Eneng rahmayanti

Guru IPA di SMPN 1 Jatinangor, memiliki hobi menulis. Buku karya perdana bejudul "Seribu Tanya, Sejuta Jalan", menjadi salah satu penulis pada antologi fabel ka...

Selengkapnya
Navigasi Web
TONG SETAN ATAU TONG STAND? (Tantangan hari ke-29#TantanganGurusiana)

TONG SETAN ATAU TONG STAND? (Tantangan hari ke-29#TantanganGurusiana)

Pasar malam, dari dulu sudah menjadi tempat hiburan bagi penduduk desa di daerah pinggir kota. Keberadaannya tak berjadwal. Berbagai permainan dan jajanan disediakan sebagai fasilitas untuk menarik perhatian penduduk untuk berkunjung.

Kincir raksasa, ontang-anting, ombak banyu, kora-kora,trampoline, komedi putar, rumah hantu, semua terpasang di tengah lapang. Bak Dufan mini. Oh ya, ada satu tempat yang menjadi tontonan favorit. Tontonan yang memicu adrenalih, menimbulkan decak kagum penontonnya, yaitu tong setan. Ini adalah tempat pertunjukkan seorang yang ahli mengendarai motor. Dia akan mengendarai motor dalam sebuah tong raksasa. Mengendarai dengan kecepatan tinggi, memutari tong dari bawak ke atas dan sebaliknya.

Tadi sore, pulang dari menunggu anak gadis latihan taekwondo. Bujangku merengek, mau main ke pasar malam yang ada di lapang tak jauh dari tempat latihan. Tempatnya tampak semarak dengan lampu kelap-kelip menempel di semua arena permainan. Namun tak terlalu ramai. Mungkin karena hujan gerimis yang mewarnai sore. Banyak penduduk yang mengurungkan niatnya untuk berkunjung.

Dari semua fasilitas permainan, ada satu yang sangat menarik perhatian. Sebuah tong raksasa bertuliskan “Tong Stand”. Yup, ini adalah “Tong Setan”. Sebenarnya dari dulu saya tak pernah tertarik untuk membaca nama yang terpampang pada setiap permainan. Sebutan “Tong Setan” pun saya peroleh dari orang-orang yang berkunjung ke pasar malam.

Apa nama permainan ini telah berubah dari tong setan menjadi tong stand?. Atau dari dulu memang tertulis tong stand, tetapi orang-orang yang pada dasarnya memang punya minat baca yang lumayan rendah mendengarnya sebagai tong setan. Jadilah nama ini yang dikenal masyarakat.

Seperti sebutan “Pangeran Kornel” pada salah seorang pangeran dari wilayah Sumedang, Jawa Barat. Patungnya yang bersalaman menggunakan tangan kiri dengan petinggi Belanda di zaman penjajahan berdiri tegak di jalan Cadas Pangeran Sumedang. Jalan yang menjadi saksi bisu kekejaman Belanda terhadap pribumi. Tak terbayang bukit berbatu diterobos menjadi jalan menggunakan tenaga manusia tanpa bantuan alat berat.

Sebagai pemimpin, Pangeran Kusumadinata XI memimpin perlawanan terhadap penjajah. Keberaniannya membuat penjajah Belanda kagum dan memanggilnya “Kolonel”. Panggilan ini terdengar seperti “Kornel”. Jadilah masyarakat memanggilnya Pangeran Kornel. Konon begitulah cerita mengapa pangeran Kusumadinata dijuluki sebagai “Pangeran Kornel”.

Oke, kembali ke masalah “Tong Setan”. Apakah “Tong Setan” telah berubah nama menjadi “Tong Stand”. Atau dari dulu namanya memang “Tong Stand” tapi terdengar menjadi “Tong Setan”?. Penasaran dengan kebenaran sejarah tong setan. Bagi pembaca yang mengetahuinya, boleh isi di kolom komentar ya…..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post