Lorong Harapan
Lorong sepi .....
Tak berpenghuni, sepi ,sunyi hampa tiada isi
Tawa, canda ,celotehan bocah bocah itu tak terdengar lagi
Terbelenggu pandemi
Berdebu bangku dan pintu
Tertindih anganku yang jauh membuih
Papan tulis pun rindu goresan tanganmu
Rindu pula tatkala anak anak itu berebut maju
Tapi itu dulu...
Angin segar penuh cinta berhembus
Menerpa dedauan, membelai jiwa yang haus
Lorong itu kembali terisi
Derap sepatu, tawa ceria, bahagia hati
Asa siap untuk dirajut kembali
Berpadu semangat kobarkan nyali
Pantang menyerah masa depan gemilang menanti
Tangan tangan kecil itu mulai menari nari di lembaran putih
Menggoreskan lukisan masa depan, meski sedikit tertatih
Terus dan Terus mengalirkan api pemantik diri
Tetaplah semangat anak anak merajut mimpi
Mimpi yang pernah singgah dihati
Endri Astuti, S.Pd
Poncol, 3 Desember 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tiga november apa desember bun?
Terimakasih Bunda Murini
....puisi yang bagus. lanjut bunda Endri. salam sehat selalu
Terimakasih, Bunda Sri. Salam sehat selalu