Media Guru Indonesia. Terdengar biasa saja, tak punya daya tarik. Itu yang saya rasakan sebelum mengenal apa dan ada apa di media guru.

Benar kata pepatah "tak kenal maka tak sayang". Supaya tumbuh rasa sayang maka harus kenal. Kalo ga kenal ya kenalan dong ....

Workshop Inobel SMP Bulan Juli 2018 adalah awal dari perkenalan itu. Ibu Ana Rohdiana, M.Pd, guru salah satu SMP di Indramayu yang menjadi mak comblang.

Bermula dari rasa kantuk yang menyerang dengan dahsyat saat menerima salah satu materi. Mendorong otak berfikir bagaimana menghalau serangan dadakan ini atau hanya sekedar bertahan agar tak sampai hilang kesadaran. Keputusan akhir yang diambil oleh otak adalah berpindah duduk ke barisan tengah dan mencari kegiatan menarik ... "ngobrol". Aktivitas tak terpuji dan tak layak ditiru, tapi apa daya ini cara jitu yang bisa dilakukan untuk bertahan dalam kesadaran.

Allah maha berkehendak. Bagaimana kaki ini bergerak membawa tubuh berpindah duduk ke arah bu Ana, padahal saat itu kami belum saling kenal.

Obrolan terjadi begitu saja. Mulai dari pengalaman membuat inovasi pembelajaran sampai membuat buku.

Punya buku karya sendiri. Keren. Salah satu Cita-cita yang belum terwujud. Bu Ana memperlihatkan buku karyanya sebagai hasil dari pelatihan SAGUSABU (Satu Guru Satu Buku) oleh Media Guru Indonesia. Selain itu, proses pelatihan, penyusunan, pencetakan, sampai pemasaran buku di media guru Indonesia dipaparkannya dengan jelas. Sangat menarik.

Entah apa yang dijelaskan pemateri saat itu. Obrolan kami telah berubah wujud menjadi kelas baru. Kelas dalam kelas. Setiap kali fokus saya pindahkan pada pemateri, serangan kantuk itu kembali menyerang. Astagfirullahaladzim.

Daripada juntai di kelas, mending browsing jadwal pelatihan Sagusabu di Internet. Bulan Agustus 2018 media guru Indonesia akan mengadakan pelatihan sagusabu di Bandung. Itu informasi yang saya peroleh. Kesempatan besar untuk menjajaki hubungan lebih dalam dengan media guru.

Mohon maaf sebesar-besarnya pada bapak pemateri. Tanpa mengurangi rasa hormat, hari ini saya izin tak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

Materi berakhir bersamaan dengan berakhirnya obrolan kami. Alhamdulillah, bertahan sampai akhir dalam sadar. Meski sebagian besar materi sepertinya tak dapat tersimpan dalam otak.

Lima hari mengikuti workshop yang berakhir dengan proses perbaikan karya tulis. Ada rasa jenuh. Sepertinya akan lebih menyenangkan jika dapat menulis bebas, menuangkan isi hati.

Singkat cerita workshop berakhir. Dua minggu setelah itu saya daftar dan mengikuti pelatihan sagusabu. Didampingi oleh suami, sama-sama berjuang menjawab tantangan mewujudkan satu buah karya dalam bentuk buku dalam kurun waktu satu bulan.

Semangat yang ditularkan Mr. CEO, bapak Muhamad Ihsan menjadi modal dasar kami dalam berkarya.

Satu guru satu buku, selesai juga dalam satu bulan. Meski tak sempurna. Sebuah terobosan baru di sekolah tempat saya mengajar.

Karena karya itu, saat ini saya di daulat untuk membina program giat literasi sekolah. Yakin bisa, pasti bisa, InshaaAllah. Target pertama program Giat literasi yang saya buat adalah launching buku kumpulan karya siswa dan atau guru pada hari pendidikan nasional, Mei 2019.

Tak ada yang tak mungkin, meski masih tertatih dengan segala hambatan yang ada. Takdir bukanlah suatu kebetulan, tapi hal yang diusahakan.

Semoga Allah melancarkan perjuangan ini. Janji hati untuk memperbaiki kesalahan saat melakukan perbuatan tak terpuji saat workshop inobel dengan sebuah karya nyata.

Tak bermaksud membuat pembenaran atas kesalahan yang saya perbuat saat workshop. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa semua ada hikmahnya.

Bahagia dan bangga dapat mengenal Media guru Indonesia.