LABORATURIUM IPS SEBAGAI TEMPAT UNTUK MEMPERLUAS PENGETAHUAN ILMU-ILMU SOSIAL
LABORATURIUM IPS SEBAGAI TEMPAT UNTUK MEMPERLUAS PENGETAHUAN ILMU-ILMU SOSIAL (Semoga Aku Dapat Mewujudkannya Kembali Amin......)
Latar belakang ketika itu membuat Laboraturium IPS adalah, banyaknya alat peraga IPS yang dimiliki oleh sekolah namun tidak tersimpan secara baik, hal ini menyebabkan alat peraga tidak terpakai secara optimal, dan banyak alat peraga, pembelajaran yang ruksak walaupun belum pernah dipakai. Ketidak adaan ruangan untuk menyimpan alat peraga membuatku berpikir untuk mencari solusi bagaimana sebaiknya penyimpanan alat peraga ini, bahkan ada beberapa alat peraga yang belum pernah digunakan akan tetapi sudah ruksak, karena alat peraga tidak tersimpan dengan baik. Tentunya hal ini sangat disayangkan sekali, padahal alat peraga dalam pendidikan sangat diperlukan, untuk mempermudah siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, sehingga konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dapat tersampaikan dengan baik.
Selama ini ada anggapan kalau alat peraga IPS hanya berupa Peta, Atlas, dan globe saja, padahal ada banyak alat peraga yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPS, seperti alat peraga terjadinya tsunami, proses terjadinya siang dan malam, charta, batu-batuan, patahan-patahan, atau seperti taman botani, dan koperasi siswapun dapat dijadikan Laboraturium IPS, dan masih banyak lagi, tentunya dengan kreatifitas guru dan siswa banyak alat peraga yang bisa dibuat untuk mempermudah proses pembelajaran.
Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan sebagai (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2). Pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3). Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry dan (4). Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1,2,3 diatas (Muhammad Numan Sumantri, 2001:44). Melihat pendapat di atas maka diperlukan adanya laboraturium IPS untuk menunjang keterlaksanaan metode berpikir ilmuwan sosial dan juga keterlaksanaan reflektive inquiry. Dalam Pembelajaran IPS Laboraturium digunakan sebagai sarana belajar.
Laboratorium adalah unsur pelaksana teknis penunjang pelaksanaan tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan keperluan bidang ilmu /teknologi /kesenian tertentu.
Laboratorium dapat berupa bengkel, studio, rumah sakit, laut, pasar, hotel, pabrik, kebun, sawah, desa, sekolahan, dan perkantoran. Di samping sebagai tempat praktek siswa dan tempat peneliti melakukan penelitian, laboratorium juga bisa digunakan oleh masyarakat untuk membantu memecahkan masalah mereka.
Laboratorium IPS tentu saja berbeda dengan laboratorium IPA. Laboratorium atau “ruang IPS” tidak sepenuhnya berupa untuk melakukan eksperimen seperti laboratorium IPA. Meskipun demikian, dalam laboratorium IPS dapat dilakukan alat peraga dua atau tiga dimensi untuk pengajaran IPS. Biasanya dalam laboratorium IPS disimpan atau disediakan berbagai alat peraga pengajaran dalam bentuk dua atau tiga dimensi (visual dan radio).
Kenyataannya keberadaan Laboraturium IPS di sekolah masih sangat minim, berbeda dengan laboraturium IPA. Kebanyakan sekolah hanya mengembangkan laboraturium IPA akan tetapi tidak memiliki laboraturium IPS.
Dalam Standar Nasional Pendidikan pada Standar Sarana dan Prasarana tidak disebutkan adanya Laboraturium IPS sebagai syarat minimal pelayanan pembelajaran di sekoah. Kesan dari perangkat hukum ini adalah seolah-olah Laboraturium IPS tidak begitu penting keberadaanya di sekolah, karena itu tidak heran apabila pemerintah sebagai pelaksana amanat undang-undang kurang memperhatikan keberadaan laboraturium IPS.
Walaupun tidak ada ketentuan sekolah harus memiliki laboraturium IPS, namum secara kreatif dan inovatif guru IPS di sekolah bisa mengembangkan Laboraturium IPS secara mandiri, untuk mengembangkan laboraturium IPS menjadi lebih menarik dan berkualitas, sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami konsep-konsep IPS.
Kami di sekolah telah mencoba memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai dijadikan laboraturium IPS, laboraturium ini kami gunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar, dan untuk menyimpan alat-alat peraga IPS yang kami miliki di sekolah yang penyimpanannya kurang terawat. Laboraturium IPS ini di buat tahun 2014, adapun tempatnya adalah di sebuah gudang yang sudah tidak terpakai bahakan sudah ruksak dan tak layak untuk dipakai. Tetapi dengan kreatif kami sulap menjadi Laboraturium IPS yang menyenangkan bagi kami untuk belajar selain di ruang kelas. Akan tetapi karena sekolah kami kekurangan kelas akhirnya Laboraturium IPS ini setelah direnovasi dijadikan kelas kembali.
