Bukan Aku Tapi Kamu
Bukan Aku Tapi Kamu
Oleh : Endang Wahyu Widiasari
Sedih, bahagia, bangga, terharu, semua bercampur jadi satu. Ada rasa gemetar mendengar pengumuman itu. Ketika namaku di sebut diantara 5 besar yang akan menerima Anugerah Apresiasi Guru Inspiratif untuk Jenjang SMP.
Setelah selesai kegiatan, aku temui Ibu, aku besimpuh dikakinya dan mengucap “terikasih mamah atas semua yang sudah mamah berikan untuk diriku”, terbayang almarhum ayah yang sangat displin membingbing kami anak-anak nya, ada pepatah Almarhum Ayah yang sangat ku ingat sampai hari ini. Ketika aku akan memulai mengajar menjadi tenaga honorer dengan gajih yang tidak seberapa, ketika itu ayah berkata, “Meskipun neng seorang perempuan, sekarang akan menghonor dengan gajih yang sedikit tapi kerjakan dengan sungguh-sungguh, jika mengerjakan pekerjaan hanya setengah-setengah dan hanya untuk mengisi waktu luang saja, lebih baik jangan, berhenti saja jadi guru! karena hanya akan meruksak mental generasi penerus bangsa, kasihan anak-anak kalau gurunya tidak sungguh-sungguh mengajar”. Kata-kata ayah selalu teringat sampai hari ini.
Setelah Ibu yang kuhubungi, yang kedua adalah suami dan anak anak, merelah orang-orang yang selalu mendukung apapun yang ku kerjakan. Setelah itu aku telepon Bapak Kepala Sekolah, Bapak Pengawas dan orang orang yang selalu hadir untuk diriku.
Antara sadar dan tidak, dan tidak percaya apakah betul ini semua, aku cubit pipiku, ini betul, ini nyata. Semua orang bilang “Ibu Hebat, luar biasa, keren, mantap dll”. Tapi sebenarya bukan aku yang hebat. Yang hebat adalah orang-orang yang selalu memotivasiku, ketika aku terjatuh mereka membantuku untuk berdiri, ketika aku berhenti melangkah mereka membimbingku untuk kembali melangkah, ketika aku menangis mereka mengusap air mataku dengan kasih sayangnya.
Merekalah sebenarnya yang hebat, orang-orang yang selalu menyangiku, orang orang yang selalu ku ganggu disetiap waktunya untuk membantuku, orang orang yang meneberikan do’a tulus untukku.
Di akhir pengiriman berkas untuk kegiatan ini sebenarnya aku akan mundur, karena tidak sanggup untuk membuat portopolio yang dilengkapi dengan bukti fisik yang harus di scan satu persatu, ketika itu teman-teman di sekolah bilang , “Ibu harus tetap maju tinggal selangkah lagi, biar kami yang kerjakan, Ya Alloh begitu baiknya mereka sampai rela meluangkan waktunya, untuk menyelesaikan administrasi yang harus ku kirim, bahkan ada juga yang rela memeriksa karya tulis yang akan ku kirim.
Ketika anak-anakku mengirim pesan pribadi, “Ibu selamat ibu hebat”. Semakin malu diriku, sebernarnya yang hebat adalah anak-anakku, mereka mau aku bimbing, mereka pantang menyerah, sebenarnya aku banyak belajar dari mereka, karena mereka aku bisa meraih semua ini. Anak-anakku sumber inspirasi bagi diriku.
Begitu banyak yang harus aku kerjakan setelah kegiatan kemarin, menyelesaikan pekerjaan sekolah yang tertunda menyelesaikan administrasi ini dan itu untuk persiapan hari H. Malam ini aku menangis. aku buka laptop lamaku, aku lihat poto sahabat-sahabatku, ketika aku bekerja di Cianjur sampai hari ini, poto lama yang mengingatku pada mereka, terbayang bagaimana sahabat sahabatku membimbingku, mungkin bagi mereka itu suatu hal yang biasa, tapi bagi diriku motivasi dan bimbingan mereka adalah hal yag sangat luar biasa.
Melihat poto-poto mereka, aku jadi semakin malu, dalam diam dikeheningan malam aku berkata “Yang hebat sebenarnya bukan aku tapi kamu, yah kamu.. karena kamu bisa menjadikan aku seperti sekarang ini”, walau sebagai manusia aku tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, semua manusia tentunya tidak ada yang sempurna.
Satu hal yang pasti, ini semua adalah kerja kolektif, ini semua adalah anugerah buat kita semuanya, tidak mungkin aku dapatkan ini semua tanpa dirimu yang sudah membantuku. Terimakasih Ya Robb...
Ada juga yang bertanya, apakah Bu Endang suka sakit hati dalam bekerja? Aku tidak mau jawab. Satu hal yang pasti orang yang menbenci ataupun orang yang menyayangi itu adalah sama, sebenarnya mereka menyayangi kita hanya dengan cara yang berbeda.
Ayo kita terus berprestasi dengan cara yang kita bisa. Semangat untuk terus berkarya, semoga Alloh menudahkan langkah kita, amin...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat dan sukees bu Endang, maju terus pantang mudur. Mantaaap.
Selamat dan sukses untuk ibu dan ibu layak menerima apresiasi guru inspiratif tingkat nasional.
Mantab ulasan ceritanya bu.Terus berprestasi. Salam sukses berliterasi. Semangat pagi
Semangat serta luar biasa ibu meraih guru inspiratif tingkat nasional mantap