'Keikhlasan yang terusik'
By Endang Sriyani
"Assalaamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalaam"
"Eh....'Nak Dis' Ma dah pulang"
Kulihat wajah putri bungsuku lesu dan menyiratkan rasa kesal. Sambil menghempaskan tubuhnya disampingku adek (panggilan tuk sibungsu kami)melampiaskan kekesalannya dengan menghela nafas panjang. Untung hari ini hari sabtu hari libur tuk kami PNS, jadi ketika anak-anak pulang sekolah aku bisa menyambutnya di rumah. Aku memiliki tiga orang puteri. Yang sulung kelas III SLTA, yang tengah kelas III SLTP sibungsu kelas II SLTP.
"Ada apa nak kok adek kayaknya kesal?"
Dengan menghela nafas panjang adek melontarkan pertanyaan kepadaku
"Ma, sebenarnya mana yang diperintahkan Allah Memaafkan atau meminta maaf ya Ma?"
"lho...anak mama kok pulang -pulang ngasih pertanyaan berat kayak gitu ke mama, emang tadi ada kuis yang pertanyaannya seperti ini ya nak?" kataku sambil menggoda adek, berusaha meredakan rasa kesalnya.
"Ciusss Maaa adek ndak becanda"
"oke deh kalo adek ciuus mama jawab ciuus juga" kataku sambil tersenyum
"Emang adek kenapa kok tiba-tiba nanya seperti itu?"
"Mama ingat temen adek kemaren yang adek ceritakan? yang sukanya bikin keseeeel aja.Yang sempet bikin adek nangis. Terus waktu adek cerita ke Mama, kata Mama adek harus berusaha memaafkan karena memaafkan itu pahalanya sangat besar. Allah hanya kasih waktu tuk kecewa, kesal dan marah ke teman cuma tiga hari lebih dari tiga hari adek harus berusaha memaafkan dan menghilangkan rasa marah itu. Ndak boleh ada dendam yang ada harus ikhlas memaafkan. Tadi pagi waktu adek mau berangkat ke sekolah adek ingat pesan Mama. Apalagi ini udah hari ke tiga berarti hari ini adek harus menghilangkan semua marah dihati adek dan berusah memaafkan. Tapi ternyata tadi waktu adek ketemu dia di sekolah bukanya minta maaf dia malah bikin kesel lagi Ma. Gimana adek mau memaafkan Ma kalo dia kayak gitu". Panjang lebar adek menceritakan penyebab kekesalannya kepadaku.
"oh begitu ya nak. Berat juga jadinya ya dek , niat hati mau memaafkan eh.... malah temen adek bikin kesel lagi" kataku berusaha tuk empathi dengan persaan hatinya. Kulirik adek melihat ekspresi wajahnya, masih ditekuk tanda kesal.
"Dek... adek tau ndak kenapa waktu itu mama bilang memaafkan itu pahalanya sangat besar?"
Adek diam saja tidak menjawab.
"karena seperti yang adek rasa ini nak....memaafkan itu bukan perbuatan yang ringan tapi supeeeer berat. Ndak mudah bisa langsung meredakan rasa marah dan memaafkan .Karena itu Allah Maha Tahu Allah kasih limit waktunya tiga hari, dan biasanya setelah tiga hari amarah itu bisa reda. Adek udah rasakan sendiri kan tiga hari itu waktu yang cukup tuk menghilangkan marah dan berusah memaafkan. Cuma karena tadi temen adek bikin kesel lagi makanya adek sulit tuk memaafkan. Karena sulit itu lah nak makanya Allah kasih pahalanya sangat besar sebagai imbalannya"
"Ndak papa naak... rasa kesal dan marah itu naluri setiap kita, tapi kita harus cepat menetralisirnya dengan beristighfar. Sering-sering aja adek baca istighfar. Insya Allah rasa kesal di hati adek akan jauh berkurang. Jangan biarkan rasa marah itu bersemayam di hati adek karena itu akan sangat merugikan adek sendiri. Seperti saat ini adek jadi ndak enak hatinya, ndak nyaman pasti badannya dan yang jelas wajah cantik adek jadi hilang karena cemberut. Jadi udah aja ya naak ....maafkan aja teman adek itu. lupakan kesalahannya. Kalo adek memaafkan, hati adek jadi nyaman dan adek dapat pahala yang supeeer gede dari Allah."
Sekali lagi adek diam tak menjawab. Sepertinya adek bisa menerima nasehatku.
"oke nak.... udah jangan cemberut lagi ya...Adek berdoa sama Allah agar dimudahkan tuk memaafkan temen adek dan doakan temen yang menyakiti tuk bisa merubah dan menyadari kesalahannya"
"Ganti baju dulu, terus adek istirahat. Adek udah Shalat khan?"
"Udah ma tadi di sekolah sebelum pulang Shalat bareng temen di Mushalla"
"Atau adek mau makan?"
"Ndak ma nanti aja, masih kenyang tadi jajan nasi goreng"
"Oh ya udah istirahat aja adek dulu"
Adek bergegas masuk ke kamarnya. Alhamdulilah hari ini aku dan si bungsu anakku dapat memetik suatu pelajaran berharga dari apa yang dialami adek hari ini. Nasehat ini sejatinya bukan hanya untuk anakku tapi juga untuk diriku sendiri bahwa memaafkan orang lain itu jauh lebih baik untuk ketenangan batin dan tentunya beroleh limpahan pahala dari yang Maha Memaafkan. Allah saja Maha Memafkan apalagi Kita hambanya.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, jawaban yang amat bijak dan logis. Sukses selalu dan barakallahu fiik
mksi pak GP, ibu siti
mksi pak GP, ibu siti
Mantulbak