Endang Wahyu Widiasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

Membangun Budaya Positif di Sekolah

Endang Wahyu Widiasari, M.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan Ke 4

SMP Negeri 4 Cikalongwetan

Kabupaten Bandung Barat

1. Konsep Merdeka Belajar (Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara)

Sekolah sebagai tempat kegiatan pembelajaran, tentunya diharapkan menghasilkan peserta didik seperti yang diamanatkan dalam UU N0 20 Tahun 2003. Tentang Tujuan Pendidikan Nasional yaitu “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sungguh luhur dan agung tujuan pendidikan ini. Pendidik adalah salah satu ujung tombak terciptanya tujuan pendidikan tersebut.

Sekolah merupakan tempat peserta didik dan seluruh warga sekolah berkreasi, mengembangkan potensi yang dimilikinya, ini dapat terlaksana jika sekolah memiliki iklim yang kondusif untuk kegiatan proses pembelajaran. Sebaik apapun peserta didik dan seluruh komponen yang ada di sekolah, jika keadaan tidak kondusif potensi mereka tidak akan berkembang maksimal.

Dalam konsep Ki Hajar Dewantara (KHD), sekolah diartikan sebagai “Taman Belajar”. Jika mengingat kata “taman”, pastilah pikiran kita tertuju pada sebuah tempat yang menyenangkan, sejuk, indah, rapih bersih, membuat semua penghuninya merasa betah dan selalu rindu untuk berlama-lama. Selain pesona alamnya yang indah, juga keberadaan penghuninya satu sama lain saling menyayangi dan menghargai.

Kalau diumpamakan bagi saya sekolah seperti laboratorium kehidupan. Dimana Perbedaan dihargai, potensi dikembangkan, hak dan kebutuhan anak dipenuhi. Ada kebebasan berekspresi, menghargai orang lain, kerjasama, empati, kepemimpinan, dan motivasi berprestasi. Sungguh sebuah sekolah yang menyenangkan.

Selain seperti laboraturium kehidupan, Sekolah bagi saya juga seperti rumah kedua, dimana kami bahagia bersama untuk meraih cita cita, menggapai mimpi-mimpi dan harapapan dimasa yang akan datang. Bahagianya ketika kita bisa tertawa bersama, bebas mengeluarkan ide dan gagasan, bebas berkresasi dilapangan, tidak terbengu oleh aturan-aturan yang memberatkan, karena aturan yang dibuat berdasarkan kesepatakan bersama. Semua penghuni pengisi rumah merasa merdeka, “merdeka belajar”.

Merdeka belajar merupakan sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran. Tujuan dari merdeka belajar, yakni menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Merdeka belajar juga menekankan pada aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

Ada 5 Poin Penting dari Merdeka Belajar yang dapat saya ambil dari pemikiran KHD tentang yaitu :

a) Pendidikan Dinamis sesuai Zamannya

Ada sebuah ungkapan dari Ali Bin Abi Thalid yang selalu saya ingat, “didiklah anakmu sesuai dengan jamanya, karena mereka hidup dijamannya dan bukan pada jamanmu”. Dari ungkapan di atas saya dapat menarik kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan itu dinamis, terus berkembang, sehingga kita sebagai pendidik harus terus mengembangkan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan jaman yang dilalui oleh anak-anak kita, dalam artian harus terbuka dengan perubahan-perubahan yang terjadi dewasa ini.

Dalam konteks pembelajaran sekarang, kita harus bekali anak-anak kita dengan kecakapan Abad 21 yang mencakup : Literasi, 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration dan Creativity and inovation ) dan pendidikan karakter.

b) Pendidikan yang Menyenangkan dan Membahagiakan

Pada dasarnya manusia harus bahagia, guru bahagia, siswa bahagia dan pendidikan seharusnya menggembirakan semua, agar lebih menghasilkan generasi penerus yang lebih berkualitas di kemudian hari. Dan kebahagiaan itu tidak datang dengan sendirinya akan tetapi harus diciptakan oleh semua penghuni yang mendiami suatu rumah.

c) Gerakan Gotong Royong untuk Trasformasi Pendidikan

Semua komponen yang terlibat di sekolah serentak bergerak untuk mewujudkan merdeka belajar. Seperti semboyan KHD : Ing Ngarso Sung Tulodo, di depan guru berposisi sebagai teladan. Ing Madyo Mangun Karso, guru bersama peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan. Selanjutnya, saat mengaplikasikan moto Tut Wuri Handayani, guru memberikan motivasi dan dorongan agar peserta didik secara berkelanjutan melakukan aktivitas belajar.

d) Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik

Pembelajaran yang memerdekakan adalah pembelajaran yang berpusat pada peseta didik. Semua aktivitas, arahan, bimbingan harus untuk kepentingan peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan gagasannya, diberi kebebasan membangun sendiri pengetahuannya. Untuk tercapai ke arah ini tentunya guru harus pandai pandai menerapkan model pembelajaran dan kreatif membuat alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

e) Pembelajaran untuk Budi Pekerti

Tak kalah pentingya adalah pendidikan budi pekerti, atau pendidikan karakter. Dengan tujuan utama Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri dan kreatif.

2. Nilai dan Peran Guru Penggerak

Guru penggerak adalah : Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan. Sehingga kata kunci sukses dalam pembelajaran adalah belajar tuntas dan berkelanjutan yang memiliki makna pada kehidupan.

