Istilah outdoor study mungkin bagi kebanyakan orang tdak terlalu istimewa karena sudah biasa terdengar. Namun bagi sekolah kami merupakan hal baru karena selama ini belum pernah dilakukan ataupun didengar. Menjadi istimewa karena pada bulan yang lalu sekolah kami melaksanakan kegiatan itu. Pelaksanaannya tanggal 23 Januari 2019, sekolah kami SMPN 1 Bantaran memilih Kebon Teh Wonosari Lawang dan Museum Brawijaya Malang. Pesertanya mulai dari kelas 7 dan kelas 8. Mungkin terbersit pertanyaan kenapa kelas 7 dan 8? Oke begini ceritanya.

Sebenarnya kegiatan itu diawali dengan kegiatan study lingkungan yang dilaksanakan satu tahun yang lalu, jadi yang melakukan adalah siswa kelas 8 tahun ini. Dan tujuan dari study lingkungan adalah upaya penyelamatan daerah sekitar pantai, terpilihlah pantai Duta di Paiton karena sekolah kami berada di wilayah kabupaten Probolinggo. Sekalian juga menikmati keindahan ciptaan Tuhan karena waktu itu pantai Duta masih terbilang destinasi wisata yang baru dan dalam masa promosi, sehingga rasa ingin tahu siswa sangat besar. Materi yang dijadikan acuan adalah Mangrove, ini adanya di kelas 7 kurikulum 2013. Oke dari kegiatan itu siswa kelas 7 tahun ini juga akan melakukan lagi, tetapi pelaksanaannya digabung dengan siswa kelas 8, karena pada jenjang kelas 8 terdapat materi yang mirip, yang membahas potensi Sumber Daya Alam juga.

Membicarakan kegiatan belajar di luar kelas atau istilah trennya outdoor study, ternyata memiliki banyak manfaat. Selain manfaat edukasi ada juga manfaat yang lain yaitu kewirausahaan/bisnis. Disisi pendidikan siswa menikmati pembelajaran yag bermakna (Meaningfull Learnng). Mengutip artinya oleh David Ausubel (1963) seorang ahli psikologi pendidikan menyatakan bahwa belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, dalam hal ini adalah siswa. Ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu: pertama infomasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat,kedua informasi ang dipelajari secara bermakna akan memudahkan proses elajar berikutnya untuk materi yang hampir mirip. Ketiga belajar bermakna akan mempermudah proses belajar berikutnya untuk materi yang mirip walaupun telah lupa.

Implementasi dari teori David Ausubel itu memang terbukti, bahwa ketika siswa kelas 8 masuk pada materi pembahasan Potensi Sumber Daya Alam, sebagian besar siswa langsung ingat pengalaman mereka ketika belajar di pantai Duta Paiton, padahal itu terjadi satu tahun yang lalu. Sehingga siswa kelas 8 ingin mengulang kembali belajar di luar kelas seperti tahun sebelumnya. Alhasil kegiatan itu dilaksanakan bersama dengan kelas 7 untuk mengefisiensikan waktu dan biaya. Pengalaman yang berikutnya berhubungan dengan situasi yang menyenangkan bagi siswa, artinya semangat mereka untuk belajar lebih tinggi dibanding belajar didalam kelas. Dan ini menjadi satu syarat untuk proses belajar di uar kelas. Manfaat berikutnya siswa dapat belajar dengan sumber belajar secara langsung, yaitu alam dan pelaku ekonomi atau pelaku bisnis, dari sini siswa mengetahui dan praktek sendiri bagaimana mengelola potensi alam yang ada sehingga manfaat kewirausahaan didapat.

Sebagai bahan pertimbangan bahwa untuk melaksanakan kegiatan belajar di luar kelas apalagi dilakukan di daerah lain memang memakan biaya yang cukup besar dan perlu persiapan yang matang. Sehingga harus diprogramkan di awal tahun pembelajaran sehingga siswa tidak berat dan pihak sekolah bisa mempersiapkan dengan baik. Oke itulah pengalaman sekolah kami yang sudah menerapkan metode pembelajaran Outdoor Study, semoga bemanfaat.