endas dasiah

Guru di SDN. Cijulangadeg Kecamatan Cikalong Kab. Tasikmalaya. Aktif dalam Gerakan Pramuka. Hobi menulis ditekuni sejak tahun 2016. Beberapa judul cerpen dan ca...

Selengkapnya
Navigasi Web
Permainan 1, 2, 3
Tantangan hari ke-195

Permainan 1, 2, 3

Permainan 1, 2, 3

Kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Begitu pun dengan penanaman karakter. Hal ini bisa dilakukan melalu pembelajaran yang sarat makna.

Pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga seluruh kegiatan pembelajaran tidak monoton dan tidak membosankan. Salah satu upaya untuk menghilangkan kebosanan dan kemonotonan, hendaknya sebagai manager di dalam kelas, guru harus piawai mengemas pembelajaran. Sajikan pembelajaran yang berkesan untuk peserta didik.

Nah, salah satu upaya untuk mencapai hal itu, melalui tulisan ini disajikan satu permainan yang diharapkan akan menghilangkan kejenuhan peserta didik. Permainan ini diberi nama ‘Permainan 1, 2, 3’ Permainan ini hanya sebgai selingan. Namun walau demikian permainan ini tetap berupaya menanamkan karakter positif kepada peserta didik. Permainan 1, 2, 3, mengandalkan kepiawaian guru dalam mengemas cerita. Oleh karena itu permainan ini sangat relevan jika disajikan pada pembelajaran di kelas rendah sekolah dasar.

Permainan ini menuntut peserta didik untuk selalu konsentrasi pada apa yang diucapkan oleh guru ketika menyampaikan cerita. Seain itu mereka juga dituntut untuk cekatan memetakan tangan sesuai instruksi.

Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk konsentrasi penuh. Guru pun dituntut hal yang sama. Ketika menyampaikan cerita, guru harus berhati-hati merangkai cerita jangan sampai salah mengucapkan angka. Selain itu, cerita yang disajikan oleh guru hendaknya mengandung penggambaran karakter. Sehingga setelah peserta didik mengikuti permainan ini ada karakter yang tertanam dalam jiwanya.

Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan permainan ini? Ikuti petunjuk di bawah!

1. Sampaikan aturan yang jelas kepada peserta didik.

Aturan permainannya adalah:

Ø Jika mendengar angka satu, tengadahkan telapak tangan kiri di atas pundak teman yang ada di samping kirimu.

Ø Jika mendengar angka dua, letakkan telunjuk tangan kananmu di atas telapan tangan kiri teman di sebelah kananmu.

Ø Jika mendengar angka tiga, berusahalah untuk menangkap telunjuk tangan kanan temanmu yang menempel pada telapak tangan kirimu. Dan berusahalah untuk menghindari sergapan pada telujuk tangan kananmu oleh tangan kiri temanmu.

Ø Jika mampu menangkap telunjuk temanmu dan berhasil menghindar dari sergapan tangan kiri temanmu, berarti kamu juara.

Ø Ikuti permainan dengan konsentrasi penuh.

2. Lalukan latihan terlebih dahulu menggunakan bilangan 1,2, 3, tanpa merangkai cerita.

3. Lakukan langkah pada nomor dua berkali-kali sampai peserta didik paham betul.

4. Rangkai cerita berkarakter dengan baik baik. Gunakan intonasi dan mimik yang sesuai dengan alur cerita.

5. Selamat mencoba.

Sebagai referensi ini adalah salah satu contoh cerita.

Di sebuah perkampungan sunyi tinggalah seorang ibu dengan sepasang putri kembar. Mereka hidup prihatin setelah ditinggalkan oleh ayahnya.Demi untuk menghidupi buah hatinya, sang ibu berjualan daun pisang yang dia ambil dari hutan.

Suatu hari sang ibu mengajak putri kembarnya untuk mengambil helaian daun pisang di hutan.

“Ibu, aku lapar,” rengek Anita putri pertamanya.

“Aku juga lapar, Bu!” rintih Anisa saudara kembarnya.

“Sabar ya, sayang, Ibu cari makanan terlebih dahulu. Kalian tunggu Ibu di sini, ya!” ujar sang ibu.

Tak lama sang ibu berjalan menyusuri sungai kecil. Tetiba dia melihat satu buah pepaya tergeletak di bawah tegakan pohonnya. Meski pepaya itu tinggal separuh, sang ibu membawanya ke hadapan dua anak kembarnya. Namun apa yang terjadi? Anita sangat marah. Dia tidak mau menerima papaya untuk dimakannya. Anita marah besar kepada ibunya. Melihat gelagat tidak baik saudara kembarnya, Anisa berusaha menenangkan Anita. Dia menghibur saudara kembarnya dengan memberikan tiga bunga yang diarangkai sendiri. Akhirnya Anita pun tersenyum kembali dan mengucapkan terima kasih kepada ibunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post