Guru, pendidik memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang terdidik melalui nilai-nilai luhur. Sehingga label guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” perlu disematkan kepada setiap guru, karena telah mendedikasikan dan mengabdi kepada negara demi kemajuan sebuah bangsa, yakni bangsa Indonesia.

Selain itu, guru adalah teladan yang perlu di dengar ucapannya dan ditiru perbuatannya, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang beradab, bermartabat, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkepribadian.

Ki Hajar Dewantara juga mengedepankan pendidikan karakter. Beliau mengajarkan bagaimana kita bisa memerdekakan diri kita sendiri dan tentu saja merdeka sebagai rakyat, bangsa, dan negara. Singkatnya, Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang percaya diri baik sebagai individu maupun bagian dari sebuah bangsa.

Seorang Guru Penggerak harus memiliki visi yang ingin dicapai untuk anak didiknya, sebagai guru penggerak saya mempunyai Visi : menjadikan anak didik saya menjadi Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang :

1. Beriman dan Bertakwa Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Berahlak Mulia

2. Berkebinekaan global

3. Gotong royong

4. Bernalar kriris

5. Mandiri yaitu menjadi pelajar yang bisa berdiri diatas kakinya sendiri tidak tergantung pada orang lain, bisa memecahkan permasalahan hidupnya, dan bertanggung jawab.

6. Kreatif

Peran guru penggerak terkait dengan merdeka belajar adalah : menuntun dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kodratnya dan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Nilai Guru Penggerak

1. Mandiri artinya : adanya kemauan untuk mengembangan dan mengasah bakat dengan belajar dari orang yang sukses ataupun mengikuti pelatihan

2. Reflektif artinya seorang guru penggerak mau melakukan evaluasi terhadap apa saja yang sudah baik serta apa saja yang perlu dikembangkan.

3. Kolaboratif maknanya senantiasa mampu membangun hubungan kerja yang positif dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun untuk kemajuan pendidikan terutama kemajuan sekolahnya.

4. Inovatif artinya seorang guru penggerak mampu memunculkan ide-ide baru dan tepat guna sesuai perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan terutama pada dunia pendidikan.

5. Berpihak pada murid artinya seorang guru penggerak harus mampu memberikan pembelajaran yang mengutamakan kepentingan perkembangan murid.

Peran Guru Penggerak

Peran guru penggerak ada lima yakni:

1. menjadi pemimpin pembelajaran, Guru Penggerak tentunya berperan besar dalam membuat lingkungan sekolah yang nyaman untuk para muridnya. Jadi seorang Guru Penggerak diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada murid, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang murid.

2. menggerakkan komunitas praktisi, Seorang Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik di sekolah maupun wilayahnya.

3. mendorong kolaborasi antar guru, Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. menjadi coach bagi guru lain, Seorang Guru Penggerak diharapkan juga mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain untuk dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran.

5. mewujudkan kepemimpinan murid. Mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.

3. Membangun Budaya Positif di sSekolah

Budaya positif adalah suatu budaya sekolah yang mampu mendorong semua warga sekolah untuk memiliki kebiasaan baik, kepribadian unggul dan berbudi pekerti.

Budaya positif merupakan salah satu perwujudan dari filosofi KHD tentang terciptanya sebuah sekolah sebagai sebuah taman belajar yang menyenangkan bagi siswa. pelaksanaan budaya positif disekolah akan dapat menciptakan siswa yang merdeka belajar dan berbudi pekerti.

Menciptakan budaya positif merupakan salah satu visi yang wajib dimiliki sekolah sekaligus menjadi visi dari para gurunya. salah satu peran dari guru penggerak adalah mampu menggerakkan orang lain dalam melakukan perubahan dan dapat membuat sistem manajemen sekolah yang menunjang terciptanya budaya positif di sekolah.

Sebagai guru penggerak yang sudah mendapatkan ilmu tentang membangun budaya positif, menurut saya hal penting yang dilakukan adalah memulainya dari diri sendiri. saya akan mulai perubahan itu di kelas-kelas yang saya ajar. diawali dengan membuat kesepakatan kelas yang melibatkan siswa, dan diikuti dengan komitmen dan konsekuensi yang jelas. selain itu secara perlahan kita mulai menunjukkan kepada rekan sejawat dan atasan kita tentang keberhasilan kita dalam membangun budaya positif di kelas. dengan contoh perubahan yang konkrit dan ditunjang dengan perubahan sikap yang signifikan pada siswa maka secara perlahan budaya positif yang kita tanamkan akan mengimbas kepada rekan sejawat untuk diterapkan dikelasnya masing-masing.

Langkah untuk menciptakan budaya positif sekolah :

1. Membuat komitmen bersama warga sekolah untuk melakukan perubahan positif di sekolah

2. Menggunakan pendekatan persuasif dan komprehensif dalam membangun budaya sekolah 3. Menggali hal-hal baik yang sudah ada disekolah untuk dilanjutkan dan memperbaiki kekurangannya 4. Membuat kesepakatan kelas dengan sistem demokrasi

5. Berkomitmen dengan siswa untuk bersama-sama melaksanakan kesepakatan kelas yang telah dibuat

6. Menetapkan konsekuensi dari kesepakatan yang sudah dibuat

7. Melakukan refleksi dan evaluasi bersama siswa terhadap pelaksanaan kesepakatan kelas

Dengan kesadaran bersama seluruh warga sekolah untuk berubah ke arah yang lebih baik, niscaya sekolah yang kita impikan akan terwujud, sebuah sekolah yang bisa melahirkan generasi-generasi penerus yang lebih baik dari generasi sebelumnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post