selalu mengirim tugasnya melalui pesawat mungilnya.

Siapapun yang sudah unjuk gigi kukirim jempol dan setangkai bunga padanya. “Bu Guru, Aira hadir.” Sapanya melalui GF. Bolehkan saya mebuat patungnya sendiri tidak berkelompok?” tanyanya. “Ya, silakan.”jawabku. “Bu Guru, karya saya boneka gerak sudah selesai”. Bu Guru tugas bahasa Jawa sudah, matematika sudah, dan seterusnya. “Bu Guru, terima kasih atas bimbingannya,” dengan santun dia tutup setiap akhir pembelajaran ketika merasa sudah cukup dengan tugasnya hari itu. Itulah Aira yang kukenal via inputnya kurang ini dan itu, sekarang menjadi Aira yang penuh perubahan. Dia lebih aktif, lebih santun, lebih peduli, lebih tanggung jawab, dan percaya diri. Satu langkah perubahannya merupakan cermin semakin matangnya dia. Dua bulan waktu yang relatif singkat membuat dia menjadi Aira yang mempunyai perubahan sepuluh lebih baik dari sebelumnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kita terus saja berbuat tanpa berpikir dapat apa dari perbuatan itu. Begitulah guru sejati.

18 Sep
Balas

Terima kasih Pak... semoga istiqomah dan keikhlasan senantiasa dilimpahkan kepada hamba... aamiin..

18 Sep

Menikmati perubahan mereka yg positif, adalah suatu kebagian buat kita. Semoga kehadiran kita semakin bermakna bagi anak-anak didik kita yaa Bu Endang...

18 Sep
Balas

aamiin ya Rabb.. terima kasih supportnya... Bunda.

18 Sep

Semoga hikmah dari pandemi ini dapat memotivasi lahirnya guru dan Aira-Aira lain yang kreatif dan optimistis dalam menghadapi segala kendala dan tantangan perubahan.

18 Sep
Balas

aamiin... terima kasih Pak...

18 Sep



search

New Post