endas dasiah

Guru di SDN. Cijulangadeg Kecamatan Cikalong Kab. Tasikmalaya. Aktif dalam Gerakan Pramuka. Hobi menulis ditekuni sejak tahun 2016. Beberapa judul cerpen dan ca...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tanda Cinta 22
Tantangan hari ke-209

Tanda Cinta 22

Winata meneteskan air mata. Kisah masa lalunya membuat hatinya kembali berduka.

“Apa yang terjadi, Pak? Apakah istri anda berpaling dari anda?” Hanifah seakan tidak sabar ingin segera mendengar kelanjutan kisah masa lalu Winata.

Mendapat pertanyaan dari Hanifah, Winata tidak serta-merta menjawabnya. Lelaki tampan itu menundukkan kepalanya. Rupanya dia mengumpulkan kekuatan dan keteguhan hati untuk mengungkapkan tragedi kelam masa lalu.

“Ada kejadian aneh menimpa Nety istriku. Setiap kali melihatku, Nety menjerit histeris. Menurutnya, wajahku kelihatan sangat menyeramkan.” Winata menjeda penuturannya. Tangan kanannya berusaha menghapus linangan air mata yang mengalir di pipinya. Winata mulai tak bisa menahan kesedihannya.

“Kok bisa gitu? Apakah hal itu pengaruh janin yang dikandung dalam perutnya? Mungkinkah hal itu yang disebut ngidam?” ujar Hanifah sangat antusias. Keseriusan wajahnya pertanda rasa penasaran dalam dirinya begitu tinggi.

“Aku juga tidak tahu. Saat itu aku sangat kebingungan. Setiap aku dekati istriku, dia menjerit sangat tinggi. Bahkan suatu saat, karena aku sangat menyayanginya, aku mencoba mendekap Nety dari belakang. Namun, di luar dugaanku, ternyata Nety pingsan. Wajah ketakutan sangat jelas terlihat. Dia selalu bilang kalau wajahku seperti genderuwo.” Suara Winata bergetar hebat.

“Bagaimana solusi yang kauambil saat itu? Apakah kau pernah meminta bantuan orang pintar? Atau kau minta bantuan ustaz? Sepertinya ada yang menempel di wajahmu kala itu!” ujar Umi Sepuh yang sejak tadi tak mengeluarkan kata-kata. Beliau hanya menyimak setiap kata yang ke luar dari mulut Winata.

“Tidak, Umi. Kala itu, atas saran dari orang tua Nety, aku ke luar dari rumah. Untuk sementara aku tinggal di rumah orang tuaku yang belum lama meninggal dunia. Orang tuaku wafat karena penyakit aneh. Aku sendiri tidak tahu, apakah sakit yang diderita kedua orang tuaku ada korelasinya dengan sikap Nety kepadaku? Sampai saat ini pun pertanyaan itu belum mendapat jawaban.” Suara Winata melemah. Dia terisak. Kepiluan masa lalu yang menimpa Winata rupanya begitu berat.

Bersambung…

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ternyata Pak Winata memiliki kisah pilu di masa lalu. Bagaimana selanjutnya? Pastii kutuunggu lanjutannya

11 Nov
Balas

Lanjut Bu, hehehe

12 Nov
Balas



search

New Post