Alhamdulillah adanya laboraturium IPS membuat guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar, karena dilengkapi dengan alat peraga yang mampu membuat suasana pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran yang biasa dilakukan di dalam kelas, dengan leluasa guru dapat langsung mempergunakan dan memperlihatkan alat peraga yang akan digunakan, dan ketika itu juga laboraturium IPS aku pasangi in fokus dengan dana yang ku beli sendiri sebagai rasa ingin memajukan dunia pendidikan, dengan adanya laboraturium IPS dengan leluasa kami dapat menggunakan in fokus tanpa harus dibawa dari kelas yang satu ke kelas yang lainnya. Ini mempermudah guru mengajar dan mengefisienkan waktu yang digunakan sehingga tujuan pembelajaran dapat mudah tersampaikan.
Pemampatan laboraturium IPS mendapat tanggapan yang positif dari para siswa, berkaitan dengan keberadaan laboraturium IPS, hampir 100% siswa yang dijadikan responden kelas 8A-F pada tahun ajaran 2014/2015 menyatakan sangat senang dan tertarik belajar di Laboraturium IPS. Mereka antuasias saat mengikuti pembelajaran IPS di laboraturium, karena dapat mempermudah memahami materi pembelajaran IPS, mereka dapat melihat berbagai fenomena sosial melalui alat peraga dan media pembelajaran, dapat menggunakan alat dalam pembelajaran secara langsung sehingga memperkuat pemahaman siswa. Dari hasil angket yang disebarkan kepada siswa kelas 8A-F pada tahun ajaran 2014/2015 diperoleh data bahwa semua siswa merasa keberadaan Laboraturium IPS mampu mempermudah pemahaman mereka pada materi yang dipelajari.
Apabila di dalam kelas biasa media yang digunakan sangat terbatas, didalam laboraturium lebih lengkap dan bervariasi. Bahwa memang perlatan dan koleksi yang dimiliki laboraturium sangat terbatas, terutama peralatan dan koleksi yang berhubungan dengan benda nyata . peralatan yang tersedia di laboraturium IPS sangat mendukung jalannya pembelajaran walaupun ketersediannya masih kurang lengkap. Siswa terdorong untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran saat dilakukan di laboraturium IPS, guru pun terus-terusan belajar untuk membuat alat peraga sehingga pembelajaran lebih menarik bagi siswa dari pada dilakukan di dalam kelas. Di laboraturium IPS siswa dapat mengamati dan berperan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dengan ikut andilnya siswa dalam setiap langkah-langkah pembelajaran menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan penasaran untuk selalu mengikuti kegiatan pembelajaran.
Ada kegiatan yang kami jadikan pembiasaan untuk menanamkan pendidikan karakter pada waktu itu, sebelum pembelajaran dimulai kami selalu sholat dhuha bersama, pada permulaan memang sulit diterapkan, tapi lama-kelamaan mereka menjadi terbiasa dan ada terlihat perubahan karakter pada diri siswa, siswa yang biasanya telat masuk ke LAB lama-kelamaan menjadi berkurang hampir 100%, dan pembelajaran di dalam Lab ini menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi kami semua, banyak film-film motivasi yang sebelum pembelajaran di mulai ditayangkan ini dapat memanbah semangat sisiwa untuk belajar.
Dengan adanya laboraturium IPS, sebagai guru IPS saya termotivasi untuk membuat alat peraga yang menunjang terhadap proses pembelajaran. Pemamfaatan laboraturium IPS sebagai proses penemuan baru memang belum optimal, sebagaimana diidealkan. Semestinya memang Lab. IPS mampu menjadi ajang latihan para siswa melakukan penelitian sederhana sebagai latihan berfikir, namun hal tersebut belum optimal dikarenakan oleh beberapa hal: seperti belum terprogramnya waktu pemamfaatan lab IPS secara sistematis, belum disiapkannya prosedur pemanfaatan lab, IPS secara lengkap dan masalah sarana dan prasarana yang belum mendukung.
Untuk mewujudkan lab. IPS tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dari guru bidang studi maupun kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah, dan karena pentingnya landasan hukum bagi penyelenggaraan pendidikan maka sangat tepat apabila keberadaan laboraturium IPS dimasukan dalam aturan tertulis pada standar sarana dan prasarana pendidikan dalam Standars Nasional Pendidikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar